Linguistik Fungsional Sistemik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k suntingan pengantar Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source |
||
Baris 1:
{{wikify}}
'''Linguistik Sistemik Fungsional (LSF),''' atau ''Systemic Functional Linguistic (SFL)'', adalah sebuah pendekatan [[linguistik]] yang bertujuan untuk memahami bagaimana sebuah [[teks]] membentuk maknanya dalam sebuah [[konteks]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Halliday|first=Michael Alexander Kirkwood|last2=Matthiessen|first2=Christian Matthias Ingemar Martin|date=2013|url=https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=odUqAAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=introduction+to+functional+grammar&ots=LpmlgPguxk&sig=owYsJUGZqg1YkJjU3U_LHCYg4Tc|title=Halliday's Introduction to Functional Grammar|location=|publisher=Routledge|isbn=|url-status=live}}</ref>
Definisi Linguistik Sistemik-Fungsional (SFL) yaitu teori bahasa yang berpusat pada gagasan fungsi bahasa. Teks merujuk pada semua fenomena kebahasaan dalam media apapun yang dapat dimengerti oleh orang yang mengetahui [[bahasa]] yang digunakan dalam teks tersebut. Untuk membantu analisanya, LSF membagi konteks di mana bahasa muncul ke dalam dua jenis: konteks situasi dan konteks budaya.<ref name=":1">{{Cite book|last=Martin|first=James Robert|last2=Rose|first2=Rose|date=2008|url=https://journals.equinoxpub.com/books/article/view/22043|title=Genre Relations: Mapping Culture|location=London|publisher=Equinox|isbn=|url-status=live}}</ref> Konteks situasi merujuk pada tiga hal dalam suatu tindakan berbahasa: siapa saja yang terlibat, situasi apa yang sedang terjadi, dan fungsi apa yang dimiliki oleh bahasa dalam situasi tersebut.<ref name=":1" /> Konteks budaya dalam LSF merujuk pada berbagai unsur yang dapat digunakan atau dilakukan oleh suatu anggota budaya tertentu untuk membuat makna, misalkan melalui [[gestur]], kualitas vokal, raut wajah, dll.<ref name=":0" /> == Sejarah ==
[[Linguistik]] Fungsional Sistemik bermula dari asumsi J.R. Firth<ref>{{Cite web|url=https://www.cambridge.org/core/services/aop-cambridge-core/content/view/D926AFCBF99AD17D5C7A7A9C0558DFDC/S0041977X00092156a.pdf/john_rupert_firth.pdf|title=John Rupert Firth|last=|first=|date=|website=|access-date=}}</ref> tentang bahasa bahwa bahasa kembali pada dirinya (''Language turned back on itself''). J.R. Firth (sekitar tahun 1930-1950) meyakini bahasa akan kembali pada kealamiannya (''nature'') yakni berkaitan langsung dengan posisi filosofis dari bahasa itu sendiri. Pemikiran ini berbeda dengan aliran [[Leonard Bloomfield]] yang condong menyelidiki bahasa dan strukturnya. M.A.K Halliday sebagai murid J.R. Firth nantinya mengembangkan asumsi ini dan menaruh perhatian yang besar terhadap bahasa dan makna, serta bahasa dan fungsi sosialnya. Sebelum Linguistik Fungsional Sistemik muncul, [[Michael Halliday|M.A.K Halliday]] mengembangkan teori ''Language as a social semiotic'' (bahasa sebagai semiotika sosial).<ref>{{Cite web|last=Mardiansyah|first=Yadi|title=Seputar Linguistik Sistemik Fungsional|url=https://literasibahasa.com/seputar-linguistik-sistemik-fungsional/|website=Literasi Bahasa}}</ref>
|