Kiai Kanjeng: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{rapikan|date=2011}}
[[Berkas:Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng di Lamongan.jpg|jmpl|Sinau bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng Lamongan]]
'''Kiai Kanjeng''' adalah sebuah konsep nada pada alat musik “[[tradisional]]” gamelan yang diciptakan oleh [[Novi Budianto]]. Kalau dalam khasanah musik [[Jawa]] terutama pada gamelan, lazimnya sistem tangga nada yang dipakai adalah [[laras]] [[pentatonis]] yang terbagi ke dalam dua jenis [[nada]] yakni '''[[pelog]]''' dan '''[[slendro]]''', maka [[gamelan]] yang digubah oleh Novi ini tidak berada pada jalur salah satunya, alias bukan [[pelog]] bukan [[slendro]].
Disebut demikian karena memang bila ditilik dari konsep tangga nadanya, ia berbeda dengan gamelan-gamelan [[pentatonis]] baik yang '''[[pelog]]''' maupun '''[[slendro]]'''. Meskipun bila ditinjau dari segi bahan dan bentuknya, gamelan Kiai Kanjeng tetaplah sama dengan [[gamelan]] [[Jawa]] pada umumnya. Perbedaan nada tersebut terletak pada jumlah bilahannya serta kenyataan bahwa [[gamelan]] Kiai Kanjeng juga merambah ke wilayah [[diatonis]], meski tidak sepenuhnya. Tepatnya: ''sel-la-si-do-re-mi-fa-sol,'' dengan nada dasar G=do atau E Minor.<ref>{{Cite web|date=10 Juli 2023 {{!}} 15.51 WIB|title=Cak Nun dan Kelompok Musik Religi Kiai Kanjeng, Populerkan Tombo Ati|url=https://www.tempo.co/teroka/cak-nun-dan-kelompok-musik-religi-kiai-kanjeng-populerkan-tombo-ati-168351|website=Tempo|language=id|access-date=2024-12-08}}</ref>
Konsep nada Kiai Kanjeng adalah '''''solmisasi yang belum sempurna: sel, la, si, do, re, mi, fa, sol'''''. Penyempurnaan terus dilakukan dengan ninthing [[instrumen]] [[gamelan]] ([[saron]], [[bonang]] dan sebagainya) yang baru, karena sesungguhnya yang diperlukan jauh melebihi yang sekarang ada. Pelarasan [[nada]] oleh Novi Budianto pada mulanya dipilih berdasarkan pengalamannya menata musik-puisi [[Emha Ainun Nadjib]] sejak berproses bersama di [[Teater Dinasti]].<ref>{{Cite web|last=wardibudaya|title=Komunitas Kiai Kanjeng Pada Mulanya Adalah Konsep Nada – Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/komunitas-kiai-kanjeng-pada-mulanya-adalah-konsep-nada/|language=id-ID|access-date=2024-12-08}}</ref>
== Sistem Notasi ==
'''''Ngeng''''' atau metode kesepakatan bunyi yang lahir dari naluri musikal dan kepekaan akan pijakan [[nada]], merupakan sistem [[notasi]] yang dipakai oleh musik KiaiKanjeng. Potensi
Meskipun demikian, tidak menutup penggunaan sistem notasi yang lain, sebagaimana diambil oleh para pemain musik dari latar belakang, keberangkatan dan kemampuan musikal yang berbeda. [[Notasi]] balok dipakai pada instrument [[biola]], [[flute]], karena memang pemainnya berangkat dari latar belakang [[musik klasik]] dan lingkungan [[akademik]].
Bagi yang kemampuan musikalnya biasa saja, maka penggunaan [[notasi]] angka menjadi pegangan yang mendasar, dan ini biasa dipakai oleh para pemain [[saron]], [[demung]], dan [[bonang]].<ref>{{Cite book|last=Betts|first=Ian L.|date=2006|url=https://books.google.co.id/books/about/Jalan_sunyi_Emha.html?hl=id&id=W55dUqZ9jDkC&redir_esc=y|title=Jalan Sunyi Emha|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=9797092550|url-status=live}}</ref>
== Pranala luar ==
Baris 20:
== Referensi ==
[[Kategori:Gamelan]]
[[Kategori:Budayawan Indonesia]]
|