Stasiun Andir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
NFarras (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 31:
Berdasarkan peta zaman kolonial Hindia Belanda tahun 1921, ke arah [[Stasiun Ciroyom]], terdapat percabangan yang berbelok ke arah selatan menuju ''Tapiocafabriek en pakhuizen GwanAn'' (Pabrik dan Gudang Tapioka GwanAn). Kini lokasi pabrik tersebut berada di sekitar jalan Andir -masyarakat setempat menyebutnya jalan Guan An-. Percabangan jalur tersebut berbelok di sekitar (yang saat ini) disebut Gang H. Gojali. Tidak diketahui kapan jalur tersebut aktif dan nonaktif. Tidak ada informasi pasti juga mengenai pabrik dan jalur ini, namun keduanya tercantum dalam peta zaman kolonial Hindia Belanda. <ref>"https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/view/item/2012207?solr_nav%5Bid%5D=1d6cb125a57859765c05&solr_nav%5Bpage%5D=0&solr_nav%5Boffset%5D=0". (Dalam bahasa Inggris & Belanda). Diakses tanggal 2024-04-09</ref>
 
Sebuah denah yang dipublikasikan dalam ''Spoor en Tramwegen'' edisi 31 Januari 1939 menampilkan bahwa Andir telah direncanakan sebagai stasiun untuk mengontrol persinyalan dan wesel. Ke arah timur dari stasiun ini, jalur rel bercabang dua; jalur ganda langsung menuju [[Stasiun Bandung]], dan jalur tunggal menuju [[Stasiun Bandung Gudang]], yang emplasemennya kini dijadikan [[Stasiun Ciroyom]]. Tujuan dari rencana ini adalah untuk memisahkan KA penumpang dan KA barang sehingga tidak terganggu satu sama lain.<ref name=":0">{{Cite journal|date=1939|title=Kroniek der Indische Spoorwegen|url=http://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMUTRA03:004506004:pdf|journal=Spoor-en Tramwegen|volume=12|issue=3|pages=69-70}}</ref> Sampai saat ini fungsi stasiun ini tidak berubah.
 
Pada tahun 2008, KRD Ekonomi diperbolehkan kembali berhenti di stasiun ini. Namun, karena dapat membuat terganggunya perjalanan kereta api maupun [[kendaraan bermotor]] yang berlalu lalang di perlintasan jalan raya yang tepat berada di samping bangunan stasiun, akhirnya kebijakan ini dicabut kembali.{{Butuh rujukan}}Meskipun stasiun ini merupakan stasiun terdekat dari pintu masuk [[Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara|Bandara Husein Sastranegara]], stasiun ini tetap berfungsi sebagai stasiun pantau dan tidak melayani naik turun penumpang.
Baris 40:
Stasiun Andir hanya memiliki dua jalur kereta api. Di sebelah timur stasiun ini terdapat [[wesel]] percabangan jalur tunggal dari dan ke [[Stasiun Bandung|Bandung]] via [[Stasiun Ciroyom|Ciroyom]]. Semula wesel tersebut berada di dekat bangunan eksisting stasiun, tetapi sejak penggantian sistem persinyalan elektrik yang ada di stasiun ini, wesel percabangan tersebut digeser ke arah timur sejauh sekitar 300 meter untuk mengakomodasi pembangunan peron tinggi baru yang dibangun cukup panjang sebagai bagian dari upaya penataan ulang stasiun.
 
Ke sebelah barat stasiun ini dulunya terdapat percabangan jalur kereta api menuju ke [[Bandar Udara Husein Sastranegara]] yang digunakan untuk angkutan bahan bakar pesawat. Jalur tersebut tersambung pula ke jalur tunggal yang dibangun paralel di sebelah jalur ganda menuju Bandung.<ref name=":0" /> Jalur tersebut kini sudah nonaktif. Bekas-bekas rel dan railbed-nya masih bisa ditemukan di dalam area militer bandara.
 
Persinyalan di stasiun ini sejak 6 April 1999 sudah menggunakan jenis elektrik produksi [[Alstom]]<ref name="sugiana">{{cite journal|last1=Sugiana|first1=A.|last2=Lee|first2=Key-Seo|last3=Lee|first3=Kang-Soo|last4=Hwang|first4=Kyeong-Hwan|last5=Kwak|first5=Won-Kyu|year=2015|title=Study on Interlocking System in Indonesia|url=https://pdfs.semanticscholar.org/beab/714af554a793a1ddb3e041eaee31fa02a4b9.pdf|journal=Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway)|issue=46}}</ref>, kemudian sejak Desember 2023 digantikan dengan yang terbaru produksi [[Len Industri]].