Sutan Sjahrir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Humboldt (bicara | kontrib)
Riwayat: Grand Inna Medan
Humboldt (bicara | kontrib)
Baris 56:
Di kalangan siswa sekolah menengah (AMS) Bandung, Sjahrir menjadi seorang bintang. Sjahrir bukanlah tipe siswa yang hanya menyibukkan diri dengan buku-buku pelajaran dan pekerjaan rumah. Ia aktif dalam klub debat di sekolahnya. Sjahrir juga berkecimpung dalam aksi pendidikan melek huruf secara gratis bagi anak-anak dari keluarga tak mampu dalam ''Tjahja Volksuniversiteit''.
 
Aksi sosial Sjahrir kemudian menjurus jadi politis. Ketika para pemuda masih terikat dalam perhimpunan-perhimpunan kedaerahan, pada tanggal [[20 Februari]] [[1927]], Sjahrir termasuk dalam sepuluh orang penggagas pendirian himpunan pemuda nasionalis, ''Jong Indonesië''. Perhimpunan itu kemudian berubah nama jadi [[Pemuda Indonesia]] yang menjadi motor penyelenggaraan [[Kongres Pemuda Indonesia]], kongres monumental yang mencetuskan [[Sumpah Pemuda]] pada 1928.
 
Sebagai siswa sekolah menengah, Sjahrir sudah dikenal oleh polisi Bandung sebagai pemimpin redaksi majalah Himpunan Pemuda Nasionalis. Dalam kenangan seorang temannya di AMS, Sjahrir kerap lari digebah polisi karena membandel membaca koran yang memuat berita pemberontakan PKI 1926; koran yang ditempel pada papan dan selalu dijaga polisi agar tak dibaca para pelajar sekolah.