Suyati Tarwo Sumosutargio: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 34:
 
== Pengabdian ==
Selain [[Srimpi|Tari Srimpi]] dan [[Tari Gambyong]], Suyati paling sering menarikan Tari Minakjinggo-Damarwulan ketika menjadi penari di Istana Mangkunegaran. Dalam tarian ini, dia mampu menarikan dua peran, yaitu sebagai Minakjinggo maupun [[Damar Wulan|Damarwulan]]. Suyati sering kali tampil membawakan Tari Minakjinggo-Damarwulan berpasangan dengan Raden Mas Tumenggung (R.M.T.) Rono Suripto, yang merupakan teman latihan menarinya sejak lama. Dengan R.M.T. Rono Suripto pulalah Suyati mulai menggali [[Tari Gambyong]] Pareanom susunan Nyi Bei Mintararas yang masih bertahan sesuai dengan aslinya sampai saat ini.<ref>{{Cite thesis|last=Darmaningsih|first=M.|title=Gambyong Pareanom: Studi Kasus Tentang Nilai-Nilai Kewanitaan dalam Pura Mangkunegaran|date=1987|degree=|publisher=Institut Kesenian Jakarta|url=|doi=|type=Skripsi}}</ref>
 
Suyati sendiri merupakan salah satu penari dalam pementasan Tari Langendriyan.<ref>Tarian yang menggunakan alur cerita, yang mirip dengan Wayang Orang, dan dialognya menggunakan tembang.</ref> Pada masa pemerintahan [[Mangkunegara VII]], pemain pada Tari Langendriyan berjumlah tujuh orang, yang kemudian disebut dengan ''Langendriyan Pitu''. Tokoh-tokoh yang diperankan pada ''Langendriyah Pitu'' meliputi: [[Damar Wulan|Damarwulan]], Minakjinggo, Dayun, Sabdopalon, Nayagenggong, Wahito, dan Puyengan.<ref>Nurdiyanto dan Theresia Ani Larasati. (2017), hlm. 38-39.</ref>