Misyari Rasyid Al-'Afasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 64:
#Anal Abdu
#Rahman Ya Rahman
== Syair Aya Man Yadail Fahm ==
Syair Aya Man Yadail Fahm merupakan karya Abu Muhammad Alqosim bin Ali Hariri yang kemudian di bacakan oleh Syeikh Misyari Rasyid dengan lantunan merdunya menjadi populer. Teks syair:
=== Teks Asli ===
{{quote|<poem>
أيا مَنْ يَدَّعي الفَـهْـم، إلَى كَمْ يا أخا الْوَهْـم
تُعَبِّي الـذَّنْـبَ وَالـذَمّ، وتُخْطِي الخَطَأَ الجَـمّ
أمَا بانَ لـَكَ الْـعَـيْب، أمَا أنْـذَرَكَ الـشَّـيْب
وَما في نُصْحِـهِ رَيْب، ولا سَمْعُكَ قـَدْ صَـمّ
أمَا نادَى بِكَ الْـمَـوْت، أمَا أسْمَعَكَ الصَّـوْتْ
أمَا تَخْشَى مِنَ الْفَـوْت، فتَحْـتَـاطَ وَ تَـهْـتَـمْ
فَكَمْ تَسْدَرُ فِي السَّهْـوُ، وتَختَالُ مِنَ الـزَّهْـوُ
وَ تَنْصَبُّ إلَى الـلَّـهْـوُ، كَأَنَّ الْمَوْتَ مَـا عَـمّ
وحَـتَّـامَ تَـجَـافِـيْك، وإبْـطَـاءُ تَـلَافِـيْك
طِبَاعاً جَمْعَـتْ فِـيْكْ، عُيُوْباً شُمْلُهَا انْـضَـمّ
إذا أسْخَطْـتَ مَـوْلاكْ فَما تَقْلَـقُ مِـنْ ذاكْ
وإنْ أخْفَقْتَ مَسْـعَـاكْ، تَلَظَّيْتَ مِـنَ الْـهَـمّ
وإنْ لاحَ لَكَ النَّـقْـش، مِنَ الْأَصْفَرِ تَهْـتَـشّ
وَإنْ مَرَّ بِكَ النَّـعْش، تَغامَـمْـتَ وَلا غَـمّ
تُعاصِي النّاصِحَ البَـرّ، وتَعْـتَـاصُ وتَـزْوَرّ
وَ تَنْقـادُ لِـمَـنْ غَـرّ، وَ مَنْ مانَ وَ مَـنْ نَـمّ
وَ تَسْعَى في هَوَى النَّفْس، وَ تَحْتَالُ عَلَى الفَـلْـس
وَ تَنْسَى ظُلْمَةَ الرَّمْـس، وَلا تَـذْكُـرُ مَـا ثَـمّ
وَ لَوْ لاحَظَـكَ الْـحَـظّ، لَمَا طاحَ بِكَ اللَّـحْـظ
وَ لا كُنْتَ إذا الْـوَعْـظ، جَلا الأَحْزَانَ تَغْـتَـمّ
سَتُذْري الدّمَ لا الدَّمْـع، إذا عايَنْتَ لا جـَمْـع
يَقي في عَرْصَةِ الْجَمْع، ولا خـالَ وَ لا عَــمّ
كَأَنِّي بـِكَ تَـنْـحَـطّ، إلَى اللَحْدِ وَ تَـنْـغـَطّ
وَ قَدْ أسْلَمَكَ الـرَّهـْط، إلَى أضْيَقَ مِـنْ سَـمّ
هُناك الْجِسْمُ مَـمْـدُوْدْ، ليَسْتَـأكِـلَـهُ الـدُّوْدْ
إلَى أن يَنْخَرَ الْـعُوْدْ، ويُمْسِي الْعَظْمُ قَـدْ رَمّ
وَ مِنْ بـَعْـدُ فَـلا بُـدّ، مِنَ الْعَرْضِ إذا اعْتُـدّ
صِراطٌ جِـسْـرُهُ مُـدّ، عَلَى النَّارِ لِـمَـنْ أمّ
فَكَمْ مِنْ مُرْشِـدٍ ضَـلّ، وَ مِـنْ ذي عِـزَّةٍ ذَلّ
وَكَمْ مِـن عَـالِـمٍ زَلّ، وَ قالَ الْخَطْبُ قَدْ طَـمّ
فَبادِرْ أيُّها الْـغُـمْـر، لِما يحْلُو بـِهِ الْـمُـرّ
فَقَدْ كادَ يَهِي الْعُـمْـر، وَ ما أقْلَعْـتَ عَـنْ ذَمّ
وَ لا تَرْكَنْ إلى الدَهْـر، وإنْ لانَ وإنْ سَــرّ
فتُلْفَى كَمَـنِ أغْـتَـرّ، بِأَفْعَى تَنْفُـثُ الـسُّـمّ
وَ خَفِّضْ مِنْ تَـرَاقِـيْك فَإنَّ الْمَـوْتَ لاقِـيْك
وَ سارٍ فـي تَـراقِـيْك وَ ما يَنْـكُـلُ إنْ هَـمّ
وَ جانِبْ صَعَرَ الْـخُـدّ، إذا ساعَـدَكَ الْـجَـدّ
وزُمَّ الْلَـفْـظَ إنْ نَـدّ، فَما أسْـعَـدَ مَـنْ زَمّ
وَ نَفِّسْ عَن أخي الْبَـثّ، وَصَـدِّقْـهُ إذا نَــثّ
وَ رُمَّ الْعَـمَـلَ الْـرُثّ، فَقَد أفْـلـَحَ مَـنْ رَمّ
وَرِشْ مَنْ رِيْشُهُ أنْحَصّ، بِما عَمَّ وَمـا خَـصّ
وَلا تَأسَ عَلَى النَّقْـص، وَلا تَحرِصْ عَلَى اللَّمّ
وَعادِ الْخُلُـقَ الـرَّذْلْ، وَ عَوِّدْ كَفَّـكَ الـْبَـذْلْ
وَ لا تَسْتَمِـعِ الْـعَـذلْ، ونَزِّهْهَا عَنِ الـضَّـمّ
وَ زَوِّدْ نَفْسَكَ الْـخَـيْر، وَدَعْ ما يُعْقِبُ الضَّـيْر
وَ هَيِّئ مَرْكَبَ الـسَّـيْر، وَ خَفْ مِنْ لُـجَّةِ الْـيَمّ
بِذا أُوصِـيْكَ يا صـاحْ، وَ قَدْ بُحْتُ كَمَـنْ باح
فَطُوْبَى لـِفَـتًـى راحْ، بآدابـِــيَ يَأتَـــم
</poem>}}
=== Teks Terjemahan Harfiah ===
{{quote|<poem>
Wahai orang yang mengaku memiliki pemahaman, sampai kapan berkhayal
Kau menyembunyikan dosa dan aibmu, dan membuat kesalahan dan mengulanginya
Tidakkah kamu nggak merasa malu, bukankah ubanmu telah memperingatimu
Tidak ada keraguan dalam nasihat, telingamu juga tidak tuli
Bukankah kematian telah memanggilmu, bukankah suara kematian sering terdengar
Tidakkah kamu takut ketika kesempatan itu hilang, maka berhati-hati dan perhatikanlah
Sudah berapa kali kamu acuh dalam kelalaian, kamu berjalan dengan penuh angkuh
Dan kamu malah fokus dalam kesenangan hawa nafsu, seakan-akan kematian tidak ada
Sampai kapan kamu akan menjauhkan dari kebaikan, sampai kapan kamu menunda-nunda
Kebiasaan buruk telah mendarah daging dalam dirimu, aib-aib yang terus-menerus menyatu dan menumpuk
Jika kamu membuat marah Tuhanmu, kamu tidak merasa gelisah
Tapi kalau usaha duniamu gagal, mamu merasa gundah dan merasa tersiksa
Jika pundi-pundi uang berada di hadapanmu, kamu menari sebagai tanda bahagia
Jika keranda mayat lewat di hadapanmu, kamu merasa sedih padahal sebenarnya kamu nggak sedih
Kamu selalu menolak nasihat kebaikan dari orang, bahkan kamu benci dan lari dari nasehat itu
Tapi kamu malah ikut orang yang berdusta, dan orang yang mengadu domba dan mendapat kerugian
Kamu berjalan dengan penuh hawa nafsu, selalu memburu uang dengan berbagai tipu
Kamu lupa dengan gelapnya liang lahat, dan tidak pernah merenungi kelak apa yang terjadi
Jika keberuntungan tidak berpihak kepadamu, tentu kemalangan yang akan menimpamu
Jika kamu mengabaikan nasehat, hatimu pasti akan diliputi rasa gelisah
Di Padang mahsyar nanti kamu akan menangis darah dan bukan air mata, disaat kamu melihat realita yang sebenarnya
Di mana keluargamu tidak ada yang peduli, bahkan pamanmu sekalipun
Bayangkan jika kamu diantar sebagai jenazah, menuju liang lahat serta diselimuti tanah
Padahal kamu sudah menyerah terhadap kematian, menuju lubang yang lebih sempit dari lubang jarum
Di sana tubuhmu sudah terbujur, digerogoti cacing dan hewan tanah
Sampai terdengar suara jeritan yang kesakitan,dan tulang-belulang mulai remuk dan hancur
Maka setelah itu tidak ada jalan pilihan, di mana semua perbuatanmu akan ditampakkan
Jembatan telah dibentangkan, di atas api neraka yang menyala-nyala bagi para pendosa
Berapa banyak orang alim menjadi tersesat, dan juga orang terpandang menjadi orang terhina
Dan berapa banyak orang alim yang tertipu, dan ia mengatakan semua urusannya jadi runyam
Maka bersegeralah wahai jiwa yang tenggelam, (untuk melakukan kebaikan) yang dapat memaniskan pahitnya sesuatu
Karena usia kan segera selesai, tapi kamu belum meninggalkan amalan tercela
Jangan selalu bergantung pada masa atau waktu, meskipun hidupmu menyenangkan dan selalu bahagia
Sampai kamu seperti orang yang tertipu, oleh ular yang menyemburkan bisanya
Turunkan pandanganmu dari hawa nafsu karena kematian akan segera menjemputmu
Dan menjalari kerongkonganmu dan kematian tidak akan menahan diri jika telah datang waktunya
Jauhilah sikap memalingkan wajah, jika dibantu dengan baiknya nasibmu
Dan jagalah tutur kata jika dilawan, suatu kebaikan bagi orang yang menjaga lisannya
Bantulah saudaramu yang sedang kesusahan, dan percayalah jika ia mengadukan nasibnya
Dan jika kamu merasa kurang amalannya, suatu keberuntungan bagi orang yang menyempurnakan amalannya
Dan sandangilah mereka yang hidupnya merasa dalam kekurangan, dengan banyaknya pemberian atau sekedarnya
Dan jangan bersedih jika kekurangan harta karena sedekah, dan jangan juga ambisi terhadap dunia (sampai menghalangimu untuk bersedekah)
Dan akhlak tercela jadikanlah musuh, biasakan tanganmu untuk selalu memberi
Jangan dengarkan celaan dan ejekan, jauhkan juga tanganmu dari kebatilan
Bekali dirimu dengan kebaikan, dan tinggalkan segala sesuatu yang membawa kerugian
Siapkan perahu untuk mengarungi lautan kehidupan, serta waspadana berhati-hatilah terhadap ganasnya ombak kehidupan
Wahai saudaraku dengan ini aku mewasiatkan kepadamu, telah kusampaikan nasihat sebagaimana orang lain telah menyampaikan
Maka beruntunglah bagi orang yang telah melangkah, dengan budi pekerti ku ia menerapkan dalam dirinya
</poem>}}
<ref>{{Cite web|date=|title=Full Lirik Syair Aya Man Yadail Fahm Syeikh Misyari Rasyid Teks Arab, Latin dan Artinya 48 Bait Nasehat Kehidupan Ramai di TikTok|url=https://www.urbanjabar.com/featured/9212485446/full-lirik-syair-aya-man-yadail-fahm-syeikh-misyari-rasyid-teks-arab-latin-dan-artinya-48-bait-nasehat-kehidupan-ramai-di-tiktok|}}</ref>
== Referensi ==
|