Gefitinib: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu dirapikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 73:
==Penelitian==
==Efek samping==
Karena gefitinib adalah agen kemoterapi selektif, profil tolerabilitasnya lebih baik daripada agen sitotoksik sebelumnya. Reaksi obat yang tidak diinginkan (ADR) dapat diterima untuk penyakit yang berpotensi fatal.
 
[[Ruam]] seperti [[jerawat]] dilaporkan sangat umum. Efek samping umum lainnya (≥1% pasien) meliputi: diare, mual, muntah, anoreksia, stomatitis, [[dehidrasi]], reaksi kulit, [[cantengan]], peningkatan enzim hati asimtomatik, astenia, [[konjungtivitis]], [[blefaritis]].[20]
 
Efek samping yang jarang terjadi (0,1–1% pasien) meliputi: [[penyakit paru interstisial]], erosi [[kornea]], pertumbuhan bulu mata dan rambut yang tidak normal.[20]
 
==Resistensi==
Gefitinib dan penghambat EGFR generasi pertama lainnya mengikat protein reseptor secara reversibel, sehingga bersaing secara efektif untuk kantong pengikat ATP. Mutasi sekunder dapat muncul dan mengubah lokasi pengikatan. Mutasi yang paling umum adalah T790M, di mana treonin digantikan oleh metionin pada posisi asam amino 790, yang berada di domain pengikatan ligan yang biasanya mengikat ATP.<ref>{{cite journal | vauthors = Tan CS, Gilligan D, Pacey S | title = Treatment approaches for EGFR-inhibitor-resistant patients with non-small-cell lung cancer | journal = The Lancet. Oncology | volume = 16 | issue = 9 | pages = e447–e459 | date = September 2015 | pmid = 26370354 | doi = 10.1016/S1470-2045(15)00246-6 | url = https://www.repository.cam.ac.uk/handle/1810/252502 }}</ref> Treonin 790 adalah residu penjaga gerbang, yang berarti ia adalah kunci dalam menentukan spesifisitas dalam kantong pengikatan. Ketika bermutasi menjadi metionin, para peneliti awalnya berhipotesis bahwa ia menyebabkan penghambatan obat karena hambatan sterik dari metionin yang lebih besar yang dipilih untuk pengikatan ATP, bukan gefitinib.<ref>{{cite journal | vauthors = Ko B, Paucar D, Halmos B | title = ''EGFR'' T790M: revealing the secrets of a gatekeeper | journal = Lung Cancer: Targets and Therapy| year = 2017 | volume = 8 | pages = 147–159 | pmid = 29070957 | doi = 10.2147/LCTT.S117944 | pmc = 5640399 | doi-access = free }}</ref> Pada tahun 2008, mekanisme yang dihipotesiskan saat ini adalah bahwa resistensi terhadap gefitinib disampaikan dengan meningkatkan afinitas ATP EGFR pada tingkat enzimatik, yang berarti bahwa protein tersebut lebih suka mengikat ATP daripada gefitinib.<ref>{{cite journal | vauthors = Yun CH, Mengwasser KE, Toms AV, Woo MS, Greulich H, Wong KK, Meyerson M, Eck MJ | display-authors = 6 | title = The T790M mutation in EGFR kinase causes drug resistance by increasing the affinity for ATP | journal = Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America | volume = 105 | issue = 6 | pages = 2070–5 | date = February 2008 | pmid = 18227510 | doi = 10.1073/pnas.0709662105 | pmc = 2538882 | bibcode = 2008PNAS..105.2070Y | doi-access = free }}</ref>