Kiai Kanjeng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Candramawa99 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Candramawa99 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 3:
'''Kiai Kanjeng''' adalah sebuah konsep nada pada alat musik “[[tradisional]]” gamelan yang diciptakan oleh [[Novi Budianto]]. Kalau dalam khasanah musik [[Jawa]] terutama pada gamelan, lazimnya sistem tangga nada yang dipakai adalah [[laras]] [[pentatonis]] yang terbagi ke dalam dua jenis [[nada]] yakni '''[[pelog]]''' dan '''[[slendro]]''', maka [[gamelan]] yang digubah oleh Novi ini tidak berada pada jalur salah satunya, alias bukan [[pelog]] bukan [[slendro]].
 
Disebut demikian karena memang bila ditilik dari konsep tangga nadanya, ia berbeda dengan gamelan-gamelan [[pentatonis]] baik yang '''[[pelog]]''' maupun '''[[slendro]]'''. Meskipun bila ditinjau dari segi bahan dan bentuknya, gamelan Kiai Kanjeng tetaplah sama dengan [[gamelan]] [[Jawa]] pada umumnya. Perbedaan nada tersebut terletak pada jumlah bilahannya serta kenyataan bahwa [[gamelan]] Kiai Kanjeng juga merambah ke wilayah [[diatonis]], meski tidak sepenuhnya. Tepatnya: ''sel-la-si-do-re-mi-fa-sol,'' dengan nada dasar G=do atau E Minor.<ref>{{Cite web|date=10 Juli 2023 {{!}} 15.51 WIB|title=Cak Nun dan Kelompok Musik Religi Kiai Kanjeng, Populerkan Tombo Ati|url=https://www.tempo.co/teroka/cak-nun-dan-kelompok-musik-religi-kiai-kanjeng-populerkan-tombo-ati-168351|website=Tempo|language=id|access-date=2024-12-08}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Mahadika|first=Alam|last2=Misbahuddin|first2=Angga|date=2023-12-31|title=Islamic Music Art of Gamelan Kiai Kanjeng in the Plurality of Indonesia|url=https://jurnaldialog.kemenag.go.id/index.php/dialog/article/view/847|journal=Dialog|language=en|volume=46|issue=2|pages=185–202|doi=10.47655/dialog.v46i2.847|issn=2715-6230}}</ref>
 
Konsep nada Kiai Kanjeng adalah '''''solmisasi yang belum sempurna: sel, la, si, do, re, mi, fa, sol'''''. Penyempurnaan terus dilakukan dengan ninthing [[instrumen]] [[gamelan]] ([[saron]], [[bonang]] dan sebagainya) yang baru, karena sesungguhnya yang diperlukan jauh melebihi yang sekarang ada. Pelarasan [[nada]] oleh Novi Budianto pada mulanya dipilih berdasarkan pengalamannya menata musik-puisi [[Emha Ainun Nadjib]] sejak berproses bersama di [[Teater Dinasti]].<ref>{{Cite web|last=wardibudaya|title=Komunitas Kiai Kanjeng Pada Mulanya Adalah Konsep Nada – Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/komunitas-kiai-kanjeng-pada-mulanya-adalah-konsep-nada/|language=id-ID|access-date=2024-12-08}}</ref>