Connie Rahakundini Bakrie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aditya Rizaldy (bicara | kontrib)
Aditya Rizaldy (bicara | kontrib)
Baris 60:
Kiprahnya yang mentereng di dunia internasional, sempat membuat dirinya dituduh sebagai Agen Intelijen Israel (Mossad), dan kemudian kedekatannya dengan Kremlin membuat dirinya dituduh sebagai Agen Intelijen Rusia (KGB / FSB). Profesor Connie merespons tuduhan tidak berdasar ini dengan humor intelektual : "Jika seseorang membiarkan dirinya dituduh sebagai Agen Mossad dan Agen KGB, maka kemungkinan besar orang itu adalah Agen MI6 (Inggris) atau Agen CIA (AS)," kelakar Profesor Connie pada podcast milik Mantan Ketua KPK Abraham Samad. <ref>{{Citation|title=Prof. Connie: Gibran Sebaiknya Mengundurkan Diri. Indonesia Hadapi Tantangan Global {{!}} #SPEAKUP|url=https://www.youtube.com/watch?si=TUSelIAG3h2uGeew.&v=r3vUeMmbiVw&feature=youtu.be|date=2024-10-17|accessdate=2024-12-13|last=Abraham Samad SPEAK UP}}</ref>
 
== RiwayatPeran PendidikanDomestik dan Politik ==
Profesor Connie memainkan peranan penting dalam membentuk sektor pertahanan Indonesia di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. Ia memberikan masukan kepada institusi-institusi utama, meliputi :
Connie menyelesaikan Studi Doktor di [[Universitas Indonesia]] selain menempuh pendidikan di APCSS Asia Pasific Centre for Security Studies, Hawaii - Fu Xi Kang war Academy, ROC - Chevening Executive Programme for Democracy and Security di [[Universitas Birmingham]], Britania Raya.
 
- Kementerian Luar Negeri (Kemlu)
Ia berkesempatan menjadi Senior Research Fellow di The INSS Institute of National Security Studies di [[Tel Aviv]] [[Israel]] dalam rangka menyelesaikan penelitian desertasinya<ref>{{Cite web|url=http://rmol.co/amp/2018/03/10/330070/Connie-Rahakundini-Bakrie,-Dulu-Pengamat,-Kini-Pebisnis-Persenjataan-|title=Connie Rahakundini Bakrie, Dulu Pengamat, Kini Pebisnis Persenjataan|website=rmol.co|access-date=2019-05-23}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>. Connie adalah Visiting Lecturer di [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara]] dan [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut]].
 
- Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam)
Connie juga rutin mengajar pada Sekolah Diplomat [[Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia]] (Sesparlu dan Disparlu) serta beberapa Universitas yang berada di dalam dan luar negeri, Guru Besar Hubungan Internasional [[Universitas Negeri Sankt-Peterburg|Universitas St.Petersburg Rusia]] <ref>{{Cite web|url=https://www.jawapos.com/pendidikan/015244594/guru-besar-universitas-stpetersburg-prof-connie-bakrie-ajak-kerja-sama-brin-ui-dan-ugm}}</ref>
 
- Kementerian Pertahanan (Kemhan)
== Buah Pemikiran ==
 
Connie dikenal sebagai Analis Pertahanan, Militer dan Intelejen serta penulis dari dua Buku penting terkait Militer Indonesia dan Pertahanan Negara (Defending Indonesia, 2009 dan Pembangunan Kekuatan & Postur Ideal TNI 2007). Ia meluncurkan Autobiography Pemikiran dan Hidupnya dalam dalam buku ''Aku adalah Peluru'' yang ditulis oleh Sastrawan Bara Pattyradja.(2019)<ref>{{Cite web|url=http://indopos.co.id/read/2019/02/22/166473/buku-aku-adalah-peluru-jejak-peradaban-maratim|title=INDOPOS|date=2019-02-22|website=indopos.co.id|language=Indonesian|access-date=2019-05-23}}</ref>
- Dewan Pertahanan Nasional (Wantanas)
 
- Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas)
 
- Badan Intelijen Negara (BIN)
 
- Badan Intelijen Strategis TNI (Bais TNI)
 
- Markas Besar TNI
 
== Buah Pemikiran dan Karya Tulis ==
Buku "Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal"  (2007) ditulisnya sebagai karya saat menyelesaikan studi S2 dan memperoleh gelar Master of Science dari Universitas Indonesia dengan tesis bertajuk "Pembangunan Kekuatan Pertahanan Negara: Studi Mengenai Perencanaan Pembangunan Kekuatan TNI yang Ideal dalam Menjalankan Fungsi Pertahanan Negara di Masa Mendatang".
 
Buku "Defending Indonesia" (2008) membahas tantangan pertahanan, diluncurkan di Kedutaan Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Washington DC dan National Defence University, Pentagon.<ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2013-01-09|title=Rahakundini raih gelar doktor politik UI|url=https://www.antaranews.com/berita/352203/rahakundini-raih-gelar-doktor-politik-ui|website=Antara News|language=id|access-date=2024-12-13}}</ref><ref>{{Cite web|title=Profil Connie Rahakundini Bakrie|url=https://tirto.id/tokoh/connie-rahakundini-bakrie-bat|website=tirto.id|language=id|access-date=2024-12-13}}</ref> Buku ini kemudian memicu perdebatan terkait prioritas strategis TNI. Kritikus menilai rekomendasinya terlalu berfokus pada pertahanan maritim, sehingga dianggap mengabaikan kebutuhan pertahanan lainnya. Selain itu ia menuliskan bahwa TAP VI dan VII MPR RI merupakan kesalahan, karena dua alasan :
 
1. Memisahkan secara hitam putih antara pertahanan dan keamanan.
 
2. Menempatkan Polri langsung berada di bawah Presiden.
 
Kedua buku karya Profesor Connie menjadi rujukan-rujukan yang digunakan Menteri Pertahanan RI periode 2004 s/d 2009, Profesor Juwono Sudarsono, yang merupakan figur sipil kedua yang menjabat Menteri Pertahanan RI setelah Mohammad Mahfud Mahmodin (Mahfud MD), dalam menyusun program kebijakan jangka panjang terkait proses modernisasi atau peremajaan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) Indonesia yang dikenal dengan nama Minimum Essential Force (MEF / Kekuatan Pokok Minimal).<ref>{{Cite web|last=Rizkita|first=Neshka|title=Arti Minimum Essential Force yang Disinggung di Debat Pilpres|url=https://www.detik.com/jatim/berita/d-7130236/arti-minimum-essential-force-yang-disinggung-di-debat-pilpres|website=detikjatim|language=id-ID|access-date=2024-12-13}}</ref>
 
Kebijakan MEF yang dirancang agar dalam 3 Renstra (Rencana Strategis) selama 15 tahun, atau 3 periode pemerintahan, hingga 2024. Kebijakan MEF yang diketok palu menjadi program jangka panjang sejak 2009 s/d 2024 ini, banyak memasukkan pemikiran yang dituangkan Connie dalam dua bukunya, maupun karya-karya ilmiah di bidang pertahanan yang melibatkan langsung peran serta Profesor Connie dalam perencanaan Renstra untuk merealisasi MEF oleh pemerintah Indonesia. Tiga pilar komponen postur dalam kebijakan MEF 2009 s/d 2024 yang dicanangkan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, yakni : Kekuatan, Sebaran - Penempatan, Kemampuan, merupakan intisari dari dua buku yang ditulis oleh Connie.
 
Buku "Globalisasi dan Grand Strategy Pembanginan Kekuatan Militer" (2012) yang beriri uraian mendalam dan menyeluruh mengenai strategi pembangunan kekuatan militer dalam konteks globalisasi. Buku ini diterbitkan sebagai bagian dalam rangkaian untuk menyelesaikan studi S3 di Universitas Indonesia dengan disertasi komparatif dengan judul "Pembangunan Kekuatan Negara : Studi Komparatif Antara Indonesia dan Israel Berdasarkan Elemen Militer".
 
Untuk menyelesaikan studinya S3 ini, Connie kemudian harus menetap di Tel Aviv untuk menjadi seior researcher di Institute of National Security Studies (INSS), Tel Aviv, Israel. Connie lulus dengan nilai sidang 85 dengan IPK 3,96, serta meraih gelar Doktor dari Universitas Indonesia pada 2013.
 
Buku "Aku adalah Peluru : Mahabbah Connie Rahakundini Bakrie dalam Jejak Peradaban Maritim" (2019), yang isinya mengurai historis rangkaian kekuatan militer maritim yang dimiliki oleh kerajaan-kerajaan Nusantara di masa lalu, untuk menjadi rujukan bagi perumusan Renstra MEF Tahap 3 (2019 s/d 2024). <ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2019-02-22|title=Buku "Aku adalah Peluru" diluncurkan|url=https://www.antaranews.com/berita/801623/buku-aku-adalah-peluru-diluncurkan|website=Antara News|language=id|access-date=2024-12-13}}</ref>
 
Berbagai karya tulis hasil pemikiran Profesor Connie, telah membantu pemerintahan merealisasikan Strategi Negara Poros Maritim Dunia yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo Pada periode 2016 s/d 2017, serta berkontribusi dalam mempengaruhi kebijakan seperti pada strategi MEF untuk memodernisasi militer Indonesia (2009 s/d 2024).
 
Berikut karya tulis lainnya yang diterbitkan sebagai jurnal ilmiah :
 
- Pengaruh Perang Rusia dan Ukraina terhadap Perekonomian Negara Kawasan Asia Tenggara (2022)
 
- Tantangan, Kebutuhan, dan Masalah Pembangunan Postur dan Kapabilitas Militer Indonesia pada era Reformasi
 
- China and Indonesia Solidify Plans
 
- Alur Laut Kepulauan Indonesia: Peluang dan Ancaman Bagi NKRI  
 
- Binter Milenial pada Era Vuca (2020)
 
== Referensi ==