| name = Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal
| image = Graves at Giri Tunggal Heroes' Cemetery.JPG
| caption = Kuburan di Taman Makampemakaman
| established = 10 November 1955
| country = [[Indonesia]]
==Sejarah==
Pemakaman di tempat yang sekarang dikenal dengan nama Giri Tunggal dimulai pada tahun 1945. Pemakaman ini diresmikan dengan nama Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal pada tanggal 10 November 1955, yang merupakan [[Hari Pahlawan (Indonesia)|Hari Pahlawan]] di Indonesia. Pemakaman ini dihadiri oleh pengunjung dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, tentara, dan keluarga yang dimakamkan. Acara ini dibuka pada pukul 08.00 waktu setempat (UTC+7) dengan pembacaan keputusan [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soekarno]], dan ditutup dengan penampilan lagu “[[Gugur Bunga]]” karya [[Ismail Marzuki]].{{sfn|Suara Merdeka 1955, "Giri Tunggal" Diresmikan}}
Setelah kematiannyawafat, [[Keuskupan Agung Semarang|Uskup Agung Semarang]] dan [[Pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional Indonesia]] [[Albertus Soegijapranata]] diterbangkan dari [[Steyl]], Belanda, dan dimakamkan dalam sebuah upacara militer di Giri Tunggal pada tanggal 30 Juli 1963.{{sfn|Gonggong|2012|pp=124–125}} Makamnya terus menjadi tujuan ziarah, dan umat Katolik Indonesia mengadakan [[misa]] di dekat makamnya pada acara-acara khusus.{{sfn|Fiska 2007, Menghormati Pahlawan}}{{sfn|Suara Merdeka 2009, Semarang Metro}} Pada tahun 1979, makampemakaman ini hanya dijaga oleh dua orang, satu orang pada shift pagi dan satu orang pada shift malam.{{sfn|Tempo 1979, Mereka yang Menjaga}}
Mantan [[Daftar Gubernur Jawa Tengah|Gubernur Jawa Tengah]], H.M.[[Muhammad Ismail]], dimakamkan di Giri Tunggal setelah wafat pada tanggal 23 Februari 2008.{{sfn|Suara Merdeka 2008, Sakit Jantung}} Antara tahun 2009 dan 2011, pemakaman ini dipagari dengan biaya [[Rupiah|Rp]] 2,7 miliar. Setelah renovasi, [[Daftar Menteri Sosial Indonesia|Menteri Sosial]] [[Salim Segaf Al-Jufri]] menggambarkan pemakaman ini sebagai taman makam pahlawan terbaik kedua di Indonesia, setelah [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|Taman Makam Pahlawan Kalibata]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Pada saat itu, TMP ini menampung 1.843 pemakaman.{{sfn|Suara Merdeka 2011, Makam Giri Tunggal}} Dari jumlah tersebut, menurut harian ''[[Suara Merdeka]]'' yang berbasis di [[Kota Semarang|Semarang]], hanya dua orang, Kho Siang Bo dan [[Lie Eng Hok]], yang secara eksplisit memiliki [[nama Tionghoa]]; Kho mungkin adalah seorang pejuang selama Perjuangan[[Pertempuran Lima Hari]] pada bulan Oktober 1945, sementara Lie adalah seorang tokoh [[Partai Komunis Indonesia]] yang pernah ditahan di [[Kabupaten Boven Digoel|Boven Digoel]] selama lima tahun.{{sfn|Rukardi 2008, "Giri Tunggal" Diresmikan}}<ref name="Peranakan idealis book">{{cite book|last1=Yahya|first1=Yunus|date=2002|title=Peranakan idealis : dari Lie Eng Hok sampai Teguh Karya|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-9799023841|edition=Cet. 1|pages=3–7|language=id}}</ref>
== Referensi ==
|