Muktazilah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Memperbaiki ejaan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 15:
#* Allah adalah tunggal. Sifat Allah adalah dzat-Nya itu sendiri. Allah tidak boleh diserupakan dengan makhluk. Sehingga dalam hal ini Muktazilah sangat menentang keras pemberian atribut [[antropomorfisme]] pada Tuhan.<ref>{{Cite journal|last=Dhanani|first=Alnoor|date=2014-07-01|title=Basran Mu'tazilite Theology: Abu 'Ali Muhammad b. Khallad's Kitab al-Usul and Its Reception|url=https://go.gale.com/ps/i.do?p=AONE&sw=w&issn=00030279&v=2.1&it=r&id=GALE%7CA396604130&sid=googleScholar&linkaccess=abs&userGroupName=anon%7E8b9f3ef2&aty=open-web-entry|journal=The Journal of the American Oriental Society|language=English|volume=134|issue=3|pages=548–550}}</ref><ref>{{Cite book|last=Al-Qadi Abd Al-Jabbar|title=Sharḥ al-Uṣūl al-Khamsa (شرح الأصول الخمسة)|location=Baghdad|url-status=live}}</ref>
#* [[Alquran|Al-Quran]] adalah makhluk. Definisi dari makhluk disini adalah segala sesuatu yang diciptakan Allah. Sehingga Al-Quran sudah pasti merupakan ciptaan Allah. Jadi Al-Quran tidaklah mungkin bersifat kekal (qadim) bersama dengan dzat Allah.<ref>{{Cite journal|last=Campanini|first=Massimo|date=2012-01|title=The Mu‘tazila in Islamic History and Thought|url=https://compass.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1749-8171.2011.00273.x|journal=Religion Compass|language=en|volume=6|issue=1|pages=41–50|doi=10.1111/j.1749-8171.2011.00273.x|issn=1749-8171}}</ref>
# '''Al-'Adl العدل - Keadilan Tuhan.''' Dalam menghadapi permasalahan adanya kejahatan dan kesengsaraan di dunia. Muktazilah mencoba menyelesaikan wacana teologis bahwa karena Allah itu maha adil dan bijaksana, Dia tidak mungkin memerintahkan dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan akal. Allah tidak mungkin melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan kesejahteraan makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Oleh karena itu, segala kejahatan, kekejaman, dan kesengsaraan yang ada di dunia harus dianggap sebagai sesuatu yang bersumber murni dari kesalahan manusia, yang timbul karena [[kehendak bebas]] manusia.<ref>{{Cite book|last=Martin|first=Richard C.|last2=Woodward|first2=Mark|last3=Atmaja|first3=Dwi Surya|last4=Atmaja|first4=Dwi S.|date=1997-10|url=https://books.google.com/books?id=R03YAAAAMAAJ&q=defenders+of+reason|title=Defenders of Reason in Islam: Mu'tazililism from Medieval School to Modern Symbol|publisher=Oneworld Publications|isbn=978-1-85168-147-1|language=en}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Campanini|first=Massimo|date=2012-01|title=The Mu‘tazila in Islamic History and Thought|url=https://compass.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1749-8171.2011.00273.x|journal=Religion Compass|language=en|volume=6|issue=1|pages=41–50|doi=10.1111/j.1749-8171.2011.00273.x|issn=1749-8171}}</ref>
# '''Al-Wa'd wa al-Wa'id الوعد و الوعيد - Janji dan Ancaman'''. Muktazilah percaya bahwa Allah tidak akan ingkar janji: memberi pahala pada seseorang yang berbuat kebaikan dan memberi siksa pada seseorang yang berbuat kejahatan.<ref>{{Cite book|last=Al-Khayyat|first=|date=1957|title=Kitab al-Intisar|pages=93|url-status=live}}</ref>
# '''Al-Manzilah bayna al-Manzilatayn المنزلة بين المنزلتين - Posisi di Antara Dua Posisi.''' Konsep ini dicetuskan [[Wasil bin Atha']] yang membuatnya berpisah dari gurunya yakni [[Hasan al-Bashri|Hasan Al-Bashri]], bahwa seorang Muslim yang berdosa besar, statusnya bukan digolongkan sebagai mukmin ataupun kafir, melainkan masuk ke dalam golongan fasik.<ref>{{Cite book|last=Martin|first=Richard C.|last2=Woodward|first2=Mark|last3=Atmaja|first3=Dwi Surya|last4=Atmaja|first4=Dwi S.|date=1997-10|url=https://books.google.com/books?id=R03YAAAAMAAJ&q=defenders+of+reason|title=Defenders of Reason in Islam: Mu'tazililism from Medieval School to Modern Symbol|publisher=Oneworld Publications|isbn=978-1-85168-147-1|language=en}}</ref>
|