Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3 |
Anangyb001 (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan. |
||
Baris 28:
Surat Galatia ini ditulis oleh Paulus dengan alasan tertentu.<ref name="Brown">W. R. F Brown.2002.Kamus Alkitab.Jakarta.Gunung Mulia.112-113.</ref> Paulus diberitahu bahwa jemaat di Galatia dikacaukan oleh pengajaran yang sesat.<ref name="Brown"/> Surat Paulus ini juga ditulis di tengah-tengah hangatnya pergumulan di komunitas yahudi pada saat itu.<ref name="Brown"/> Orang-orang Yahudi ingin men-yahudi-kan segala jemaat dan mereka memasuki juga jemaat yang didirikan oleh Paulus.<ref name="Brown"/> Hal ini pun mendapat perlawanan dari Paulus.<ref name="Brown"/>
Orang Yudais itu mencoba meyakinkan orang-orang Galatia bahwa keselamatan harus dikerjakan dengan jalan menaati Hukum [[Taurat]].<ref name="Brown"/> Paulus pun mendapat cobaan dan tantangan dalam halam hal ini.<ref name="Brown"/> Mereka sengaja melakukan hal tersebut untuk menghasut orang-orang Galatia untuk melawan Paulus, dengan menghasut kerasulannya.<ref name="Brown"/>
Paulus memang tidak diteguhkan menjadi rasul oleh rasul dan dia juga tidak menjadi murid Yesus ketika Yesus hidup.<ref name="Brown"/> Bahkan Paulus tidak pernah melihat Yesus dengan mata kepalanya sendiri.<ref name="Brown"/> Hal inilah yang dipertanyakan oleh orang yang menghasut oleh Paulus.<ref name="Brown"/> Dari isi surat Galatia ini, kita dapat menyimpulkan bahwa usaha tersebut hampir berhasil (1:6).<ref name="Brown"/> Oleh karena itu, Paulus bereaksi dengan tegas, emosi, dan terus terang, tetapi juga memiliki argumen yang kuat.<ref name="Brown"/>
Baris 38:
Tema Fundamental ini ini terkenal dengan pengalaman religiusnya sendiri dan penolakkannya terhadap upaya-upaya keras untuk memperoleh keselamatan melalui disiplin biara Katolik. Dengan demikian, sejak itu ia telah memberi eksegesis secara keliru. Luther merasakan kebebasan luar biasa, ketika ia melepaskan beban perasaan bersalah yang amat mendalam.<ref name="Brown"></ref> Ia membaca perkataan Paulus dalam Surat Galatia dan Roma yang mengatakan bahwa Allah menganggap orang yang percaya kepada Kristus sebagai orang benar karena imannya, sekalipun ia adalah orang berdosa.<ref name="Brown"></ref> Kebenaran diberikan kepadanya, ia dinyatakan sebagai orang benar oleh karena anugerah Allah, sekalipun ia tetap berdosa.<ref name="Brown"></ref>
-->
Paulus menolak paham yang menekankan Hukum Taurat.<ref name="Brown"/> Para penentang Paulus menekankan agar orang-orang non-Yahudi yang menerima Yesus sebagai Mesisas harus terlebih dahulu menjadi orang Yahudi dan menaati hukum-hukum yang dipaparkan dalam Kitab Suci.<ref name="Brown"/> Sedangkan Paulus mempertahankan bahwa cerita [[Kitab Kejadian]] mengenai Abraham menunjukkan bahwa yang dituntut dari keturunan Abraham terutama adalah iman (3:8).<ref name="Brown"/> Bagi orang-orang non-Yahudi yang bertobat, iman itulah yang mempersatukan mereka dalam Kristus (3:26).<ref name="Brown"/>
Dalam Pandangan Paulus, manusia tidak dihakimi berdasarkan perbuatannya, tetapi oleh apa yang telah mereka terima dari Kristus.<ref name="Brown"/>
|