Misinformasi terkait aborsi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
menambahkan data dan referensi |
||
Baris 1:
'''Misinformasi terkait aborsi''' adalah penyebaran [[informasi]] yang salah atau menyesatkan terkait [[Pengguguran kandungan|aborsi]], yang berhubungan dengan implikasi aborsi dalam pandangan medis, hukum dan sosial. Misinformasi terkait aborsi merupakan bagian dari misinformasi yang terkait dengan kesehatan berbasis gender. Tidak ada prosedur medis lain yang diikuti oleh [[misinformasi]] sebanyak misinformasi terkait aborsi. {{sfn|Sherman|Oktober 2002|p=42-45}} Informasi terkait aborsi telah menjadi ladang ranjau misinformasi medis--dalam beberapa kasus merupakan disinformasi. {{sfn|Rollison|6 Juli 2022}}
Aborsi menjadi salah satu perdebatan kebijakan publik yang paling kontroversial dan emosional, baik bagi penentangnya maupun pendukung aborsi. Pandangan terpolarisasi inilah yang kemudian menimbulkan stigma, kebingungan, mitos yang meluas dan misinformasi terkait aborsi.{{sfn|Belfield T|2014|p=175}}
Misinformasi dan disinformasi kerap digunakan bergantian. Misinformasi merupakan penyebaran informasi palsu atau salah tanpa bermaksud menyesatkan. Mereka yang menyebarkan informasi, mungkin percaya informasi itu benar, berguna atau tanpa memiliki niat jahat terhadap penerima. Adapun disinformasi, penyebar memiliki kesengajaan untuk membagikan informasi yang salah (informasi yang dimanipulasi). Biasanya dimotivasi oleh kepentingan ekonomi, ideologi, agama, politik, atau untuk mendukung agenda sosial. Baik misinformasi maupun [[disinformasi]] bisa menimbulkan kerugian bagi proses pengambilan keputusan penerima informasi.{{sfn|WHO|6 Februari 2024}}
Baris 32 ⟶ 34:
Berikut beberapa disinformasi yang beredar di Indonesia dan berkembang menjadi misinformasi di tengah masyarakat:
* ''Januari 2019'' : Beredar informasi jika RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang disidangkan pemerintah akan menyuburkan Zina, LGBT dan Aborsi. Cek Fakta Tempo telah melakukan sejumlah wawancara yang membantah misinformasi yang beredar.{{sfn|Tempo|31 Januari 2019}}
* ''Maret 2019'': Beredar di media sosial facebook dengan takarir "''Aborsi Sudah Legal''". Informasi tersebut membelokkon berita mengenai layanan aborsi yang sedang disiapkan pemerintah untuk layanan aborsi aman yang dikecualikan oleh undang-undang.{{sfn|Ningtyas|6 Maret 2019}}
* ''Mei 2019'': Beredar informasi melalui Whatsapp mengenai asal mula vaksin Rubela yang berasal dari janin manusia yang diaborsi.{{sfn|Komdigi|6 Mei 2019}}
Baris 53 ⟶ 56:
|access-date = 10 Desember 2024
|ref = {{sfnref|Acevedo|5 Agustus 2022}}
}}
*{{cite book
|title = Myths and misinformation; Abortion Care
|last1 = Belfield T
|first1 =
|last2 = Rowlands S, ed.
|first2 =
|display-authors = 1
|publisher = Cambridge University Press
|year = 2014
|location =
|url = https://www.cambridge.org/core/books/abs/abortion-care/myths-and-misinformation/BD81F399EE2634790B0EBA834D9E52F8
|isbn =
|ref = {{sfnref|Belfield T|2014|p=175}}
}}
Baris 235 ⟶ 252:
|access-date = 10 Desember 2024
|ref = {{sfnref|Welsh|20 Mei 2023}}
}}
*{{cite web
|url = https://cekfakta.tempo.co/fakta/116/fakta-atau-hoax-benarkah-ruu-penghapusan-kekerasan-seksual-menyuburkan-zina-lgbt-dan-aborsi
|title = [Fakta atau Hoax] Benarkah RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Menyuburkan Zina, LGBT dan Aborsi?
|last = Tempo
|first =
|date = 31 Januari 2019
|website =
|publisher = Tempo
|access-date = 11 Desember 2024
|ref = {{sfnref|Tempo|31 Januari 2019}}
}}
*{{cite journal
|