Misinformasi terkait aborsi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ZoelKFL (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
ZoelKFL (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
 
== Faktor penyebab ==
Banyak faktor yang mendorong terjadi misinformasi terkaittentang aborsi diantaranya: aturan perundangan yang berubah, menjamurnya disinformasi tentang aborsi, lemahnya upaya perusahaan internet dan media sosial menekan laju penyebaran misinformasi aborsi, stigma pada diskusi publik tentang aborsi yang dirasakan oleh pasien dan penyedia layanan.{{sfn|Pagoto|4 Mei 2023}}
 
=== Perubahan Aturan ===
Perubahan aturan tentang aborsi yang terlalu cepat menjadi faktor pendorong timbulnya misinformasi di masyarakat. Di Amerika Serikat, setelah Mahkamah Agung membatalkan [[Roe v. Wade]], diikuti oleh perubahan undang-undang tentang aborsi di [[Utah]] sebanyak tiga kali dalam lima hari. Akibatnya berkembang misinformasi di tengah-tengah masyarakat.{{sfn|McCann|11 Agustus 2022}} Selain itu warga Amerika Latin menjadi target misinformasi terkait aborsi. Misinformasi terkait kriminalisasi praktik aborsi di AS hingga informasi palsu mengenai dampak aborsi. Misinformasi terkait aborsi tersebut marak beredar setelah pembatalan Roe v. Wade.{{sfn|Acevedo|5 Agustus 2022}}
=== Menjamurnya disinformasi ===
Disinformasi berkaitan erat dengan misinformasi terkait aborsi. Banyak pengguna internet yang membagikan disinformasi yang diterima sehingga akhirnya berkembang menjadi misinformasi. Sebuah studi menunjukkan beragamnya informasi terkait aborsi yang beredar di media sosial [[instagram]] pada tahun 2022. Studi ini menemukan 37% postingan terkait aborsi mengandung informasi yang salah. Studi juga menemukan sekitar 20% postingan yang berisi informasi yang salah berasal dari dokter atau profesional medis non-dokter.{{sfn|Welsh|20 Mei 2023}}
Baris 16:
Disinformasi juga berkembang melalui iklan di [[Facebook]] dan Google terkait aborsi yaitu "''reversal''" atau “''abortion pill reversal''” . Iklan tersebut menargetkan pengguna platform facebook berusia 13 tahun ke atas dan telah dilihat oleh pengguna sebanyak 18,4 juta kali. Adapun iklan di [[Google]], menjangkau 83% pencarian terkait kata kunci 'aborsi'.{{sfn|CCDH|2022|p=4-5}}
 
[[Algoritma]] mesin pencari juga ikut berperan serta menyebarkan misinformasi terkait aborsi. Seringkali mesin pencari mengarahkan pengguna ke klinik palsu. ''Counterhate'' menemukan dari 70 hasil pencarian [[Google Maps|Google Map]] tentang klinik, 26 diantaranya merupakan lokasi dari klinik palsu.<ref>{{sfn|Rollison|6 Juli 2022}}
 
[[YouTube|Youtube]] telah menyatakan komitmennya untuk menghapus video berisi misinformasi dan disinformasi tentang aborsi. Termasuk konten yang merekomendasikan cara aborsi di rumah yang justru tidak aman. Youtube juga memberikan label informasi pada konten yang berkaitan dengan aborsi disertai pranala ke lembaga resmi.{{sfn|Kompas|23 Juli 2022}}
Baris 22:
== Dampak misinformasi terkait aborsi ==
 
* ''Menghambat akses informasi yang akurat''. Menyebarnya misinformasi dengan cepat melalui internet akan menghambat kemampuan masyarakat untuk menemukan informasi yang akurat yang berguna untuk dasar pengambilan keputusan mengenai perawatan kesehatan.{{sfn|Pagoto|4 Mei 2023}}
* ''Kerugian kesehatan''. Misinformasi yang diikuti dengan aborsi mandiri dari informasi yang salah di internet bisa menyebabkan kerugian kesehatan bahkan kematian.{{sfn|Pagoto|4 Mei 2023}}
* Misinformasi terhadap aborsi bisa memperburuk angka kematian ibu, ketika misinformasi digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pihak berwenang.{{sfn|Pagoto|4 Mei 2023}}
 
== Misinformasi terkait aborsi di Indonesia ==
Berikut beberapa disinformasi yang beredar di Indonesia dan berkembang menjadi misinformasi di tengah masyarakat:
 
* ''Maret 2019'': Beredar di media sosial facebook dengan takarir "''Aborsi Sudah Legal''". Informasi tersebut membelokkon berita mengenai layanan aborsi yang sedang disiapkan pemerintah untuk layanan aborsi aman yang dikecualikan oleh undang-undang.{{sfn|Ningtyas|6 MeiMaret 2019}}
* ''Mei 2019'': Beredar informasi melalui Whatsapp mengenai asal mula vaksin Rubela yang berasal dari janin manusia yang diaborsi.{{sfn|Komdigi|6 Mei 2019}}
* ''Agustus 2019:'' Beredar di instagram, foto pria yang disebut melakukan aborsi banyak bayi di Surabaya. Informasi ini juga merupakan disinformasi, karena foto tersebut terjadi di Vietnam.{{sfn|Komdigi|14 Agustus 2019}}
Baris 52:
 
*{{cite journal
| last1 = Bryant
| first1 = Amy G.; et al.
| last2 =
| first2 =
| date = Desember 2014
| title = Crisis pregnancy center websites: Information, misinformation and disinformation
| url = https://www.contraceptionjournal.org/article/S0010-7824(14)00565-4/abstract
| journal = Contraception
| volume = 90
| issue = 6
| pages = 601-605
| doi =
| access-date = 10 Desember 2024
|ref = {{sfnref||Bryant|Desember 2014|p=601-605}}
}}
*{{cite book
Baris 101:
|publisher = Komdigi
|access-date = 10 Desember 2024
|ref = {{sfnref|Komdigi|166 Mei 2019}}
}}
*{{cite web
Baris 152:
|last = Ningtyas
|first = Ika
|date = 6 MeiMaret 2019
|website =
|publisher = Tempo
|access-date = 10 Desember 2024
|ref = {{sfnref|Ningtyas|6 MeiMaret 2019}}
}}
*{{cite journal
Baris 198:
|url = https://cdn.prod.website-files.com/615e270f23c94c3fc683f12c/6360182ce09baba276f9d96d_Gendered%20Health%20Misinformation%20-%20Meedan.pdf
|isbn =
|ref = {{sfnref|Sherman|Oktober 2002|p=42-45}}
}}
*{{cite web