Hasyiah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Amrullah SE (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Amrullah SE (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 13:
Dalam kitab ''Jami’u Asy-Syuruh wa Al-Hawasyi,'' Abdullah Al-Habsyi menyebut bahwa guru mereka bertiga, yaitu Syekh Zakariyya Al-Anshari (w. 926 H) memiliki karangan berupa hasyiah atas ''Syarh'' ''An-Nahjah Al-Mardhiyyah'' ''<nowiki/>'ala Al-Bahjah Al-Wardiyyah'' karya Syekh Waliyuddin Al-‘Iraqi (w. 826 H). Syekh Syarafuddin Al-Munawi (w. 871 H) yang merupakan guru Syekh Zakariyya Al-Anshari, juga menulis hasyiah atas kitab syarah tersebut. Syekh Syarafuddin Al-Munawi ini merupakan murid dari Syekh Waliyuddin Al-‘Iraqi, pemilik kitab syarah yang tersebut di atas.
[[Berkas:Hasyiah Al Khudori.jpg|al=KITAB HASYIAH AL KHUDORI ALA SYARAH IBNU AQIL ALA ALFIYAH IBNU MALIK 2 JILID|jmpl|حاشية الخضري على شرح ابن عقيل]]
Syekh Jalaluddin As-Suyuthi (w. 911 H) merupakan ulama semasa Syekh Zakariyya Al-Anshari dan sama-sama berguru kepada Syekh Syarafuddin Al-Munawi juga memiliki kitab fikih yang membawa nama hasyiah. Kitab tersebut berjudul ''Al-Azhaar Al-Ghadhdhah fi Hawasyi Ar-Raudhah''. Memang kitab ''Raudhah Ath-Thalibin'' karya Imam An-Nawawi banyak mendapat penjelas. Kitab penjelasnya membawa nama Hasyiyah atau Hawasyi. Padahal kitab penjelas tersebut tidak lahir dari kitab Syarah ''Raudhah Ath-Thalibin''.
== Rujukan ==
|