Tempat Pengasingan Boven Digoel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
CendekiaPedia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
CendekiaPedia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 35:
}}
[[Berkas:Huizen van geïnterneerden in het interneringskamp te Tanahmerah (Boven-Digoel), KITLV 153791.tiff|thumb|Rumah pengasingan di Boven Digoel, akhir 1920-an]]
'''Tempat Pengasingan Boven Digoel''' adalah penjarasebuah alam[[kamp yangkonsentrasi]] didirikanBelanda olehuntuk pemerintahtahanan kolonialpolitik yang dioperasikan di [[Hindia Belanda]] didari [[Kabupatentahun Boven1927 Digoel]],hingga [[Papua Selatan]]1947.<ref name="muatanlokal">{{cite book|Author= Nino Oktorino,dkk|title=Muatan Lokal Ensiklopedia Sejarah dan Budaya Di Bawah Kolonialisme Barat Sejarah Nasional Indonesia jilid 7|publisher= Lentera Abadi|page=180|location= Jakarta|year=2009|isbn= 9789793535494}}</ref><ref name="buku1">{{cite book|author=Rosihan Anwar|title=Mengenang Sjahrir: Seorang Tokoh Pejuang Kemerdekaan yang Terisisihkan dan Terlupakan|publisher= PT Gramedia Pustaka Utama|location=Jakarta|year=2010|page=405|isbn=9789792250091}}</ref> KondisiBelanda penjara ini sangat tidak bersahabat dan digunakan oleh [[pemerintah]] kolonial [[Belanda]]menggunakannya untuk mematahkanmenahan perlawananribuan kaumorang pergerakan.<refIndonesia, name="muatanlokal"/>yang Sumbersebagian lain menjelaskan bahwa Boven Digoelbesar adalah tempatanggota pembuangan/pengasingan/hukuman[[Partai bagiKomunis orang-orangIndonesia]] yang dianggap membahayakan pemerintahan kolonial(PKI), [[Belandanasionalisme Indonesia]].<ref, name="internet">{{citedan web|author=Afandrikeluarga Adya|title= Kisah Para Tahanan Digul|url=http://afandriadyamereka.com/2012/07/09/kisah-dari-kamp-digul/|accessdate= 12Kamp Meiini 2014}}</ref>terletak Kampdi Bovendaerah Digul terletakterpencil di hilir tepi sungai[[Sungai Digul]], dandi Kamp tersebut dipersiapkan dengan tergesa-gesa untuk mengatasi kebijakan akhir pemerintah kolonial terhadap orang-orangdaerah yang terlibatsekarang dalammenjadi [[PartaiKabupaten KomunisBoven Indonesia#PemberontakanDigoel]] 1926|pemberontakandi PKI[[Papua tahun 1926Selatan]] dan, [[Pemberontakan Komunis di Sumatera 1927|1927Indonesia]].<ref name="jurnal1">{{citeKamp journal|author=ini Langgengawalnya Sulistyodibuka Budi|publisher=Yayasanuntuk Obororang-orang Indonesia|location=Jakarta|title=komunis Pendidikanyang Bagidiasingkan Dawanansetelah dipemberontakan Bouven Digultahun 1926-1942, Volumeyang 6,gagal Nomordi 1, dalam Jurnal Sejarah|year=2004}}</ref> Luas wilayah kawasan itu hampir 10.000 hektar,[[Jawa]] dan terkenal[[Sumatra]]; sangatpada terasing dari dunia luar.<ref name="jurnal1"/> Sedangkan menurut buku Ensiklopedia Digul atau Digul Atas (Belanda: ''Boven Digoel'') adalah sebuah daerah hutantahun lebat1930, sebelah timur sungai Digul Hilir, Irian Jaya, tempatkamp ini terkenalmenampung sebagaisekitar tempat pembuangan pejuang-pejuang kemerdekaan1.<ref300 name="bukubebaskan821"/>tawanan Tempatdan ini700 terasinganggota dari peradaban masyarakatkeluarga.<ref name="bukubebaskan821"/>
 
Gubernur Jendral [[Hindia Belanda]] memiliki senjata andal dalam membatasi ruang gerak kaum pergerakan [[nasional]].<ref name="muatanlokal"/> Gubernur Jendral berhak membuang dan memenjarakan seseorang yang dinilai membahayakan keamanan dan ketertiban tanpa melalui pengadilan.<ref name="muatanlokal"/> Selama pemerintah Gubernur Jenderal [[Bonifacius Cornelis de Jonge]], banyak tokoh nasionalis [[Indonesia]] dijerat dengan prosedur tersebut.<ref name="muatanlokal"/>
 
== Sejarah ==
Awalnya tempat pembuangan tokoh-tokoh Indonesia pada zaman Belanda ini terdapat di Luar Negeri, bebarapa tokoh-tokoh Indonesia telah dibuang dan diasingkan di Luar Indonesia, tokoh Indonesia yang terakhir dibuang di Luar Negeri adalah [[Semaun]] dan Darsono (dua orang ini adalah pemimpin pemogokan kaum buruh pada tahun 1923).<ref name="buku2">{{cite book|author= D. E. Manu Turoe|title= Cerita dari Digul|publisher= Kepustakaan Populer Gramedia|year=2001|page=XXI|location=Jakarta|ISBN=9789799023490}}</ref> Sebelas tahun sebelumnya dibuang ke Eropa tiga pemimpin partai politik pertama di Indonesia antara lain E.F.E Douwes Deker, [[Suwardi Suryaningrat]], [[Tjipto Mangunkusumo]].<ref name="buku2"/> Kemudian karena di Boven Digul diperkuat administrasinya oleh Belanda sehingga dibangunlah pengasingan oleh kekuasaan militer pada saat itu.<ref name="buku2"/> Kamp konsentrasi Boven Digoel didirikan oleh Kapten L. Th. Becking pada awal tahun 1927.<ref name="intliit">{{cite web|url=http://afandriadya.com/2012/07/09/kisah-dari-kamp-digul/|accessdate= 27 Juni 2014|title=Kisah Para Tahanan Digul|author=Afandri Adya}}</ref><ref name="ju"/> Sebelumnya Kapten ini dikenal sukses memadamkan pemberontakan komuni di Banten pada November 1926.<ref name="ju">{{cite journal|author=Langgeng Sulityo Budi|title= Pendidikan bagi Tawanan di Boven Digul 1926-42, dalam Jurnal Sejaran Volume 6, Nomor 1|publisher= Yayasan Obor Indonesia|page=84|location= Jakarta}}</ref>
 
Boven Digul sebenarnya tidak dirancang sebagai sebuah kamp konsentrasi karena tidak ada penyiksaan atau pembunuhan terhadap tawanan di tempat itu.<ref name="jurnal1">{{cite journal|author=Langgeng Sulistyo Budi|year=2004|title=Pendidikan Bagi Dawanan di Bouven Digul 1926-1942, Volume 6, Nomor 1, dalam Jurnal Sejarah|location=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia}}</ref> Pemerintahan kolonial hanya membiarkan tawanan sampai mati, gila atau menjadi hancur.<ref name="jurnal1"/> Dengan adanya pembangunan kamp Boven Digul ini maka pengasingan di Luar Negeri dihentikan.<ref name="buku2"/> Pembangunan Penjara Boven Digul ini dibangun untuk pengasingan orang-orang yang dianggap terlibat ataupun bersimpati dalam pemberontakan pada tahun [[1926]]-[[1927]], tanpa melalui keputusan [[pengadilan]].<ref name="buku2"/> Pemberontakan pada masa itu tercatat dalam [[sejarah]] menjadi pemberontakan [[Nasional]] pertama di Indonesia karena 2 alasan.<ref name="buku2"/> Pertama, berbagai pemberontakan terjadi di karesidenan-karesidenan di [[Jawa]], [[Sumatra]], [[Kalimantan]], [[Sulawesi]] dan [[Maluku]] yang digerakkan oleh tokoh-tokoh dari berbagai aliran [[politik]] dan pemeluk [[agama]].<ref name="buku2"/> Kedua, Sebelumnya tidak pernah terjadi pemberontakan besar di wilayah yang demikian luas tanpa membedakan suku maupun agama, walaupun tanpa koordinasi Nasional, dengan [[Partai Komunis Indonesia]] sebagai ujung tombak dan menjadi pemula dalam pemberontakan itu.<ref name="buku2"/> Pemberontakan ini bermuara di Digul Hulu atau Boven Digul.<ref name="buku2"/> Gubernur [[Andries Cornelis Dirk de Graeff]] berhadap dengan mengirimkan para pemberontak ke kamp Boven Digul itu mereka tidak akan mengulangi kelakuannya lagi pada masa selanjutnya.<ref name="jurnal1"/> Sebenarnya kompleks penjara ini dibangun oleh Belanda secara bertahap-tahap dan merintis administrasi secara kuat, agar para tawanan sulit untuk melarikan diri, kemudian ketika penjara ini sudah jadi, kemudian beberapa tokoh Indonesia yang fenomenal dibuang oleh pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1935, tokoh-tokoh tersebut adalah Mohammad Hatta (wakil Presiden 1945), Sutan Syahir, dan para tokoh perjuangan lainnya.<ref name="diiiiggg">{{id}} {{cite web|url=http://www.jeratpapua.org/penjara-digoel-di-tanah-merah-terlupakan/|accessdate= 27 Juni 2014|title=Penjara DIGOEL di Tanah Merah, Terlupakan|author= Jaringan Kerja Cepat Papua}}</ref> Sutan Syahrir merupakan pemimpin Partai Nasional Indonesia yang pemberontakan terhadap Hindia Belanda.<ref name="mengenang">{{cite book|author= Rosihan Anwar|title= Mengenang Sjahrir: seorang tokoh pejuang kemerdekaan yang terisisihkan dan terlupakan|publisher= PT Gramdeia Pustaka Utama|year= 2010|page=320|isbn=9792250093}}</ref> Pergerakan yang dipimpin oleh Sutan syahrir ini selalu dikejar-kejar dengan bantuan semua undang-undang dan peraturan yang diperlukan untuk melindungi kekuasaan dan ketentraman Pemerintah Hindia Belanda, dengan persetujuan Pemerintah dan parlemen Belanda.<ref name="mengenang"/> Pada tahun 1934 seluruh pengurus PNI baru ditangkap dan pemimimpin juga kadernya dibuang ke Boven digul.<ref name="mengenang"/> Kemudian satu tahun kemudian hatta dan sutan syahrir dipindahkan untuk waktu yang tidak ditentukan ke suatu tempat yang dianggap layak bagi seorang cendikiawan, yaitu pulau Banda Neira di [[Maluku]].<ref name="mengenang"/>
 
== Geografi ==
Baris 69 ⟶ 67:
== Kisah para tawanan ==
Penghuni Kamp Digul ini hampir semuanya adalah para [[aktivis]] [[politik]] yang melakukan pemberontakan kepada kolonial Belanda, Banyak tokoh-tokoh terkenal yang dibuang ke kamp ini, ada juga banyak cerita para penghuni kamp, yang merupakan
sejarah kecil untuk menuju ke kemerdekaan [[Indonesia]].<ref name="internet">{{cite web|author=Afandri Adya|title=Kisah Para Tahanan Digul|url=http://afandriadya.com/2012/07/09/kisah-dari-kamp-digul/|accessdate=12 Mei 2014}}</ref>
 
Thomas Nayoan adalah seorang Minahasa yang berusaha untuk melarikan diri dari kamp tersebut.<ref name="internet"/> Semuanya tertulis dalam buku “Jalan ke Pengasingan” karya John Ingleson, dalam buku ini diceritakan bahwa Thomas Nayoan ini adalah tawanan yang gigih untuk melarikan diri, walaupaun pelariannya gagal dan sempat menyasar di [[Australia]], Ia melarikan diri lewat sungai dengan menggunakan perahu, akan tetapi malah tibanya di Australia, karena memang sebelumnya Australia sudah memiliki perjanjian ektradisi dengan Belanda, maka Ia digelandang kembali ke kamp digul, Ia merupakan salah satu tokoh dalam pemberontakan PKI di [[Banten]].<ref name="internet"/>