Partai Rakyat Nasional (Indonesia): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
MesinKetik (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Nonatimur02 (bicara | kontrib) Menambahkan pranala dalam |
||
Baris 9:
| ideology = [[Nasionalisme]]
}}
'''Partai Rakyat Nasional''' (PRN) adalah sebuah [[partai politik]] nasionalis di Indonesia.<ref name="BPP">[[Feith, Herbert]]. ''[http://books.google.com/books?id=5bBHQwa0z8AC The Wilopo Cabinet, 1952-1953: A Turning Point in Post-Revolutionary Indonesia]''. Ithaca, N.Y.: Modern Indonesia Project, Southeast Asia Program, Dept. of Far Eastern Studies, Cornell University, 1958. p. 102</ref> Partai ini pada awalnya bernama [[Partai Nasional Indonesia|Partai Nasional Indonesia - Merdeka]], dan dibentuk pada Juli 1950 setelah perpecahan di dalam [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI). Perpecahan dengan PNI telah muncul di [[kongres]] partai bulan Mei pada tahun yang sama, ketika pengikut [[Sidik Djojosukarto]] (yang ditentang oleh pendiri [[PNI-Merdeka]]/PRN) telah menang (setelah perpecahan PNI mencap PRN sebagai ''[[sayap kanan]]'' dan ''[[kapitalis]]'').<ref name="prn"/> Dr. [[Djody Gondokusomo]] (mantan [[Daftar Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia|Menteri Kehakiman]]) adalah ketua partai ini.<ref name="prn2">[[Feith, Herbert]]. ''[http://books.google.com/books?id=VAH0W9uxoqoC The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia]''. An Equinox classic Indonesia book. Jakarta [u.a.]: Equinox, 2007. p. 491</ref> PRN memiliki 10 kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]], lima dari [[Republik Indonesia Serikat]] dan lima dari [[Majelis Permusyawaratan Federal|BFO]]. [[Abdullah Aidit]], salah satu anggota parlemen PRN, adalah ayah dari pemimpin [[PKI|Partai Komunis]], [[DN Aidit]].<ref>[[Feith, Herbert]]. ''[http://books.google.com/books?id=VAH0W9uxoqoC The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia]''. An Equinox classic Indonesia book. Jakarta [u.a.]: Equinox, 2007. pp. 128, 189</ref>
== Sejarah ==
Pada bulan Oktober 1950, mosi percaya diadakan di DPR terhadap [[Kabinet Natsir]]. PRN mendukung [[Kabinet Natsir]] dalam [[mosi tidak percaya]], kelompok parlemen tunggal tidak terwakili dalam pemerintah untuk melakukannya.<ref>[[Feith, Herbert]]. ''[http://books.google.com/books?id=VAH0W9uxoqoC The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia]''. An Equinox classic Indonesia book. Jakarta [u.a.]: Equinox, 2007. p. 153</ref> Kemudian, pada bulan yang sama, partai mengadopsi nama PRN.<ref name="prn">[[Feith, Herbert]]. ''[http://books.google.com/books?id=VAH0W9uxoqoC The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia]''. An Equinox classic Indonesia book. Jakarta [u.a.]: Equinox, 2007. p. 144</ref>
Pada tahun 1951 partai mengklaim memiliki dua juta anggota, meskipun angka yang mungkin sangat meningkat.<ref>[[Feith, Herbert]]. ''[http://books.google.com/books?id=VAH0W9uxoqoC The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia]''. An Equinox classic Indonesia book. Jakarta [u.a.]: Equinox, 2007. p. 125</ref> Pada Maret 1951, partai bergabung dengan [[Badan Permusyawaratan Partai Politik]], sebuah koalisi luas yang segera menjadi non-fungsional.<ref name="BPP" />
Ketika kabinet pertama [[Ali Sastroamidjojo]] dibentuk pada tahun 1953, pemimpin PRN Dr Djody Gondokusomo diangkat menjadi Menteri Kehakiman. Pada November 1953, ia bergabung dengan politisi PRN [[I Gusti Gde Raka|I Gusti Gde Rake]], yang menjadi [[Menteri Agraria]].<ref>[[Feith, Herbert]]. ''[http://books.google.com/books?id=VAH0W9uxoqoC The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia]''. An Equinox classic Indonesia book. Jakarta [u.a.]: Equinox, 2007. pp. 338-339</ref>
=== Pemilihan Umum 1955 ===
Dalam pemilihan [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955|parlemen tahun 1955]], PRN mendapat 242.125 suara (0,6% dari suara nasional), dan mendapat dua kursi di DPR (turun dari 13 sebelum pembubaran Dewan).<ref>[[Feith, Herbert]]. ''[http://books.google.com/books?id=VAH0W9uxoqoC The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia]''. An Equinox classic Indonesia book. Jakarta [u.a.]: Equinox, 2007. p. 435</ref> Setelah pemilu PRN bergabung dengan [[Fraksi Progresif Nasional]], bagian dari sepuluh anggota parlemen dari [[Jawa]].<ref>[[Feith, Herbert]]. ''[http://books.google.com/books?id=VAH0W9uxoqoC The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia]''. An Equinox classic Indonesia book. Jakarta [u.a.]: Equinox, 2007. p. 472</ref>
Pada tahun 1956 partai mengalami perpecahan, karena ada pembagian antara kepemimpinan Jawa (setia kepada Dr. Djody Gondokusomo) dan sekelompok pemimpin non-Jawa (dipimpin oleh [[Bebasa Daeng Lalo]]). Faksi Bebasa Daeng Lalo dihitung dengan dukungan dua menteri PRN dalam kabinet [[Burhanuddin Harahap]], [[Frits Laoh]] dan Gunawan.<ref name="prn2"/>
Pada akhir 1956 PRN mendukung konsepsi Presiden [[Sukarno]], pengenalan [[Demokrasi Terpimpin]] di Indonesia.<ref>[[Feith, Herbert]]. ''[http://books.google.com/books?id=VAH0W9uxoqoC The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia]''. An Equinox classic Indonesia book. Jakarta [u.a.]: Equinox, 2007. p. 543-544</ref>
== Sayap Wanita ==
Sayap perempuan dari PRN dikenal sebagai [[Wanita Nasional]]. Pada 1960, Wanita Nasional mengklaim memiliki 90 cabang.<ref>Martyn, Elizabeth. ''[http://books.google.com/books?id=OgXJ1JGsPpgC The women's movement in post-colonial Indonesia: gender and nation in a new democracy]''. London [u.a.]: RoutledgeCurzon, 2005. p. 219</ref>
== Referensi ==
|