Kerajaan Yerusalem: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ZuppaDiCarlo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
TheKrakenz (bicara | kontrib)
Mengubah Artikel Lama ke Baru
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source
 
Baris 61:
|legislature = [[Haute Cour dari Yerusalem|Haute Cour]]
}}
'''Kerajaan Yerusalem''' adalah sebuah kerajaan [[Kekristenan|Kristen]] yang didirikan tahun [[1099]] setelah terjadinya pembebasan Yerusalem yang dikenal sebagai [[Perang Salib Pertama]] karena sebelumnya, Yerusalem direbut oleh kekhalifahan. Kerajaan ini terus bertahan selama 200 tahun sampai akhirnya pada tahun [[1291]] ketika pos terakhir, [[Akko]] dihancurkan oleh [[Mamluk]].
 
'''Kerajaan Yerusalem''' adalah negara salib yang didirikan pada tahun [[1099]] oleh para pemimpin [[Perang Salib Pertama]] setelah merebut kota [[Yerusalem]] dari kendali [[Dinasti Fatimiyah]]. Kerajaan ini menjadi salah satu entitas politik yang paling terkenal dari Negara-negara Salib, meliputi wilayah di [[Palestina]] modern dan sekitarnya. Dengan pusat pemerintahan di [[Yerusalem]], kerajaan ini bertahan hingga tahun [[1291]] ketika kota [[Akko]], benteng terakhirnya, jatuh ke tangan [[Kesultanan Mamluk]].
Kerajaan ini menjadi target ''[[jihad]]'' dari dunia [[Muslim]] dan mulai merebut teritori Kerajaan Yerusalem. Kota [[Yerusalem]] direbut ke tangan [[Salahuddin Ayyubi]] tahun [[1187]], dan pada abad ke-13, kerajaan ini mundur menjadi jalur kecil sepanjang pantai [[laut Tengah|laut tengah]], didominasi oleh beberapa kota. Pada periode ini, kadang-kadang kerajaan ini merujuk kepada "Kerajaan Akko", kerajaan ini didominasi oleh Dinasti [[Lusignan]] dari [[Kerajaan Siprus]]. Kerajaan ini juga didominasi oleh [[Venisia]] dan [[Genova|Genoa]]. Sementara itu, teritori Muslim lainnya dipersatukan oleh [[Dinasti Ayyubiyyah]] dan nantinya oleh Dinasti [[Mamluk]] di [[Mesir]]. Sultan Mamluk [[Khalil]] dan [[Baibars]] menguasai kembali seluruh benteng tentara salib dan membebaskan Yerusalem dari kerajaan pada tahun 1291.
 
==Sejarah Awal==
====Pendudukan Yerusalem (1099)====
Setelah keberhasilan [[Perang Salib Pertama]], para pemimpin salib menghadapi keputusan tentang struktur pemerintahan di wilayah tersebut. [[Godfrey dari Bouillon]] terpilih sebagai ''Advocatus Sancti Sepulchri'' (Pelindung Makam Suci), menolak gelar raja karena dianggap tidak pantas mengenakan mahkota di kota di mana [[Kristus]] menderita. Namun, setelah kematiannya pada tahun [[1100]], saudaranya, '''Baldwin dari Boulogne''', diangkat sebagai raja pertama dengan gelar [[Baldwin I dari Yerusalem|Raja Baldwin I]].
 
====Ekspansi Wilayah====
Di bawah pemerintahan [[Baldwin I dari Yerusalem|Baldwin I]] (1100–1118), kerajaan memperluas wilayahnya dengan merebut pelabuhan penting seperti [[Jaffa]], [[Akko]], dan '''Arsuf'''. Strategi Baldwin melibatkan pembangunan benteng untuk mengamankan jalur perdagangan dan mempertahankan wilayahnya dari serangan musuh.
 
==Struktur Pemerintahan==
Kerajaan Yerusalem didasarkan pada struktur [[feodal]] [[Eropa]], dengan raja sebagai penguasa tertinggi. Wilayah kerajaan dibagi menjadi beberapa wilayah vasal, termasuk [[County Tripoli]], [[Kepangeranan Antiokhia]], dan [[County Edessa]], meskipun masing-masing memiliki tingkat otonomi tertentu.
 
====Monarki dan Dewan Tinggi====
Raja dibantu oleh '''Dewan Tinggi''' (''Haute Cour''), sebuah badan penasihat yang terdiri atas para [[baron]] dan pemimpin militer. Dewan ini memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan, termasuk urusan perang dan aliansi politik.
 
====Militer====
Kerajaan Yerusalem sangat bergantung pada ordo militer, seperti [[Kesatria Templar]] dan [[Kesatria Hospitaller]], untuk mempertahankan wilayahnya. Pasukan ini dikenal karena disiplin mereka dan peran penting dalam menjaga keamanan jalur ziarah.
 
==Masyarakat dan Agama==
[[Yerusalem]] menjadi pusat ziarah Kristen dengan ribuan peziarah mengunjungi kota tersebut setiap tahun. Populasi kerajaan terdiri atas orang-orang Latin Eropa, [[Muslim]], [[Yahudi]], dan [[Kristen Timur]]. Meski ada ketegangan, kehidupan sosial dan ekonomi relatif stabil karena kebutuhan akan kerja sama.
 
Gereja memainkan peran sentral dalam kehidupan politik dan sosial. [[Patriark]] Latin Yerusalem adalah pemimpin gereja lokal dan memiliki pengaruh besar terhadap kebijakan kerajaan.
 
==Kejatuhan Kerajaan==
====Pertempuran Hattin (1187)====
Salah satu pukulan terbesar bagi Kerajaan Yerusalem adalah kekalahan di [[Pertempuran Hattin]] oleh pasukan '''Sultan Saladin'''. Pada 4 Juli 1187, sebagian besar pasukan kerajaan dihancurkan, dan [[Yerusalem]] jatuh ke tangan Muslim beberapa bulan kemudian.
 
====Kerajaan di Akko====
Setelah kehilangan [[Yerusalem]], ibu kota kerajaan dipindahkan ke [[Akko]]. Meskipun wilayah kerajaan terus menyusut, para penguasa Latin tetap mempertahankan klaim atas [[Yerusalem]]. Kerajaan ini bertahan hingga tahun 1291 ketika kota [[Akko]] jatuh ke tangan [[Mamluk]], mengakhiri keberadaan Negara-negara Salib di [[Levant]].
 
==Warisan==
Kerajaan Yerusalem meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah [[Eropa]] dan [[Timur Tengah]]. Selain menciptakan hubungan perdagangan antara Timur dan Barat, kerajaan ini juga memperkenalkan teknologi dan budaya Timur ke Eropa.
 
Warisan arsitektur, seperti benteng dan gereja, serta pengaruh hukum feodal, tetap menjadi bukti kekuatan kerajaan ini dalam sejarah [[Perang Salib]].
 
== Referensi ==
{{reflist}}
==== Referensi utama ====
* [[Fulcher of Chartres]], ''A History of the Expedition to Jerusalem, 1095-1127'', trans. Frances Rita Ryan. University of Tennessee Press, 1969.
* [[William of Tyre]], ''A History of Deeds Done Beyond the Sea'', trans. E.A. Babcock and A.C. Krey. [[Columbia University Press]], 1943.
* [[Philip Khuri Hitti|Philip K. Hitti]], trans., ''An Arab-Syrian Gentleman and Warrior in the Period of the Crusades; Memoirs of [[Usamah ibn-Munqidh]]'' ([[Kitab al i'tibar]]). New York, 1929
 
==== Referensi lainnya ====
* Bernard Hamilton, ''The Leper King & His Heirs''. Cambridge, 2000.
* [[Carole Hillenbrand]], ''The Crusades: Islamic Perspectives''. Routledge, 2000.