Benthik Yogyakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Riswija (bicara | kontrib)
Sudah diwikifikasi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Riswija (bicara | kontrib)
Sepertinya penautannya sudah cukup
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Baris 10:
 
===Cara bermain===
Benthik diawali dengan membuat lowakan atau ceruk kecil di tanah tempat janak akan diletakkan, posisinya melintang di atasnya. Agar tongkat tak mudah patah saat digunakan, hanya kayu berstruktur ulet dan kuat yang boleh digunakan, seperti kayu pohon Jambu Biji, Mangga, Klengkeng[[Lengkeng]], [[Kemuning]], atau sejenisnya.
 
Benthik diawali dengan hongpimpa[[hompimpa]]. Tentunya siapa yang menang, maka akan memperoleh giliran main yang pertama. Sementara itu, pihak yang kalah mau tak harus menunggu. Selanjutnya, pemain memasang tongkat yang pendek di atas lubang luncur secara melintang. Lalu, tongkat janak harus didorong sekuat tenaga dengan bantuan benthong, supaya dapat melambung sejauh mungkin. Dalam [[bahasa Jawa]], ini disebut sebagai nyuthat.
 
Bila lawan berhasil menangkap janak yang melambung tersebut, maka ia akan mendapatkan angka. Pihak lawan biasanya akan berusaha sebisanya untuk dapat menangkap janak, agar mendapatkan angka sebelum gilirannya untuk bermain. Besarnya angka ditentukan dari cara pihak lawan menangkap janak; 10 angka untuk menangkap dengan kedua tangan, 25 angka untuk menangkap dengan tangan kanan saja, dan 50 angka apabila berhasil menangkap dengan tangan kiri saja.
Baris 21:
 
===Hikmah===
Permainan benthik tidak sekadar menyenangkan, tapi di dalamnya juga terkandung [[falsafah]] kehidupan yang dapat dipetik pada kehidupan nyata. “Hongpimpa Alaium Gambreng”, kalimat yang biasa diucapkan oleh para pemain sebelum permainan dimulai – untuk menentukan siapa yang berhak bermain terlebih dahulu – memiliki makna agung, “Dari Tuhan, kembali ke Tuhan, mari kita bermain.” Kalimat ini merupakan sebuah pengingat disaat bermain, sekalipun bahwa manusia adalah milik Tuhan. Karena kita ada yang memiliki, maka dari itu setiap perbuatan akan dipertanggung-jawabkan kepada Dzat Pemilik kita, yaitu Tuhan YMEYang Maha Esa.
 
== Referensi ==