Empat Kebenaran Mulia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
link sunyata |
link |
||
Baris 8:
* '''''nirodhagāminī paṭipadā''''' atau '''''magga''''' ("jalan menuju terhentinya penderitaan") adalah jalan menuju lenyapnya ''taṇhā'' dan pembebasan dari ''dukkha'' ([[Nirwana]]); [[Jalan Mulia Berunsur Delapan]].<ref>{{harvnb|Anderson|2004|pp=295–297}}, Kutipan: "This, bhikkhus, is the noble truth that is the way leading to the ending of suffering. This is the eightfold path of the noble ones: right view, right intention, right speech, right action, right livelihood, right effort, right mindfulness, and right concentration.[..] The Buddha taught the fourth truth, maarga (Pali, magga), the path that has eight parts, as the means to end suffering."</ref>{{sfn|Keown|2013|pp=58–60}}{{sfn|Norman|2003|pp=219, 222}}
Empat kebenaran ini tumbuh menjadi sangat penting dalam tradisi Buddhisme [[Theravāda]] sekitar abad ke-5 Masehi,{{sfn|Anderson|1999|pp=230–231}} yang menyatakan bahwa [[Kebijaksanaan (Buddhisme)|kebijaksanaan]] terhadap empat kebenaran itu sendiri bersifat membebaskan.{{sfn|Carter|1987|p=3179}} Aliran Theravāda menekankan Empat Kebenaran Mulia sebagai inti dari keseluruhan ajaran Buddha. Penekanan atas empat kebenaran ini kurang menonjol dalam aliran [[Mahayana]], yang melihat tujuan lebih tinggi dari kebijaksanaan ke dalam kerangka ''[[Śūnyatā|sunyata]]'' (kekosongan), dan mengikuti jalan [[Bodhisatwa]] sebagai elemen sentral dalam ajaran dan praktik mereka.{{sfn|Carter|1987|pp=3179–3180}} Tradisi Mahayana menafsirkan ulang empat kebenaran untuk menjelaskan bagaimana makhluk yang terbebaskan masih dapat "beroperasi secara menyeluruh di dunia ini".{{sfn|Makransky|1997|pp=346–347}} Dimulai dengan penjelajahan Buddhisme oleh penjajah Barat pada abad ke-19 dan perkembangan [[Modernisme Buddhis|gerakan modernis Buddhisme]], ajaran-ajaran ini sering disajikan di Barat sebagai ajaran utama Buddhisme,{{sfn|Harris|2006|pp=72–73}}{{sfn|Anderson|2001|p=196}} kadang-kadang dengan interpretasi ulang modernis baru yang sangat berbeda dari pemahaman tradisional dalam tradisi Buddhisme di Asia.{{sfn|Keown|2009|pp=60–63, 74–85, 185–187}}{{sfn|Konik|2009|p=ix}}{{sfn|Lopez|2012|pp=39–43, 57–60, 74–76, 122–124}}
== Theravāda ==
|