Bronkodilator: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 7:
==Agonis β<sub>2</sub>-adrenergik kerja panjang==
==Antikolinergik==
[[Tiotropium bromida]] adalah bronkodilator [[antikolinergik]] kerja panjang yang bekerja selama 24 jam dan digunakan dalam penanganan [[penyakit paru obstruktif kronik]] (PPOK).
Hanya tersedia dalam bentuk inhalan, [[ipratropium bromida]] digunakan dalam pengobatan asma dan PPOK. Sebagai antikolinergik kerja pendek, obat ini meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi risiko eksaserbasi pada penderita asma simptomatik.<ref>{{cite journal | vauthors = Price D, Fromer L, Kaplan A, van der Molen T, Román-Rodríguez M | title = Is there a rationale and role for long-acting anticholinergic bronchodilators in asthma? | journal = npj Primary Care Respiratory Medicine | volume = 24 | issue = 1 | pages = 14023 | date = July 2014 | pmid = 25030457 | doi = 10.1038/npjpcrm.2014.23 | pmc = 4373380 }}</ref> Namun, obat ini tidak akan menghentikan serangan asma yang sedang berlangsung. Karena obat ini tidak memiliki efek pada gejala asma jika digunakan sendiri, obat ini paling sering dipasangkan dengan agonis β<sub>2</sub>-adrenergik kerja pendek. Meskipun obat ini dianggap sebagai obat pelega atau penyelamat, obat ini dapat mulai bekerja setelah satu jam penuh. Karena alasan ini, obat ini berperan sekunder dalam pengobatan asma akut. Tenggorokan kering merupakan efek samping yang paling umum. Jika obat ini mengenai mata, obat ini dapat menyebabkan penglihatan kabur untuk sementara waktu.
Penggunaan antikolinergik dalam kombinasi dengan agonis β<sub>2</sub>-adrenergik kerja pendek telah terbukti mengurangi rawat inap pada anak-anak dan orang dewasa dengan eksaserbasi asma akut.<ref>{{cite journal | vauthors = Rodrigo GJ, Castro-Rodriguez JA | title = Anticholinergics in the treatment of children and adults with acute asthma: a systematic review with meta-analysis | journal = Thorax | volume = 60 | issue = 9 | pages = 740–6 | date = September 2005 | pmid = 16055613 | pmc = 1747524 | doi = 10.1136/thx.2005.040444 }}</ref><ref>{{cite journal | vauthors = Griffiths B, Ducharme FM | title = Combined inhaled anticholinergics and short-acting beta2-agonists for initial treatment of acute asthma in children | journal = Paediatric Respiratory Reviews | volume = 14 | issue = 4 | pages = 234–5 | date = December 2013 | pmid = 24070913 | doi = 10.1016/j.prrv.2013.08.002 }}</ref>
==Lainnya==
Tersedia dalam bentuk oral dan injeksi, [[teofilin]] adalah bronkodilator kerja panjang yang mencegah serangan asma. Obat ini termasuk dalam golongan kimia metilksantin (bersama dengan [[kafein]]). Obat ini diresepkan untuk kasus asma berat atau yang sulit dikendalikan. Obat ini harus diminum 1–4 kali sehari, dan dosisnya tidak boleh terlewat. Tes darah diperlukan untuk memantau terapi dan untuk menunjukkan kapan penyesuaian dosis diperlukan. Efek sampingnya dapat meliputi mual, muntah, diare, [[mulas]], [[sakit kepala]], detak jantung cepat atau tidak teratur, kram otot, perasaan gugup atau gelisah, dan hiperaktif. Gejala-gejala ini dapat menandakan perlunya penyesuaian pengobatan. Obat ini dapat memicu refluks asam, yang juga dikenal sebagai [[penyakit refluks gastroesofagus|GERD]], dengan merelaksasi otot sfingter esofagus bagian bawah. Beberapa obat, seperti obat kejang dan tukak lambung serta antibiotik yang mengandung [[eritromisin]], dapat mengganggu cara kerja teofilin. Kopi, teh, [[kola]], merokok, dan penyakit akibat virus semuanya dapat memengaruhi kerja teofilin dan mengubah efektivitasnya. Seorang dokter harus memantau tingkat dosis untuk memenuhi profil dan kebutuhan setiap pasien.
|