#ALIH [[kewirausahaan]]
{{ref improve|date=April 2014}}
'''Kewirausahaan''' ({{lang-en|entrepreneurship}}) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan dan membawa visi ke dalam kehidupan.{{fact}} Visi tersebut bisa berupa ide [[inovatif]], ide berjualan, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.{{fact}} Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.{{fact}}. Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.<ref>{{Cite book|last=Puji Hastuti, Agus Nurofik, Agung Purnomo, Abdurrozzaq Hasibuan, Handy Aribowo, Annisa Ilmi Faried, Tasnim, Tasnim, Andriasan Sudarso, Irwan Kurniawan Soetijono, Didin Hadi Saputra, Janner Simarmata|date=2020|url=https://books.google.co.id/books?id=AaXTDwAAQBAJ|title=Kewirausahaan dan UMKM|location=Medan|publisher=Yayasan Kita Menulis|isbn=978-623-7645-41-2|url-status=live}}</ref> Kewirausahaan juga dapat dimaknai sebagai proses tindakan seorang wirausahawan sebagai orang yang selalu mencari sesuatu yang baru dan mengeksploitasi ide-ide tersebut menjadi peluang yang menguntungkan dengan menerima risiko dan ketidakpastian dengan perusahaan.<ref>{{Cite book|last=Agung Purnomo, Acai Sudirman, Abdurrozzaq Hasibuan, Andriasan Sudarso, Syafrida Hafni Sahir, Salmiah, Salmiah, Rini Mastuti, Dina Chamidah, Try Koryati, Janner Simarmata|date=2020|url=https://books.google.co.id/books?id=oSnbDwAAQBAJ|title=Dasar-Dasar Kewirausahaan: untuk Perguruan Tinggi dan Dunia Bisnis|location=Medan|publisher=Yayasan Kita Menulis|isbn=978-623-7645-60-3|url-status=live}}</ref>
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Dalam banyak literatur, pembahasan mengenai kewirausahaan sudah lama muncul <ref name=":1">{{Cite book|last=Raharja|first=Sam'un Jaja|last2=Purbasari|first2=Ratih|date=2014|url=http://repository.ut.ac.id/3864/|title=Kewirausahaan|location=Jakarta|publisher=Universitas Terbuka|isbn=978-979-011-912-3|volume=1|pages=1–41|language=en}}</ref>. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai usaha [[investasi]] dengan keuntungan yang didapat di masa depan.<ref name=":0">{{Cite web|date=2014-11-22|title=Entrepreneur definition & explanation|url=http://entrepreneurhandbook.co.uk/define-entrepreneur/|website=Entrepreneur Handbook|language=en-GB|access-date=2020-10-11}}</ref> Dalam bukunya, ia juga menjelaskan bahwa wirausahawan adalah seorang yang menanggung resiko<ref name=":1" />. Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.<ref name=":0" /> Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) wirausahawan merupakan seseorang yang didorong oleh keserbagunaan, ambisi, kecerdasan, dan kemampuan untuk mengumpulkan mengelompokkan, dan menggunakan informasi untuk mengolah sumber daya dan produk atau jasa,<ref>{{Cite journal|last=|first=|date=2017-09-01|title=Revisiting the evolutionism of Edith Penrose’s The theory of the growth of the firm: Penrose’s entrepreneur meets Veblenian institutions|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1517758016300674|journal=EconomiA|language=en|volume=18|issue=3|pages=299|doi=10.1016/j.econ.2017.03.002|issn=1517-7580}}</ref> sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan sebagai usaha pengisi jurang di saat pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.<ref>{{Cite web|title=X-efficiency theory of entrepreneurship – Entrepreneurship Theories|url=https://www.entrepreneurshiptheories.com/discovery-theories-of-entrepreneurship/x-efficiency-theory-of-entrepreneurship/|language=en|access-date=2020-10-11|archive-date=2020-10-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20201017090336/https://www.entrepreneurshiptheories.com/discovery-theories-of-entrepreneurship/x-efficiency-theory-of-entrepreneurship/|dead-url=yes}}</ref> Menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah disiplin ilmu dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.<ref>{{Cite web|date=0000-00-00 00:00:00|title=Entrepreneurship|url=https://www.inc.com/encyclopedia/entrepreneurship.html|website=Inc.com|access-date=2020-10-11}}</ref> Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut [[wirausahawan]] atau wiraswasta. {{sfn|Widodo|year=2015|page=6}} Sikap mental wiraswasta dapat dibagi menjadi komponen kogintif, komponen afektif, dan komponen kognatif. {{sfn|Widodo|year=2015|page=11}}
== Etimologi ==
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan [[usaha]]. Wira berarti pejuang, [[pahlawan]], manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani, laki-laki, dan berwatak agung. Usaha adalah aktivitas yang mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan tertentu.<ref>{{Cite web|last=Ahmad|title=Pengertian Kewirausahaan: Konsep, Tujuan, Sifat Dan Jenis Wirausaha|url=https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kewirausahaan/|language=en-US|access-date=2021-06-30}}</ref> Secara harfiah, wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Namun, para ahli memiliki pengertian yang berbeda-beda tentang wirausaha.<ref>{{Cite book|last=Dewi|first=Kurnia|last2=Yaspita|first2=Hasanah|last3=Yulianda|first3=Airine|date=2020-01-01|url=https://books.google.co.id/books?id=qGfeDwAAQBAJ&lpg=PR4&pg=PA2#v=onepage&q&f=false|title=Manajemen Kewirausahaan|location=|publisher=Deepublish|isbn=978-623-02-0811-9|pages=2|language=id|url-status=live}}</ref> Seorang yang melakukan kegiatan wirausaha kemudian disebut sebagai wirausahawan (''entepreneur''), seorang wirausahawan juga biasa disebut dengan wiraswasta yang berarti seseorang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.<ref>{{Cite web|title=Hasil Pencarian - KBBI Daring|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/wiraswasta|website=kbbi.kemdikbud.go.id|access-date=2021-06-30}}</ref>
== Sejarah kewirausahaan ==
Istilah ''entrepreneur'' dalam [[bahasa Inggris]] [[Kata serapan|diserap]] dari [[bahasa Prancis]]. Kata tersebut pertama kali muncul dalam kamus Perancis berjudul ''Dictionnaire Universel de Commerce'' yang disusun oleh Jacques des Bruslons dan diterbitkan pada tahun 1723. Kata entrepreneur dalam Bahasa Prancis berasal dari kata ''entre'' yang berarti antara dan ''prendre'' yang berarti mengambil.<ref>{{Cite book|last=Ananda|first=Rusydi|last2=Rafida|first2=Tien|date=2016|url=http://repository.uinsu.ac.id/3581/1/2.%20BUKU%20PENGANTAR%20KEWIRAUSAHAAN.pdf|title=Buku Pengantar Kewirausahaan|location=Medan|publisher=Perdana Publishing|isbn=|editor-last=Rifai|editor-first=Muhammad|pages=1|url-status=live|access-date=2020-10-11|archive-date=2020-10-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20201014133807/http://repository.uinsu.ac.id/3581/1/2.%20BUKU%20PENGANTAR%20KEWIRAUSAHAAN.pdf|dead-url=yes}}</ref> Saat itu, istilah ini digunakan pada orang-orang yang membawa sesuatu di dalam perjalanan mereka melewati sesuatu yang berisiko. Pada jaman tersebut istilah ''adventurer'' "petualang" digunakan untuk merujuk pada hal yang sama.<ref>{{Cite book|last=Carlen|first=Joe|date=2016-10-11|url=https://books.google.co.id/books?id=8tkbDQAAQBAJ&lpg=PA1&pg=PA1#v=onepage&q&f=false|title=A Brief History of Entrepreneurship: The Pioneers, Profiteers, and Racketeers Who Shaped Our World|location=|publisher=Columbia University Press|isbn=978-0-231-54281-4|pages=1|language=en|url-status=live}}</ref> Studi tentang kewirausahaan dimulai sejak akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18 oleh [[ekonom]] Irlandia-Prancis [[Richard Cantillon]].<ref>{{Cite web|last=Rothbard|first=Murray N.|date=26 Oktober 2010|title=Richard Cantillon: The Founding Father of Modern Economics|url=https://mises.org/library/richard-cantillon-founding-father-modern-economics|website=Mises Institute|language=en|access-date=9 Oktober 2020|quote=One of Cantillon's remarkable contributions to economic thought is that he was the first to stress and analyze the entrepreneur.}}</ref> Studi ini merupakan salah satu dasar [[ekonomi klasik]].<ref>{{Cite journal|last=Spengler|first=Joseph J.|date=1954|title=Richard Cantillon: First of the Moderns. I|url=https://www.jstor.org/stable/1827232|journal=Journal of Political Economy|volume=62|issue=4|pages=281–295|doi=|issn=0022-3808|quote=A review of Cantillon's system of principles and injunctions suggests, however, that if the multiple origin of political enonomy is ignored, Cantillon has a very good claim to having been the principal forerunner of both the classical and the neoclassical schools.}}</ref> Cantillon mendefinisikan istilah wirausaha pertama kali dalam karyanya ''Essai sur la Nature du Commerce en Général'' yang terbit tahun 1755,{{Sfn|Cantillon|(2015)|p=122, 124}} sebuah buku yang dianggap oleh [[William Stanley Jevons]] sebagai "tempat lahir ekonomi politik".{{Sfn|Cantillon|(2015)|p=1}}
Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.{{fact}} Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ''ondernemer'', di Jerman dikenal dengan ''unternehmer.''{{fact}} Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada.{{fact}} Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.{{fact}} Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.{{fact}}DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.{{fact}} Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.{{fact}}
== Proses Kewirausahaan ==
[[Carol Moore]] yang mempelajari tentang bagaimana perilaku wirausahawan membuat suatu model mengenai bagaimana proses berpikir mereka. Studi ini kemudian dikembangkan oleh Bygrave dan dikenal sebagai proses kewirausahaan. Proses kewirausahaan tersusun atas tiga fase, yakni: ''innovation, implementation,'' dan ''growth.'' Ketiga langkah tersebut dipengaruhi oleh faktor dan lingkungan yang saling memengaruhi setiap langkahnya.<ref>{{Cite book|last=Bygrave|first=William D.|last2=Zacharakis|first2=Andrew|date=2009-12-02|url=https://books.google.co.id/books/about/The_Portable_MBA_in_Entrepreneurship.html?id=BmFGVNPSjrkC&printsec=frontcover&source=kp_read_button&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false|title=The Portable MBA in Entrepreneurship|location=|publisher=John Wiley & Sons|isbn=978-0-470-48131-8|pages=3|language=en|url-status=live}}</ref> Beberapa faktor yang memengaruhi antara lain: faktor pribadi, dan faktor lingkungan.
=== ''Innovation'' ===
Pada fase ini wirausahawan akan mencari ide dan menyeleksi ide. Untuk itu, hal yang diharapkan oleh wirausahawan adalah menemukan ide sebanyak mungkin dan membuat alat untuk menyaring ide-ide tersebut. Faktor yang memengaruhi hal ini adalah faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor pribadi yang muncul antara lain: [[kreativitas]], toleransi terhadap ide yang ambigu, dan aktif mencari informasi.{{sfn|Moore|year=1986|page=67}}
Kreativitas merupakan sifat yang dekat dengan penemuan. Besar ide inovatif yang dihasilkan oleh wirausahawan dapat dilihat dari seberapa kreatif wirausahawan tersebut. Toleransi terhadap ide yang ambigu memengaruhi bagaimana wirausahawan menyaring ide. Sementara itu, untuk membentuk alat yang bisa menyaring ide-ide tersebut, dibutuhkan kemampuan mencari informasi yang aktif. Semakin banyak infomasi yang didapat, semakin baik wirausahawan dalam menyaring ide mereka.{{sfn|Moore|year=1986|page=67}}
Di sisi lain, lingkungan juga dapat memengaruhi fase ini. Wirausahawan bisa jadi mendasarkan inovasinya pada responnya terhadap lingkungan. Drucker (dalam Moore, 1986) menyatakan bahwa terdapat tujuh tipe respon yang mendasari adanya inovasi, yakni:
# kegagalan atau keberhasilan yang tiba-tiba dibandingkan kejadian biasa,
# ketidakselarasan antara cara berpikir wirausahawan dengan lingkungannya,
# kebutuhan atas cara yang lebih baik dalam mengerjakan sesuatu,
# perubahan yang tiba-tiba di dunia industri atau pasar,
# perubahan demografis,
# perubahan persepsi, nilai, dan atau norma di lingkungan, atau
# pengembangan ilmu dan atau pengetahuan baru.{{sfn|Moore|year=1986|page=67}}
Selain itu, motivasi wirauahawan juga didorong oleh bagaimana lingkungan memperlakukannya, seperti: penghargaan, keragaman pilihan profesi, tekanan, pengawasan, situasi, bantuan, dan lain sebagainya. Tingginya dukungan dan bantuan bagi wirausahawan mendorong tumbuhnya kreativitas yang berperan besar dalam fase awal kewirausahaan.{{sfn|Moore|year=1986|page=67}}
=== ''Implementation'' ===
Dalam fase ini, wirausahawan melakukan beberapa hal, yakni:
# Mengenali barang baru
# Mengenali metode produksi yang baru
# Membuka pasar baru
# Membuka sumber pasokan baru
# Reorganisasi industri{{sfn|Moore|year=1986|page=67}}
Fase ini ditentukan oleh komitmen wirausahawan. Faktor personal seperti sifat berani mengambil risiko dan tingkat kepuasan terhadap bagaimana ia bekerja. Fase ini juga dipengaruhi oleh karakteristik fase sebelumnya. Kesempurnaan ide, organ usaha, dan rekan kerja memengaruhi keberhasilan wirausahawan dalam mengimplementasikan ide. Ide yang masih baru dan belum pernah didengar akan lebih susah diimplementasikan dibandingkan ide yang familiar. {{sfn|Moore|year=1986|page=68}}
Selain itu, faktor lingkungan memengaruhi bagaimana implementasi ini terjadi. Copper (dalam Moore, 1986) menyatakan bahwa wirausaha akan lebih banyak muncul pada saat industri bertumbuh dengan cepat, adanya kesempatan untuk segmentasi dan modal investasi rendah. Beberapa firma yang berada di daerah dengan tingkat wirausaha tinggi akan lebih mudah mendorong orang untuk meluncurkan ide bisnisnya. {{sfn|Moore|year=1986|page=68}}
=== ''Growth'' ===
Fase terakhir dari proses kewirausahaan adaah pengembangan. Pada fase ini wirausahawan dianggap telah berhasil membutuhkan kemampuan menejerial untuk bisa memandu pertumbuhan usaha.{{sfn|Moore|year=1986|page=68}}
Faktor personal yang memengaruhi fase ini antara lain pendidikan dan dan pengalaman dan kemampuan menejerial. Vesper (dalam Moore 1986) menyatakan bahwa semakin tinggi pengalaman yang dimiliki, semakin besar pula kemampuan wirausahawan dalam mengenali permasalahan awal dan menyelesaikannya sebelum masalah tersebut memengaruhi jalannya usaha. Selain itu, faktor lain seperti efektifitas, struktur, iklim, dan respon lingkungan terhadap usaha memengaruhi fase ini. {{sfn|Moore|year=1986|page=69}}
== Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan ==
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausahawan adalah:
* Percaya diri
* Berorientasikan tugas dan hasil
* Berani mengambil risiko
* Kepemimpinan
* Keorisinilan
* Berorientasi ke masa depan
* Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausahawan adalah:
* Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
* Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
* Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
* Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
* Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
* Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
* Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
== Sikap wirausaha ==
=== Berani mengambil risiko ===
Ahli teori Frank Knight dan [[Peter Drucker]] menekankan pengambilan risiko dalam kewirausahaan.<ref>{{Cite book|last=Luetge|first=Christoph|last2=Jauernig|first2=Johanna|date=2013-12-01|url=https://books.google.co.id/books?id=tYzHBAAAQBAJ&lpg=PP1&pg=PA6#v=onepage&q&f=false|title=Business Ethics and Risk Management|location=|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=978-94-007-7441-4|pages=6|language=en|url-status=live}}</ref> Pengusaha bersedia mempertaruhkan karier dan keuangannya dan mengambil risiko atas nama ide, menghabiskan waktu serta modal untuk usaha yang hasilnya belum pasti. Namun, pengusaha sering tidak percaya bahwa mereka telah mengambil risiko yang sangat besar karena mereka tidak menganggap tingkat ketidakpastian setinggi orang lain.
=== Nyaman dengan ketidakpastian ===
Sifat ini berada pada peringkat pertama menurut Khosla dan Gupta (2017).<ref name=":4">{{Cite journal|last=Khosla|first=Arunachal|last2=Gupta|first2=Puneet|date=2017|title=Traits of Successful Entrepreneurs|url=https://www.jstor.org/stable/44397516|journal=The Journal of Private Equity|volume=20|issue=3|pages=12–15|issn=1096-5572}}</ref> Sifat ini merupakan sifat unik yang ditemukan di banyak wirausahawan, mengindikasikan tingginya toleransi terhadap perubahan situasi dan peristiwa yang berlangsung di sekitarnya. Wirausahawan berpikir tenang di tengah iklim bisnis yang tidak tentu di saat yang lain berusaha mencari bantuan. Tingkat toleransi yang tinggi mendukung wirausahawan dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian dalam menjalankan usaha. Selain itu, sifat ini mendukung mereka dalam mengkalkulasi risiko dan kesempatan dalam situasi yang menekan. Sifat ini tumbuh ketika wirausahawan menyadari bahwa risiko merupakan bagian yang tidak terpisah dari pembuatan keputusan.
=== Fokus tinggi ===
Sifat wirausahawan dalam menetapkan sasaran dan bersungguh-sungguh dalam mencapai hal tersebut merupakan hal yang dibutuhkan dalam seluruh proses wirausaha.<ref name=":4" /> Dalam lingkungan yang dinamis, sifat ini membantu wirausahawan mengerjakan tugas dengan efektif. Sifat ini juga mengindarkan wirausahawan dari pikiran yang bercabang, yang mana bisa membuat tujuan tidak terpenuhi.
=== Sensitif terhadap perubahan pasar ===
Wirausahawan selalu diharapkan untuk bisa memberikan apa yang diinginkan pasar pada saat yang tepat. Waktu berubah yang tidak tentu menjadi tantangan bagi pengusaha. Khosla dan Gupta (2017) menyatakan bahwa sifat ini membantu wirausahawan dalam mengumpulkan informasi terfaktual dan menggunakannya untuk menyesuaikan diri.<ref name=":4" />
=== Disiplin ===
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.<ref>{{Cite web|last=Staff|first=Franchise India|date=2018-07-24|title=How Important is Self Discipline For Entrepreneurs|url=https://www.entrepreneur.com/article/317270|website=Entrepreneur|language=en|access-date=2020-10-13}}</ref> Kedisiplinan dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti: ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Kegigihan dalam menekuni sesuatu menjaga kualitas pekerjaan dan sistem kerja, sehingga kepercayaan pelanggan pada usaha tersebut muncul.
=== Jujur ===
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.<ref>{{Cite web|last=Tracy|first=Brian|date=2016-12-07|title=The Importance Of Honesty And Integrity In Business|url=https://www.entrepreneur.com/article/282957|website=Entrepreneur|language=en|access-date=2020-10-18}}</ref>
=== Kreatif dan Inovatif ===
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Perilaku kreatif terbagi menjadi empat tipe menurut Unsworth (dalam Fillis dan Rentschler, 2010), yakni: kreatifitas responsif, ''expected creativity,'' kreatifitas kontributif, dan kreatifitas proaktif.<ref name=":5">{{Cite journal|last=Fillis|first=Ian Ronald|last2=Rentschler|first2=Ruth|date=2010|title=The Role of Creativity in Entrepreneurship|url=https://www.researchgate.net/publication/46510531_The_Role_of_Creativity_in_Entrepreneurship|journal=Journal of Enterprising Culture|volume=18|issue=01|pages=28-29|doi=10.1142/S0218495810000501|issn = 0218-4958 }}</ref> Seluruh perilaku tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Kreativitas dibutuhkan agar wirausahawan mampu menemukan solusi dengan cara yang fleksibel dan sederhana. Bagaimana seorang wirausahawan memandang tugas dan pekerjaan dalam usahanya memperngaruhi bagiamana tingkat kreatifitas wirausahawan. Pendekatan wirausaha dalam kreatifitas dapat membantu wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian dan ketidakjelasan dalam penentuan keputusan dan menghadapi lingkungannya. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru sering kali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
=== Mandiri ===
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.<ref>{{Cite web|last=Zwilling|first=Martin|title=Independence is the Real Driver for Entrepreneurs|url=https://www.businessinsider.com/independence-is-the-real-driver-for-entrepreneurs-2011-7|website=Business Insider|access-date=2020-10-18}}</ref>
=== Realistis ===
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, objektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.<ref>{{Cite web|last=Crossl|first=Jill|date=2018-10-10|title=We Need To Be Realistic About Entrepreneurship|url=https://entrepreneurial-life.today/entrepreneurial-mental-health-has-to-be-discussed/|website=Entrepreneurial Life Today|language=en-US|access-date=2020-10-18|archive-date=2020-10-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20201030100056/https://entrepreneurial-life.today/entrepreneurial-mental-health-has-to-be-discussed/|dead-url=yes}}</ref>
== Entrepreneur internet ==
'''[[Wirausahawan|Entrepreneur]] [[Internet]]''' (atau [[wirausahawan]] internet) adalah [[wirausahawan]], pemilik, pendiri atau manajer dari bisnis berbasis [[Internet]] yang menghasilkan keuntungan dengan berani mengambil [[risiko]] ataupun inisiatif. Mereka termasuk pendiri perusahaan internet dan orang-orang yang bergabung ke [[perusahaan]] karena kemampuan wirausahanya, bukan hanya karena ketajaman kemampuan [[bisnis]] atau [[akuntansi]], seperti yang sering terjadi di mana seorang wirausaha diminta perusahaan untuk menjadi CEO.<ref>{{Cite web|title=Automatic Preneur - YouTube|url=https://www.youtube.com/@automaticpreneur|website=www.youtube.com|access-date=2024-01-12}}</ref>
== Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha ==
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003: 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
* Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
* Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
* Manajemen keuangan kurang tertata. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
* Perencanaan yang kurang matang. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
* Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
* Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
* Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah
hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
* Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
== Pendidikan Tinggi Kewirausahaan ==
Beberapa perguruan tinggi di Indonesia menyelenggarakan pendidikan tinggi formal kewirausahaan,<ref>{{Cite web|last=PDDikti|date=2020|title=Kewirausahaan|url=https://pddikti.kemdikbud.go.id/search/kewirausahaan|website=Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - Kemdikbud RI}}</ref> yaitu
* Sekolah Tinggi Kewirausahaan Selamat Pagi Indonesia
* Sekolah Tinggi Pertanian Kewirausahaan Banau
* [[Universitas Bina Nusantara]]<ref>{{Cite web|last=PDDikti|date=2020|title=Profil Program Studi - Kewirausahaan - Universitas Bina Nusantara|url=https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_prodi/NTVGQzk2OTQtRDY3Ni00NkUwLUJFNDYtQkREQUE5RjU4N0E1/20211|website=Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - Kemdikbud RI}}</ref>
* [[Universitas Brawijaya]]<ref>{{Cite web|last=PDDikti|date=2020|title=Profil Program Studi - Kewirausahaan - Universitas Brawijaya|url=https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_prodi/OUE0OUJBQ0QtQjdDMi00MTU2LTk2ODQtNDdGRENGREQwQjk1|website=Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - Kemdikbud RI}}</ref>
* Universitas Battuta
* [[Universitas Dian Nuswantoro]]
* [[Universitas Nurtanio Bandung|Universitas Nurtanio]]
* Universitas Mahendradatta
* Universitas Tabanan
* [[Universitas Tamansiswa]]
* [[Universitas Garut]]
* Universitas Megarezky
* [[Universitas Baiturrahmah]]
* [[Universitas Malikussaleh]]
* [[Universitas Pandanaran]]
* Universitas Raharja
* Universitas Muslim Buton
* Universitas Agung Podomoro
* Institut Shanti Bhuana
* [[Institut Teknologi Bandung]]<ref>{{Cite web|last=PDDikti|date=2020|title=Profil Program Studi - Kewirausahaan - Institut Teknologi Bandung|url=https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_prodi/NjczNEFGODAtMDgxNS00MzVFLUJFRjAtMERENzUxRUJENDk3/20211|website=Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - Kemdikbud RI}}</ref>
* [[Universitas Mitra Indonesia]]
* [[Universitas Negeri Makassar]]<ref>{{Cite web|last=PDDikti|date=2020|title=Profil Program Studi - Kewirausahaan - Universitas Negeri Makassar|url=https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_prodi/QUVFM0RCRDctNzhEOS00NjRFLUFEREYtMTMyNEUxRTU4MDAw|website=Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - Kemdikbud RI}}</ref>
* [[Politeknik Pertanian Negeri Kupang]]
* [[Universitas Negeri Medan]]<ref>{{Cite web|last=PDDikti|date=2020|title=Profil Program Studi - Kewirausahaan - Universitas Negeri Medan|url=https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_prodi/RDFENzU2QzUtNUY4OC00MjEzLTgzRjAtRjMyRjNCMjZDRDg1|website=Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - Kemdikbud RI}}</ref>
* Universitas Mandala Waluya
* Universitas Dipa Makassar
* Universitas Muhammadiyah Papua
* Universitas Aisyiyah Surakarta
* Universitas Pasir Pengaraian
* [[Universitas Muhammadiyah Aceh]]
* [[Universitas Dinamika Bangsa]]
* [[Universitas Widya Mataram]]<ref>{{Cite web|last=PDDikti|date=2020|title=Profil Program Studi - Kewirausahaan - Universitas Widya Mataram|url=https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_prodi/QzM2RTNBNDUtNjY3Ni00QTg3LUFDQzQtMERFMTBGOTZFMzE2|website=Pangkalan Data Pendidikan Tinggi - Kemdikbud RI}}</ref>
== Peran Wirausahawan Dalam Perekonomian Nasional ==
Seorang wirausahawan berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausahawan berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausahawan, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya [[pendapatan perkapita]] dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.
Seorang wirausahawan memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
* Menciptakan lapangan kerja
* Mengurangi pengangguran
* Meningkatkan pendapatan masyarakat
* Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
* Meningkatkan produktivitas nasional<!--== Faktor-faktor motivasi berwirausaha == Ciri-ciri wirausaha <ref name="ciri-ciri wirausaha">Kasmir: "Ciri-ciri Wirausaha", ‘’Kewirausahaan’’, halaman 27-28. Alfabeta, 2007</ref> yang berhasil: * Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut. * Inisiatif dan selalu proaktif.} Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan. * Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya. * Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu. * Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. * Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga [[moral]] kepada berbagai pihak. * Komitmen pada berbagai pihak. * Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada para pelanggan, [[pemerintah]], pemasok, serta masyarakat luas.-->
== Rujukan ==
<references />
== Daftar pustaka ==
*{{cite book|last= S.|first= Alam|authorlink=|coauthors=|title=Ekonomi 3 Untuk SMA Kelas XII|year= 2007|publisher= Esis/Erlangga|location= Jakarta|id= ISBN 979-734-533-5}}
* {{En}} {{Cite book|last=Cantillon|first=Richard|date=2015-05-15|url=https://books.google.co.id/books?id=KLphCQAAQBAJ&lpg=PA510&dq=Richard%20van%20den%20Berg&pg=PA122#v=onepage&q&f=false|title=Richard Cantillon's Essay on the Nature of Trade in General: A Variorum Edition|location=|publisher=Routledge|isbn=978-1-317-74524-2|editor-last=Berg|editor-first=Richard van den|pages=|language=en|ref={{Sfnref|Cantillon|(2015)}}|url-status=live}}
* {{Cite journal|ref=sfn|last=Moore|first=Carol F.|date=1986-08-01|title=Understanding Entrepreneurial Behavior: A Definition and Model.|url=https://journals.aom.org/doi/abs/10.5465/ambpp.1986.4978712|journal=Academy of Management Proceedings|volume=1986|issue=1|doi=10.5465/ambpp.1986.4978712|issn=0065-0668}}
* {{Cite journal|ref=sfn|last=Widodo|first=Joko|date=2017-01-10|title=KEWIRASWASTAAN DALAM PERSPEKTIF TEORITIS|url=https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPE/article/view/3806|journal=JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi dan Ilmu Sosial|language=en|volume=10|issue=2|doi=|issn=2548-7175}}
[[Kategori:Kewirausahaan| ]]
[[Kategori:Wirausahawan]]
[[Kategori:Bisnis]]
|