Abdul Kadir Usman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh Syamsulalam77 (bicara) ke revisi terakhir oleh IShowMuhammad()
Tag: Pembatalan
Dayrintik (bicara | kontrib)
 
Baris 3:
 
== Riwayat Hidup ==
Masa kecil dan remaja dijalani di [[Liwa|Liwa, Lampung]] karena kedua orang tuannya. Ia merantau kesana sejak sebelum zaman Jepang. Menjelang [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Proklamasi tahun 1945]], Ia berhasil menamatkan [[Sekolah Rakyat]] di Balik Bukit, Liwa. Setelah itu, Ia kemudian meneruskan ke [[Madrasah tsanawiyah|Madrasah Tsanawiyah]]<nowiki/> dan berlanjut ke tingkat [[Aliyah]], tetapi tidak sampai tamat karena tahun 1950 orang tuanya kembali ke [[Pesisir Selatan]].
 
Karena Jiwa yang haus akan ilmu, Ia terus menimba ilmu, Abdul Kadir kemudian pindah ke Padang awal tahun 1950-an. Pendidikan SLTA yang terbengkalai, ia masuk berbagai kursus, seperti kursus tertulis hitung dagang hingga meraih sertifikat Bon B. Ia juga ikut kursus tertulis wartawan pada harapan karena ingin jadi wartawan.ketika Ketika masih belajar menulis, ia sudah menjadi sekretaris [[Sekretaris Persatuan Wartawan Pelajar Sumatra Tengah|Persatuan Wartawan Pelajar Sumatra Tengah]] yang diketuai oleh Noerbahrij Joesoef dengan harapan kelak menjadi wartawan ''[[ANTARA]]'' di Riau.
 
=== Pasca Perjuangan Kemerdekaan ===
Karier wartawan dan politik dijalaninya hampir bersamaan. setelah mendapat kursus wartawan, Ia mulai menulis di [[Harian Haluan|Harian ''Haluan'']] sejak pertengahan tahun 1950-an. Akan tetapi, menjelang [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|Pemilu 1955]], ia menjadi anggota [[Partai Masyumi|Partai Masjumi]] yang dipimpin oleh [[Mohammad Natsir]]. Waktu pemilu pertama, Ia sudah menjadi wakil Masjumi yang duduk dalam panitia pemilahan daerah (KPU).
 
Ketika terjadi [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia|Pergolakan Daerah (peristiwa PRRI)]], Ia ikut "ijok" alias mengungsi ke hutan bersama [[Azhar Muhammad]]. Karier wartawannya kemudian tidak berlanjut, karena ''[[HALUAN|Haluan]]'' kemudian dilarang terbit karena dituduh mendukung [[PRRI|PRR]]I dan ia sendiri sempat ditangkap dan ditahan oleh [[Tentara Nasional Indonesia|Tentara pusat]], tetapi kemudian dibebaskan.
Baris 14:
Bersilang dari [[PRRI]], Ia sempat menjadi wartawan dibeberapa media. Pertama di surat kabar ''panarangan di bawah pimpinan [[Zakaria Yamin]],kemudian ke mingguan Fakta yang dipimipin [[Annas Lubuk]].setelah [[Annas Lubuk]] keluar dari fakta,dan surat kabar itu berganti nama menjadi [[Duta Masyarakat|Duta masyarakat]],ia juga keluar.alasanya,koran itu ternyata mendukung [[faham Nasakom]] yang ditentangnya.''
 
Sementara itu, setelah Universitas dibuka kembali setelah sempat tutup semasa PRRI, terbuka kesempatan bagi Abdul Kadir untuk melanjutkan studinya. Ia ingin masuk Fakultas Hukum akan tetapi karena tidak memiliki ijazah setingkat SMA, Ia harus mengikuti ujian seleksi yang disebut [[Colloquium Doctum]]. Dandan Iaia lulus, sehingga bisa kuliah di Fakultas Hukum. Sementara di bidang politik, pertengahan tahun 1960-an itu Abdul Kadir sempat pula ikut mendirikan [[sekber Golkar]] tingkat [[Kabupaten Pesisir Selatan|Pesisir Selatan]]. Namun, karena berbeda pendapat dengan Bupati [[Zaini Zein]], ia kemudian keluar.
 
Ketika [[Partai Muslimin Indonesia|Parmusi]] kemudian berfusi dengan empat partai islam lain menjadi [[Partai Persatuan Pembangunan]]<ref>{{Cite book|title=121 Wartawan Hebat dari Ranah Minang dan Sejumlah Jubir Rumah Bagonjong|last=chaniago|first=Hasril|publisher=Panitia Pelaksana Daerah Hari pers Nasional 2018 Biro Humas Setda Provinsi Sumatera Barat|year=2018|isbn=|location=padang|pages=|url-status=live}}</ref>(PPP), ia kembali terpilih menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Barat|DPRD tingkat 1 Sumatera Barat]] dalam [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1977|Pemilu 1977]] dan terpilih lagi dalam [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1982|Pemilu 1982]]. Untuk periode 1982-1987 Abdul Kadir Usman bahkan terpilih pula sebagai Wakil Ketua DPRD.
 
== Referensi ==