Calung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 6:
== Etimologi ==
Calung sebenarnya adalah nama lokal untuk tumbuhan Ajang kelicung (nama latin: ''[[Diospyros macrophylla]]'') dalam [[bahasa Sunda]] ([[:su:Ki calung|''ki calung'']], secara harfiah: kayu calung),<ref>{{Cite book|last=Hasskarl|first=Justus Karl|year=1845|url=https://books.google.co.id/books?id=zBUEAAAAQAAJ&pg=PA77&lpg=PA77&dq=leucoxylon+Buxifolium&source=bl&ots=hGPU38nyTo&sig=ACfU3U08H3qADX0Dg9OEZ_FyHzO2Ir26pQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi-0vPGvNPmAhXPXSsKHe72AhwQ6AEwD3oECAQQAQ#v=onepage&q=Diospyros%20macrophylla&f=false|title=Aanteekeningen over het nut, door de bewoners van Java aan eenige planten van dat eiland toegeschreven|location=Unterweser, Brake|publisher=J. Müller|pages=82|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book |last=Annisha |first=Wahyu |url=https://books.google.com/books?id=UqVYEAAAQBAJ&dq=calung+sunda&pg=PA68 |title=Mengenal Aneka Flora & Fauna Indonesia |publisher=Laksana Kidz |year=2016 |isbn=978-602-0806-84-6 |location=Yogyakarta |pages=68}}</ref><ref>{{Cite web |last=Dodo |date=20 February 2014 |title=KI CALUNG (Diospyros macrophylla Blume) DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON BANTEN |url=http://lipi.go.id/publikasi/ki-calung-diospyros-macrophylla-blume-di-taman-nasional-ujung-kulon-banten/7139 |access-date=6 May 2023 |website=Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia}}</ref> sebagai sebuah alat musik, merujuk pada Kamus Sunda-Inggris berjudul ''A Dictionary of the Sunda language'' karya Jonathan Rigg (1862), calung adalah alat musik kasar berupa setengah lusin potongan bambu yang diikatkan pada seutas tali, seperti anak tangga, dan ketika digantung, disadap dengan sepotong kayu.<ref>{{Cite book |last=Rigg |first=Jonathan |url=https://en.wikisource.org/wiki/A_Dictionary_of_the_Sunda_language/C |title=A Dictionary of the Sunda language |publisher=Lange & Co. |year=1862 |location=Batavia |pages=75}}</ref>
==Calung renteng==▼
{{Main article|Calung renteng}}▼
Jenis calung yang berkembang di wilayah selatan [[Banten]], khususnya di masyarakat agraris tradisional Sunda seperti [[Pandeglang]] selatan dan [[Suku Badui|Kanekes]]. Calung renteng terbuat dari bambu hitam dengan kisaran 12 bilah bambu yang diikat dari ukuran bambu paling besar dengan nada rendah sampai ukuran bilah paling kecil dengan nada tinggi. Calung renteng dimainkan dengan pemukul yang terbuat dari kayu dan disebut ''panakol''. Tidak seperti calung rantay yang dimainkan secara horizontal, calung renteng dimainkan secara vertikal dengan bagian atasnya diikat pada tiang dan bagian bawahnya diapit oleh kaki pemainnya. Calung renteng dapat dimainkan secara tunggal atau solo maupun secara kelompok dengan ensambel musik. Salah satu ensambel musik yang populer adalah [[calung renteng]], [[gong lodong]], [[kosrek]], dan [[toleat]]. Salah satu maestro calung renteng yang aktif melakukan pewarisan kepada generasi muda adalah [[Abah Kalimi]] yang mendapatkan [[Anugerah Kebudayaan Indonesia]] dari [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi]] pada tahun 2021.▼
== Calung rantay ==
Calung rantay
== Calung jinjing ==
Adapun calung jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah kecil bambu (paniir). Calung jinjing terdiri atas empat atau lima buah, seperti calung kingking (terdiri dari 12 tabung bambu), calung panepas (5 /3 dan 2 tabung bambu), calung jongjrong(5 /3 dan 2 tabung bambu), dan calung gonggong (2 tabung bambu). Kelengkapan calung dalam perkembangannya dewasa ini ada yang hanya menggunakan calung kingking satu buah, panempas dua buah dan calung gonggong satu buah, tanpa menggunakan calung jongjrong Cara memainkannya dipukul dengan tangan kanan memakai pemukul, dan tangan kiri menjinjing/memegang alat musik tersebut. Sedangkan teknik menabuhnya antar lain dimelodi, dikeleter, dikemprang, dikempyung, diraeh, dirincik, dirangkep (diracek), salancar, kotrek, dan solorok.{{Sfn|Kurnia|2003|p=29}}
▲==Calung renteng==
▲{{Main article|Calung renteng}}
▲Jenis calung yang berkembang di wilayah selatan [[Banten]], khususnya di masyarakat agraris tradisional Sunda. Calung renteng terbuat dari bambu hitam dengan kisaran 12 bilah bambu yang diikat dari ukuran bambu paling besar dengan nada rendah sampai ukuran bilah paling kecil dengan nada tinggi. Calung renteng dapat dimainkan secara tunggal atau solo maupun secara kelompok dengan ensambel musik. Salah satu ensambel musik yang populer adalah [[calung renteng]], [[gong lodong]], [[kosrek]], dan [[toleat]]. Salah satu maestro calung renteng yang aktif melakukan pewarisan kepada generasi muda adalah [[Abah Kalimi]] yang mendapatkan [[Anugerah Kebudayaan Indonesia]] dari [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi]] pada tahun 2021.
== Perkembangan ==
|