Ratu Surga: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ref |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
Baris 4:
[[Berkas:SalusPopuliromanicrowned.jpg|jmpl|ka|200px|''Salus Populi Romani'' dimahkotai demi Tahun Maria 1954]]
'''Ratu Surga''' adalah sebuah gelar yang diberikan kepada Perawan Suci Maria oleh umat Kristiani, terutama umat Katolik dan Ortodoks. Gelar ini merupakan konsekwensi dari [[Konsili Efesus]] dimana Sang Perawan Maria dinyatakan sebagai Bunda Allah. Umat [[Kekristenan|Kristen]] Ortodoks dan Katolik juga percaya bahwa [[Maria Diangkat ke Surga|Maria diangkat ke surga]], sesuatu yang menjadi dogma dalam [[Gereja Katolik Roma]] semenjak tahun 1950.
Dogma Katolik menyatakan bahwa Maria berada di surga, Bunda Allah yang Tak Bernoda, Sang Perawan Abadi Maria, setelah menyelesaikan perjalan kehidupan duniawinya, yang tubuh dan jiwanya diangkat ke dalam kemegahan surgawi<ref> Constitution Munificentissimus Deus, no 44</ref> Gelar ''Ratu Surga'' telah menjadi sebuah tradisi Katolik, termasuk di dalam doa-doa dan karya sastra devosi, dan terlihat di dalam kesenian Barat yang bertemakan Pemahkotaan Sang Perawan, mulai dari Abad Pertengahan Tinggi, jauh sebelum hal ini diberikan status resmi oleh Gereja. Gelar ini dimasukkan oleh [[Paus Pius XII]] di dalam ensiklik-nya mengenai Ratu Surga, ''[[Ad Caeli Reginam]]''.<ref>[http://www.vatican.va/holy_father/pius_xii/encyclicals/documents/hf_p-xii_enc_11101954_ad-caeli-reginam_en.html Encyclical '''''Ad Caeli Reginam''''' on the Vatican website] </ref> Selama berabad-abad, umat Katolik, saat mengucapkan devosi Litani Loreto, merujuk Maria sebagai ratu surga.
Baris 10:
Gereja Ortodoks Timur tidak mendukung dogma Katolik ini, tetapi memiliki dalam dirinya sendiri sejarah liturgi yang kaya (berbagai himne, khotbah, patung) mengenainya. Tema-tema yang dipakai antara lain naiknya Maria ke surga bersama para malaikat, berkumpulnya para rasul di sekeliling Perawan Maria yang sedang sekarat, prosesi pemakamannya, makamnya yang kosong dan, Maria di surga.<ref>Kallinikos, Koimesis, Marienlexikon, 598</ref> Umat Ortodoks juga memiliki sebuah sejarah kepercayaan devosi yang kebanyakan berasal dari ''Liber de Transitu Mariae'' (Buku peralihan Maria) yang diperkirakan dibuat di akhir abad ke-4.<ref>Kallinikos, 598</ref>
Agama Protestan dan tokoh reformasi gereja pada masa-masa awal seperti [[Martin Bucer]], Johannes Brenz dan Bullinger menerima keberadaan Maria di surga sebagai sesuatu yang terbukti sendiri seperti halnya perihal iman.<ref>Bäumer, Marienlexikon, 200.</ref> Johannes Oecolampadius menganggap Maria sebagai leher dari Tubuh Mistis Kristus dan ''Ratu Semua Kuasa Surgawi''<ref>Bäumer 673</ref> [[Martin Luther]], dalam sebuah khotbahnya pada tahun 1522 pada ''Pesta Pengangkatan Maria ke Surga'' menyatakan bahwa Maria berada di surga, tetapi menolak untuk membahas bagaimana ia bisa berada di sana karena ketiadaan bukti dari Kitab Suci.<ref>Bäumer, Marienlexikon, 200.</ref> Dalam perkembangan teologi berikutnya di dalam agama Protestan, penghormatan kepada Maria ditentang secara luas. [[Mariologi]], ''"sebuah hal asing bagi teologi Protestan, menjadi suatu sarana untuk mengajarkan perbedaan.''<ref>Bäumer, 200</ref> Dalam konteks ini, pertanyaan mengenai Maria sebagai Ratu Surga tidak pernah muncul.
''Ratu Surga'' adalah sebuah gelar Maria yang menimbulkan penghormatan yang diwujudkan di dalam teologi, sastra dan liturgi seperti Ibadat Harian, musik dan karya seni. Semenjak [[Konsili Efesus]], kehadiran gambaran Maria didorong keberadaannya sehingga menghasilkan banyak penggambaran maria sebagai ''Regina'' (ratu) sepanjang masa. Kota-kota di Italia dan tempat-tempat lain menyatakan Ratu Surga sebagai Ratu Siena, ''Massa Marittima'', ''San Gimignano'' namun juga ratu bagi daerah [[Bavaria]].<ref>Marienlexikon 596</ref>
|