Rano Karno: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: pranala ke halaman disambiguasi |
|||
Baris 88:
Kebiasaannya membaca kemudian membantunya mendapatkan pekerjaan akting pertamanya.{{sfn|Hamdani 2010, Indonesian Star Rano}} Pada usia sepuluh tahun, ia menghadiri audisi untuk produksi film ''[[Malin Kundang (film)|Malin Kundang]]''{{sfn|Hamdani 2010, Indonesian Star Rano}}. [[D. Djajakusuma|Sutradara]], terkesan dengan pengetahuan Karno tentang cerita, memberikan dia peran.{{sfn|Hamdani 2010, Indonesian Star Rano}} Awalnya, ayahnya tidak mendukung pilihannya karena Noer yang lebih tua khawatir Karno akan terus miskin.{{sfn|Hamdani 2010, Indonesian Star Rano}}
Sejak umur sembilan tahun, Rano sudah diajak ayahnya membintangi film ''[[Lewat Tengah Malam]]'', memerankan tokoh anak. Namanya mulai dikenal lewat film ''[[Si Doel Anak Betawi]]'' (1972) karya [[Sjuman Djaja]] yang diangkat dari cerita [[Aman Datoek Madjoindo]]. Dalam film itu, putra ketiga dari enam bersaudara pasangan [[Soekarno M. Noer]] ([[Minang]]) dan Lily Istiarti ([[
Pada tahun 1990, Karno beralih ke penyutradaraan; melalui adaptasi serial ''[[Si Doel Anak Sekolahan]]'', meskipun awalnya ditolak oleh studio karena terlalu "kedaerahan", sangat sukses dan berjalan selama enam musim.{{sfn|Hamdani 2010, Indonesian Star Rano}} Dari 1997 hingga 2002, ia menjabat sebagai anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia]], dan dari 2002 hingga 2007, Karno menjabat sebagai Duta Niat Baik [[UNICEF]], mempromosikan literasi.{{sfn|TokohIndonesia.com, Si Doel, Wagub}}{{sfn|Hamdani 2010, Indonesian Star Rano}}
|