Muktazilah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bourguoese565 (bicara | kontrib)
Memperbaiki sumber dan diksi
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Bourguoese565 (bicara | kontrib)
Memoerbaiki ejaan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 29:
Muktazilah menikmati dukungan luas oleh pemerintah pada masa kepemimpinan khalifah [[Al-Ma'mun]] (memimpin 813–833 M). Banyak wazir dan penasihat istana dari kalangan Muktazilah diangkat oleh Al-Ma'mun. Tak berhenti sampai disitu, kala itu Al-Ma'mun bahkan mengangkat Muktazilah sebagai mazhab resmi negara. Hal itu terjadi bersamaan dengan puncak [[Zaman Kejayaan Islam]], dimana Al-Ma'mun mendukung upaya penerjemahan manuskrip-manuskrip Yunani kuno dan pengembangan ilmiah di daulah Abbasiyah. Dukungan penuh dari pemerintah Abbasiyah kala itu menyebabkan beberapa [[Polimatik|polimat]] dan [[filsuf]] dari kalangan Muktazilah seperti [[Al Jahiz]] dan Ibrahim Al Nazzam mulai bermunculan dan semakin aktif menelurkan karya-karyanya.<ref>{{Cite book|last=Zaman|first=Muhammad Qasim|date=1997|url=https://en.m.wiki-indonesia.club/wiki/Special:BookSources/978-9-00410-678-9|title=Religion and politics under the early ʻAbbāsids: the emergence of the proto-Sunnī elite|location=Leiden ; New York|publisher=Brill|isbn=978-90-04-10678-9|series=Islamic history and civilization : studies and texts}}</ref>
 
Disaat yang bersamaan, ulama tekstualis seperti [[Ahmad bin Hanbal|Ahmad bin Hambal]] yang terkenal vokal menentang [[rasionalisme]] Muktazilah terpaksa diadili oleh rezim Muktazilah yang saat itu berada di tampuk kekuasaan. Tak hanya Ahmad bin Hambal, banyak ulama tradisionalis dan golongan Hanabilah ditangkap oleh rezim Muktazilah pada saat itu karena mereka terbukti berupaya menggalang pemberontakan, peristiwa ini dikenal sebagai MinhaMihnah.<ref>{{Cite book|last=Zaman|first=Muhammad Qasim|date=1997|url=https://books.google.com/books?id=0xkpdl6UVOwC&pg=PA106|title=Religion and Politics Under the Early ʻAbbāsids: The Emergence of the Proto-Sunnī Elite|publisher=BRILL|isbn=978-90-04-10678-9|language=en}}</ref>
 
Pasca wafatnya Al-Ma'mun pada tahun 833 M. Dua khalifah selanjutnya, yakni [[Al-Mu'tashim Billah|Al-Mu'tasim]] dan [[Al-Watsiq]] masih melanjutkan dukungannya terhadap doktrin Muktazilah. Hingga dimulainya kepemimpinan [[Al-Mutawakkil]] yang dikenal karena dukungannya terhadap doktrin Hanabilah yang tekstualis, sejak saat itu Muktazilah mengalami persekusi. Hal tersebut menandai awal dari hilangnya pengaruh Muktazilah dari kancah peradaban Islam.<ref>{{Cite book|last=Zaman|first=Muhammad Qasim|date=1997|url=https://books.google.com/books?id=0xkpdl6UVOwC&pg=PA106|title=Religion and Politics Under the Early ʻAbbāsids: The Emergence of the Proto-Sunnī Elite|publisher=BRILL|isbn=978-90-04-10678-9|language=en}}</ref>