Asimilasi (sosial): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbaikan (fix). |
Menambahkan tipe-tipe asimilasi, menautkan pranala dalam, dan memperbaiki tanda baca. Tag: Dikembalikan VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 17:
=== Faktor penghalang ===
Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain:
* Kelompok yang terisolasi atau [[Alienasi|terasing]] (biasanya kelompok minoritas).
* Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi.
* Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
* Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan kebudayaan kelompok lainnya.
* Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut.
* Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
* Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa.
== Tingkatan ==
Masyarakat [[majemuk]] merupakan masyarakat yang paling utama menjadi tujuan dari asimilasi. Latar belakang kehidupan yang berbeda-beda membuat proses asimilasi mencapai tahap yang berbeda-beda pada masyarakat yang berbeda. Perbedaan ini menjadikan asimilasi tidak dapat dilakukan secara menyeluruh dalam seluruh aspek kebudayaan yang berlaku.{{Sfn|Rahman|2011|p=9}} Asimilasi yang tidak sempurna terjadi karena masyarakat memiliki kebudayaan dan [[identitas]] yang selalu berusaha untuk dipertahankan beradaannya.{{Sfn|Rahman|2011|p=9-10}}
== Tipe-Tipe Asimilasi ==
Asimilasi dapat dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan sifat interaksi dan hasil yang dicapai. Berikut adalah tipe-tipe asimilasi beserta penjelasannya:
=== 1. Asimilasi Budaya (''Cultural Assimilation''). ===
Proses kelompok minoritas mengadopsi kebiasaan, nilai, bahasa, atau tradisi budaya dari kelompok dominan hingga akhirnya menyerupai budaya tersebut.
'''Contoh''': Migran yang belajar dan menggunakan bahasa serta [[gaya hidup]] masyarakat di negara tempat mereka menetap.
=== 2. Asimilasi Struktural (''Structural Assimilation''). ===
Proses di mana kelompok minoritas secara bertahap diterima dalam struktur sosial, ekonomi, dan politik kelompok dominan, seperti mendapatkan akses yang sama dalam pekerjaan, pendidikan, atau pemerintahan.
'''Contoh''': Anggota kelompok etnis minoritas yang menduduki posisi penting dalam pemerintahan atau institusi masyarakat.
=== 3. Asimilasi Perkawinan (''Marital Assimilation''). ===
Terjadi ketika individu dari kelompok yang berbeda menikah sehingga mengaburkan batas etnis atau budaya antara kedua kelompok. [[Perkawinan campuran]] ini sering menjadi jembatan untuk integrasi yang lebih dalam.
'''Contoh''': Perkawinan antara individu dari suku Jawa dan Minangkabau yang menghasilkan perpaduan budaya.
=== 4. Asimilasi Identitas (''Identificational Assimilation''). ===
Proses di mana kelompok minoritas mengidentifikasi diri mereka sepenuhnya sebagai bagian dari kelompok mayoritas, termasuk mengadopsi [[identitas nasional]] atau etnis dominan.
'''Contoh''': Generasi kedua atau ketiga imigran yang merasa lebih terhubung dengan budaya negara tempat tinggal daripada budaya asal nenek moyang mereka.
=== 5. Asimilasi Sikap (''Attitudinal Assimilation''). ===
Terjadi ketika kelompok mayoritas dan minoritas saling menerima secara emosional, mengurangi stereotip atau prasangka yang sebelumnya ada.
'''Contoh''': Kehidupan masyarakat yang harmonis tanpa diskriminasi berdasarkan latar belakang budaya atau etnis.
=== 6. Asimilasi Perilaku (''Behavioral Assimilation''). ===
Proses kelompok minoritas menyesuaikan pola perilaku, [[norma]], atau cara hidup mereka agar sesuai dengan kelompok mayoritas, tanpa kehilangan identitas budaya sepenuhnya.
'''Contoh''': Penggunaan pakaian modern oleh masyarakat tradisional saat bekerja di kota besar.
=== 7. Asimilasi Institusional (''Institutional Assimilation''). ===
Terjadi ketika institusi seperti sekolah, organisasi, atau tempat kerja menjadi tempat integrasi budaya antara kelompok yang berbeda, mendorong terciptanya kesetaraan di dalam institusi tersebut.
'''Contoh''': Sekolah yang menerapkan sistem pendidikan inklusif bagi semua kelompok etnis.
Setiap tipe asimilasi ini mencerminkan aspek tertentu dari bagaimana kelompok masyarakat dapat menyatu, tetapi tingkat asimilasi yang dicapai bergantung pada konteks sosial, budaya, dan politik dari kelompok yang terlibat.
== Lihat pula ==
* [[Sosiologi]]
* [[Antropologi]]
* [[Konflik]]
* [[Akulturasi]]
|