Teori konspirasi perusahaan farmasi besar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 13:
Penelitian di Italia pada tahun 2016 menemukan bahwa hampir setengah dari populasi dewasa percaya bahwa perusahaan farmasi menghambat pengembangan obat-obatan efektif untuk menyembuhkan penyakit serius, yang menurut para penulis adalah sebuah teori konspirasi, dan bahwa kepercayaan tersebut berkorelasi negatif dengan kepercayaan dan keimanan mainstream sambil terus menganut dasar anti-sains dan anti-elitisme.<ref name=ladini>{{cite journal | vauthors= Ladini R | title = Religious and conspiracist? An analysis of the relationship between the dimensions of individual religiosity and belief in a big pharma conspiracy theory | journal = Italian Political Science Review/Rivista Italiana di Scienza Politica | date = 12 May 2021 | volume = 52 | issue = 1 | pages = 33–50 | issn = 0048-8402 | eissn = 2057-4908 | doi = 10.1017/ipo.2021.15 | pmid = | hdl = 2434/843881 | s2cid = 236584982 | url = | hdl-access = free | quote= The wording of the survey item is as follows: "Pharmaceutical companies hinder the development of effective medications to heal serious diseases because they fear losing profits". }}</ref>
==Penerjemahan==
Salah satu klaim umum di kalangan pendukung teori konspirasi adalah bahwa perusahaan farmasi menekan penelitian tentang obat-obat mereka dengan memberi tekanan finansial pada peneliti dan jurnal. Penganut pemikiran skeptis, [Benjamin Radford]], meskipun mengakui bahwa "pasti ada butir kebenaran" dalam klaim ini, dan mencatat bahwa sebenarnya ada makalah yang mengkritik obat-obat tertentu yang diterbitkan di jurnal-jurnal top secara teratur.<ref name="Radford"/> Contoh penting yang dicatat oleh Radford adalah tinjauan sistematis yang diterbitkan di ''[[British Medical Journal]]'' yang menunjukkan bahwa [[paracetamol]] sebenarnya tidak efektif untuk nyeri punggung bawah dan memiliki efektivitas minimal untuk [[osteoarthritis]].<ref name="Radford"/><ref>{{cite journal | last1=Machado | first1=G. C. | last2=Maher | first2=C. G. | last3=Ferreira | first3=P. H. | last4=Pinheiro | first4=M. B. | last5=Lin | first5=C.-W. C. | last6=Day | first6=R. O. | last7=McLachlan | first7=A. J. | last8=Ferreira | first8=M. L. | title=Efficacy and safety of paracetamol for spinal pain and osteoarthritis: systematic review and meta-analysis of randomised placebo controlled trials | journal=BMJ | volume=350 | issue=mar31 2 | date=31 March 2015 | issn=1756-1833 | doi=10.1136/bmj.h1225 | pages=h1225| pmc=4381278 | pmid=25828856 }}</ref>
Dalam bukunya tahun 2012 ''[[Bad Pharma]]'', [[Ben Goldacre]] secara keras mengkritik industri farmasi, namun menolak anggapan bahwa tulisannya adalah bentuk teori konspirasi. Dia berpendapat bahwa masalah-masalah ini bisa ikut dipikirkan sekalipun oleh orang-orang biasa, namun banyak dari mereka mungkin bahkan tidak tahu apa yang telah mereka lakukan".<ref name="bad-pharma"/>
[[Steven Novella]] menulis bahwa meskipun industri farmasi memiliki sejumlah aspek yang memang layak dikritik, ''demonisasi'' terhadapnya adalah tindakan yang sinis dan malas secara intelektual.<ref name=Novella/> Dia tetap untuk mempertimbangkan bahwa serangan berlebihan terhadap "Big Pharma" justru membebaskan industri farmasi "dari tanggung jawab" karena hal itu mengalihkan perhatian dari dan merusak kritik terhadap masalah-masalah yang lebih penting.<ref name=Novella/> Dia juga menulis, di [[Skepticblog]], tentang salah pengertian umum dan sensasionalisasi penelitian kanker yang biasanya menyertai pola pikir konspiratorial. Dia menunjukkan bahwa obat-obatan untuk kanker, daripada disembunyikan, bukanlah obat yang seperti yang awalnya disorot media dan malah berujung pada jalan buntu, tujuan penelitian lebih lanjut, atau penurunan angka kematian untuk jenis kanker tertentu.<ref name="novella-cancer"/>
Dave Roos dan Oliver Childs mengkritisi gagasan bahwa menahan obat untuk kanker akan menghasilkan lebih banyak keuntungan dibandingkan dengan menyajikan obat tersebut.<ref name="Roos-cancer"/><ref name="cancer-myths"/> Dina Fine Maron lebih lanjut mencatat bahwa pandangan ini sebagian besar mengabaikan kenyataan bahwa kanker bukanlah satu penyakit, melainkan banyak penyakit, dan kenyataan bahwa langkah besar telah diambil dalam perjuangan melawan kanker.<ref name="maron-cancer"/>
Pada tahun 2016, [[David Robert Grimes]] menerbitkan sebuah makalah penelitian yang menjelaskan tentang ketidakmampuan membahas secara matematis oleh para pencipta teori konspirasi pada umumnya.<ref name="Grimes p=e0147905">{{cite journal | last=Grimes | first=David Robert | editor-last=Bauch | editor-first=Chris T. | title=On the Viability of Conspiratorial Beliefs | journal=PLOS ONE | publisher=Public Library of Science (PLoS) | volume=11 | issue=1 | date=26 January 2016 | issn=1932-6203 | doi=10.1371/journal.pone.0147905 | page=e0147905| pmc=4728076 | pmid=26812482 | bibcode=2016PLoSO..1147905G | doi-access=free }}</ref> Dia memperkirakan bahwa jika ada konspirasi Big Pharma untuk menyembunyikan obat kanker, konspirasi itu akan terbongkar setelah sekitar 3,2 tahun karena jumlah orang yang diperlukan untuk menjaga kerahasiaannya.<ref>{{cite news |last1=Berezow |first1=Alex |title=Maths study shows conspiracies 'prone to unravelling' |url=https://www.bbc.com/news/science-environment-35411684 |access-date=25 June 2018 |agency=Science and Environment |publisher=BBC}}</ref>
|