Stasiun Kiaracondong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 21:
| operator2 = [[KAI Commuter]]
| class = Besar tipe B
| oldname = Halte''Stopplaats'' Kiaratjondong
| othername = Stasiun Kircon
| services = {{adjacent stations|system=Komuter Bandung
Baris 29:
|line4=Garut Cibatuan|left4=Cikudapateuh|right4=Gedebage
}}
| track = 6 (jalur 2 dan 3 sepur lurus)
| platform = 7
* Satu peron sisi sedang
* Satu peron sisi tinggi
* Dua peron pulau tinggi
| letak = km 160+124 lintas [[Stasiun Bogor|Bogor]]–[[Stasiun Bandung|Bandung]]–[[Stasiun Banjar|Banjar]]–[[Stasiun Kutoarjo|Kutoarjo]]–[[Stasiun Yogyakarta|Yogyakarta]]
| nomor = 1601
Baris 60 ⟶ 57:
 
=== Menjadi stasiun ===
Menanggapi surat pembaca yang muncul pada 1897, perhentian Kiaracondong akhirnya dipertahankan dan terus dikembangkan oleh SS. Pada tahun 1919, SS mewacanakan untuk meningkatkan status ''stopplaats'' menjadi ''halte'' (setara stasiun kecil), sehubungan dengan perkembangan jalur kereta api Bandung. Dengan mempertimbangkan keputusan yang telah disepakati ''[[Volksraad]]'' (Dewan Rakyat), dilakukan peningkatan jalur dan pembangunan emplasemen barang di Bandung dan Batavia. Total anggaran yang diperkirakan mencapai ƒ1.429.000,00. Adapun rincian proyeknya antara lain:<ref>{{Cite news|date=5 Juni 1919|title=Spoorwegtoestand te Bandoeng|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB08:000132789:mpeg21:pdf|work=de Preangerbode|access-date=2024-12-09}}</ref>
Stasiun ini akhirnya dikembangkan oleh SS.
 
* pembangunan area bongkar muat di Cikudapateuh (kemungkinan sekarang Gudang Persediaan);
Dahulu, pada pembangunan jalur kereta api lintas Jawa yang dilakukan oleh [[Staatsspoorwegen]] (SS), tidak ada Stasiun Kiaracondong dan [[Stasiun Cikudapateuh|Cikudapateuh]], apalagi [[Stasiun Andir|Andir]], [[Stasiun Ciroyom|Ciroyom]], maupun [[Stasiun Bandung Gudang|Bandung Gudang]]. Peta tahun 1894 hanya menyebutkan nama [[Stasiun Bandung]] dan [[Stasiun Gedebage|Gedebage]] sebagai stasiun di Kota Bandung (Gedebage dahulu berada di pinggiran wilayah Kota Bandung).<ref>{{Cite web|url=http://maps.library.leiden.edu/cgi-bin/iipview?krtid=3858&name=04892-04.JPG&marklat=-6.9294&marklon=107.6418&sid=s6ijkm4565749&seq=2&serie=1&lang=1&ssid=&resstrt=0&svid=334953&dispx=1366&dispy=626#focus|title=Dutch Colonial maps - Leiden University Libraries|website=maps.library.leiden.edu|access-date=2019-02-04}}</ref>
* pembangunan emplasemen langsir baru di barat [[Stasiun Bandung]] (bekas pabrik kopi);
* pembelian perlengkapan gudang persenjataan (''magazijn'') di Bandung bagian barat;
* pembangunan ''Halte'' Kiaratjondong
* pembangunan jalur ganda yang menghubungkan Stasiun Bandung dan emplasemen langsir baru di baratnya;
* pembangunan kantor sementara untuk tempat kerja bagi insinyur yang terlibat dalam proyek ini.
 
Pada 2 Mei 1920, status ''Halte Kiaratjondong'' dinaikkan statusnya menjadi stasiun operasi/stasiun sinyal (''seinstation'').
Dalam beberapa literatur seperti laporan tahunan SS, stasiun ini dahulu dibangun karena berkembangnya Kota Bandung menjadi kota besar. Karena kebutuhan akan penumpang dan barang semakin meningkat, Pemerintah Kolonial memutuskan untuk membangun [[jalur ganda]] di rute Padalarang–Bandung–Kiaracondong, yang sepenuhnya terwujud.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/38139980|title=Sejarah perkeretaapian Indonesia|last=Nusantara.|first=Tim Telaga Bakti|last2=Indonesia.|first2=Asosiasi Perkeretaapian|date=1997-|publisher=Angkasa|isbn=9796651688|edition=Cet. 1|location=Bandung|oclc=38139980}}</ref> Pembangunan ini juga mengharuskan adanya beberapa perhentian dan titik langsir, seperti [[Halte Gadobangkong]], [[Stasiun Cimindi]], stasiun pengontrol wesel di [[Stasiun Andir|Andir]], titik pemberangkatan KA barang di Ciroyom untuk Stasiun Bandung Gudang, Stasiun Cikudapateuh, dan Stasiun Kiaracondong. Steven Anne Reitsma pun membahasnya dengan perinci mengenai jalur ganda ini dan pengaruhnya terhadap perekonomian Kota Bandung.<ref>{{Cite book|title=Indische spoorweg-politiek|last=Reitsma|first=Steven Anne|publisher=Landsdrukkerij|year=1925|isbn=|location=|pages=}}</ref> Meski jalur gandanya sendiri dibuka pada tahun 1921, bersamaan dengan pembukaan segmen [[Jalur kereta api Bandung–Ciwidey|Bandung–Ciwidey]] dan [[Jalur kereta api Rancaekek–Tanjungsari|Rancaekek–Tanjungsari]],<ref>{{Cite book|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932|last=Staatsspoorwegen|first=|publisher=Burgerlijke Openbare Werken.|year=1921–1932|isbn=|location=Batavia|pages=}}</ref> untuk stasiun ini baru diselesaikan pada tahun 1923 dengan nama Halte Kiaratjondong.<ref>{{Cite book|title=Encyclopaedie van Nederlandsch-Indië|last=Jozlas|first=P.|last2=de Graaf|first2=S.|last3=Stibbe|first3=D.G.|last4=Spaat|first4=C.|last5=Stroomberg|first5=J.|last6=Sandbergen|first6=F.J.W.H.|publisher=M. Nijhoff|year=1927|isbn=|location=|pages=}}</ref>
 
Sejak 6 April 1999, stasiun ini telah menggunakan persinyalan elektrik.<ref name="sugiana">{{cite journal|last1=Sugiana|first1=A.|last2=Lee|first2=Key-Seo|last3=Lee|first3=Kang-Soo|last4=Hwang|first4=Kyeong-Hwan|last5=Kwak|first5=Won-Kyu|year=2015|title=Study on Interlocking System in Indonesia|url=https://pdfs.semanticscholar.org/beab/714af554a793a1ddb3e041eaee31fa02a4b9.pdf|journal=Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway)|issue=46}}</ref> Kemudian per 15 Oktober 2024, sistem persinyalan tersebut diganti dengan yang terbaru produksi [[Len Industri|PT Len Industri]].