Multikulturalisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 23955620 oleh Candro Sinaga (bicara) spam pranala Tag: Pembatalan |
Oh Universe (bicara | kontrib) →Multikulturalisme di Indonesia: menambah butir, pranala dalam dan menambah referensi |
||
Baris 19:
Berbagai macam pengertian dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik multikulturalisme yang diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh bernama Parekh (1997:183-185) membedakan lima macam multikulturalisme (Azra, 2007, meringkas uraian Parekh):
# Multikulturali, mengacu pada masyarakat di mana berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain.
# [[Multikulturalisme akomodatif]]<ref>{{Cite web|date=2022-02-21|title=Multikulturalisme - Definisi, Jenis, dan Contoh di Indonesia|url=https://www.zenius.net/blog/multikulturalisme-sosiologi-kelas-11|language=id-ID|access-date=2024-11-25}}</ref>, yaitu masyarakat yang memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan meraka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara Eropa.
# [[Multikulturalisme otonomis]], masyarakat plural di mana kelompok-kelompok kutural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (''equality'') dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat di mana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.
# [[Multikulturalisme kritikal]] atau interaktif, yakni masyarakat plural di mana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (''concern'') dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka.
# [[Multikulturalisme kosmopolitan]], berusaha menghapus batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.<ref>[Mubarak, Zakki, dkk. Buku Ajar II, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian terintegrasi (MPKT) cet. Kedua. 2008: Manusia, Akhlak, Budi Pekerti dan Masyarakat, Depok: Penerbit FE UI]</ref>
== Multikulturalisme di Indonesia ==
Baris 30:
Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.
Dari sinilah muncul istilah multikulturalisme. Banyak definisi mengenai multikulturalisme, diantaranya multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan dunia -yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan- yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam “politics of recognition” (Azyumardi Azra, 2007). [[Lawrence Blum]]<ref>{{Cite web|title=Professor of Philosophy {{!}} Home|url=http://www.lawrenceblum.net/|website=Lawrence Blum|language=en|access-date=2024-11-25}}</ref> mengungkapkan bahwa multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan, dan penilaian atas budaya seseorang, serta penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain.
Berbagai pengertian mengenai multikulturalisme tersebut dapat disimpulkan bahwa inti dari multikulturalisme adalah mengenai penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain. Setiap orang ditekankan untuk saling menghargai dan menghormati setiap kebudayaan yang ada di masyarakat. Apapun bentuk suatu kebudayaan harus dapat diterima oleh setiap orang tanpa membeda-bedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.
Baris 37:
Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat.
Multikulturalisme di Indonesia adalah konsep yang menggambarkan keberagaman budaya, etnis, agama, dan bahasa yang ada di negara ini. Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat keanekaragaman yang sangat tinggi, yang mencakup lebih dari 300 kelompok etnis dan berbagai bahasa daerah.
Beberapa poin penting tentang multikulturalisme di Indonesia:
===== Keberagaman Etnis dan Budaya =====
Indonesia terdiri dari berbagai kelompok etnis seperti Jawa, Sunda, Batak, Minangkabau, Bugis, Bali, Kaili, Lombok, Dayak, Madura dan masih banyak lagi. Setiap kelompok etnis memiliki budaya, adat istiadat, dan bahasa yang unik.
===== Pancasila sebagai Dasar Ideologi =====
Pancasila, sebagai dasar ideologi negara, menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman. Prinsip ''[[Bhinneka Tunggal Ika]]'' yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu" mencerminkan semangat multikulturalisme di Indonesia.
===== Pengakuan dan Penghargaan terhadap Keberagaman =====
Multikulturalisme di Indonesia mencakup pengakuan dan penghargaan terhadap berbagai budaya yang ada. Ini tercermin dalam berbagai kebijakan dan program pemerintah yang mendukung pelestarian budaya lokal dan mendorong kerukunan antarumat beragama.
===== Peran Pendidikan =====
[[Pendidikan di Indonesia]] juga memainkan peran penting dalam mempromosikan multikulturalisme. [[Kurikulum]] sekolah mencakup materi tentang keberagaman budaya dan pentingnya [[toleransi]] serta kerukunan antarumat beragama dapat ditemukan dalam beberapa subyek mata pelajaran dari tingkat dasar hingga [[pendidikan tinggi]].
Meskipun multikulturalisme di Indonesia memiliki banyak kelebihan, masih ada tantangan yang harus dihadapi, seperti konflik antar kelompok etnis dan agama, serta [[diskriminasi]]. berbagai upaya terus dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan ini dan memperkuat persatuan nasional.
== Lihat pula ==
|