Suku Melayu: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 220:
Meskipun demikian, kepercayaan-kepercayaan sebelumnya yang berakar lebih dalam tetap bertahan, meski dihadapkan dengan larangan-larangan dalam Islam. Bahkan, [[mistisisme]] dalam [[Sufisme]] di kalangan Melayu sering kali berbaur dengan roh-roh dari dunia animisme sebelumnya dan beberapa elemen Hindu.{{sfn|Winstedt|1925|p=125}} Setelah dekade 1970-an, terjadi [[Kebangkitan Islam|kebangkitan kembali Islam]]{{sfn|Burgat|2003|p=54}} di dunia Muslim, di mana banyak tradisi yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam dan mengandung elemen [[syirik]] ditinggalkan oleh orang Melayu di Malaysia. Namun, di kalangan orang Melayu di Indonesia, tradisi-tradisi ini tidak dianggap takhayul atau mengandung elemen [[syirik]]. Salah satu tradisi tersebut adalah festival ''mandi safar'', sebuah festival mandi untuk mencapai kemurnian spiritual, yang memiliki beberapa kesamaan dengan [[Durga Puja]] di India.{{sfn|Bolton|Hutton|2000|p=184}}
Mayoritas besar orang Melayu modern menganut
===Arsitektur===
|