Saling menipu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hzu Hzu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
Hzu Hzu (bicara | kontrib)
wikifikasi
Baris 3:
'''Saling menipu''' (Inggris: ''Mutual deceit'') adalah situasi di mana kebohongan diterima dan diharapkan atau bahwa pihak-pihak saling menerima penipuan tersebut.<ref name=":3">{{Cite book|title=Integrity and Agreement: Economics When Principles Also Matter|url=https://archive.org/details/integrityagreeme00mink|url-access=limited|last=Minkler|first=Alanson|date=2011|publisher=University of Michigan Press|isbn=9780472116430|location=Ann Arbor, Michigan|pages=[https://archive.org/details/integrityagreeme00mink/page/n88 78], 128}}</ref>atau bahwa para pihak saling menerima penipuan tersebut.<ref name=":0">{{Cite book|title=Psych and Philosophy|last=Arp|first=Robert|date=2013|publisher=Open Court Publishing|isbn=9780812698251|location=Chicago|pages=140}}</ref>Hal ini dapat dibuktikan dalam kasus permainan [[poker]] di mana strateginya mengandalkan [[penipuan]] dan [[Gertakan (poker)|gertakan]] untuk menang.<ref name=":0" />
== Konsep ==
Gagasan saling menipu sudah digunakan sejak jaman dahulu. Misalnya, [[HomerHomeros]] dan [[HesiodHesiodos]] mengutip gagasan ini bersama dengan [[pencurian]] dan [[perzinahan]] untuk menggambarkan sifat-sifat dewa [[mitologi Yunani|Yunani]] yang dianggap cela oleh manusia.<ref>{{Cite book|title=The Forbidden Image: An Intellectual History of Iconoclasm|last1=Besancon|first1=Alain|last2=Besan?on|first2=Alain|date=2000|publisher=University of Chicago Press|isbn=0226044130|location=Chicago|pages=20|translator-last=Todd|translator-first=Jane Marie}}</ref>Hal ini terbukti dari cara para dewa memperlakukan satu sama lain, suatu posisi yang juga dicatat oleh [[Plato]] sebagai bagian dari kritiknya terhadap para penyair dalam ''[[Republik (Plato)|Republik]]''.<ref>{{Cite book|title=Hesiod: The Other Poet: Ancient Reception of a Cultural Icon|url=https://archive.org/details/hesiodotherpoeta00koni|url-access=limited|last=Koning|first=Hugo|date=2010|publisher=BRILL|isbn=9789004186163|location=Leiden|pages=[https://archive.org/details/hesiodotherpoeta00koni/page/n88 78]}}</ref>
 
[[Blaise Pascal]] juga menggunakan tipu daya bersama untuk menggambarkan masyarakat manusia, dengan mengutip kemampuan manusia untuk "menyamar, berbohong, dan munafik baik pada dirinya sendiri maupun terhadap orang lain".<ref>{{Cite book|title=Encyclopedia of Ethics|last1=Becker|first1=Lawrence C.|last2=Becker|first2=Charlotte B.|date=2013|publisher=Routledge|isbn=978-0415936729|location=New York|pages=822}}</ref>
Baris 9:
Saling menipu saat ini dianggap sebagai salah satu pengecualian yang paling sering dikutip terhadap pernyataan kebenaran., khususnya ketika penerima informasi menyadari bahwa pesan yang dikomunikasikan tidak benar.<ref name=":1">{{Cite book|title=Just Business: Christian Ethics for the Marketplace|last=Hill|first=Alexander|date=2009|publisher=InterVarsity Press|isbn=9780830826766|location=Downer's Grove, IL|pages=[https://archive.org/details/justbusinesschri2007hill/page/139 139]|url=https://archive.org/details/justbusinesschri2007hill/page/139}}</ref> Namun, saling menguntungkan sangatlah penting dan jika para peserta tidak mengetahui aturannya atau tidak menerimanya, maka hal itu tidak dianggap sebagai penipuan bersama.<ref name=":3" />
== Aplikasi ==
Saling menipu dapat ditunjukkan dalam sebuah film ketika seorang aktor berperan. Misalnya, jika ia berperan sebagai Romeo dalam ''[[Romeo anddan Juliet]]'', penonton yang menonton akan mengerti apa yang sedang terjadi – bahwa aktor tersebut tidak seperti yang ia klaim.<ref name=":1" /> Di sini, kebohongan diberikan karena semua orang memahami fiksi.<ref name=":1" />
 
Dalam dunia bisnis, saling menipu diungkapkan sebagai suatu bentuk kolusi yang membangun realitas ganda bagi mereka yang terlibat atau berpartisipasi di dalamnya.<ref>{{Cite book|title=Work, Death, and Life Itself: Essays on Management and Organization|last=Sievers|first=Burkard|date=2017|publisher=Walter de Gruyter GmbH & Co KG|isbn=978-3110138696|location=Berlin|pages=[https://archive.org/details/workdeathlifeits0000siev/page/61 61]|url=https://archive.org/details/workdeathlifeits0000siev/page/61}}</ref> Hal ini sejalan dengan gagasan bahwa kejujuran tidak mempunyai nilai intrinsik dalam bisnis.<ref>{{Cite journal|last=Radoilska|first=Lubomira|date=2007|title=Truthfulness and Business|journal=Journal of Business Ethics|volume=79|issue=1–2|pages=21–28|doi=10.1007/s10551-007-9388-2|s2cid=145246053}}</ref> Hal ini dibedakan dari gagasan moralitas ganda, yang menyatakan bahwa nilai-nilai pribadi, terutama di pihak manajer, harus dikesampingkan untuk dapat berfokus pada perolehan laba bagi pemegang saham.<ref name=":2">{{Cite book|title=Just Business: Christian Ethics for the Marketplace, Third Edition|last=Hill|first=Alec|date=2018|publisher=InterVarsity Press|isbn=9780830851980|location=Downers Grove, Illinois|pages=154, 74}}</ref> Dalam saling menipu, kebohongan itu dibolehkan, sebab tidak termasuk dusta.<ref name=":2" /> Sebab, jika sumber informasi tahu bahwa yang menerimanya paham bahwa itu tidak benar, maka tidak terjadi tipu daya.<ref name=":2" /> [[Pasar spotSpot]] juga memiliki beberapa karakteristik penipuan bersama. Para peserta memahami dan menerima bahwa penjual tidak melaporkan kesediaan mereka yang sebenarnya untuk menerima, sementara pembeli melakukan hal yang sama untuk kesediaan mereka yang sebenarnya untuk membayar.<ref name=":3" /> Dalam beberapa kasus, bahkan jika pembeli tidak menerima bahwa penjual berbohong, secara implisit ia melakukannya dengan memasuki atau berpartisipasi di pasar.<ref name=":3" />
 
[[Karl Marx]], dalam kritiknya terhadap [[kapitalisme]], ia mengutip saling menipu sebagai cabang dari setiap produk baru yang diciptakan dalam masyarakat borjuis. Idenya adalah bahwa ketika sistem ekonomi seperti itu menciptakan kebutuhan baru, manusia bersedia untuk menawarkan pengorbanan baru untuk memuaskan egonya sendiri.<ref>{{Cite book|title=Ethical Dimensions of Marxist Thought|url=https://archive.org/details/ethicaldimension00west|url-access=limited|last=West|first=Cornel|date=1991|publisher=Monthly Review Press|isbn=0853458170|location=New York|pages=[https://archive.org/details/ethicaldimension00west/page/n46 54]}}</ref> Tema ini telah dieksplorasi lebih lanjut dalam wacana Marx tentang kekuatan uang dan hubungannya dengan kebutuhan manusia.