Pembantaian Palembang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Swarabakti (bicara | kontrib) |
Swarabakti (bicara | kontrib) |
||
Baris 35:
Karena tidak kunjung mendapat kabar lanjutan dari utusannya ke Badaruddin II, Raffles pun mengirim Kapten MacDonald pada Februari 1811 untuk menemui mereka. Terkuaklah kabar bahwa misi Raden Muhammad untuk menemui Badaruddin dan membahas persekutuan dengan Inggris gagal, sebab ia tidak memiliki surat penunjukan resmi sebagai utusan Raffles. Meski demikian, sang sultan tetap membalas surat Raffles dan memintanya agar tidak terlalu khawatir dengan keberadaan orang Belanda di Palembang. Raffles pun membalas dengan mengirim surat pada tanggal 2 Maret 1811. Keesokan harinya, ia menunjuk Raden Muhammad sebagai utusan resmi untuk merundingkan rancangan perjanjian dengan Palembang, yang menawarkan beberapa keuntungan seperti bantuan militer dan harga yang lebih tinggi untuk pembelian timah.{{sfnp|Wargadalem|2017|pp=45–47}} Dalam korespondensinya dengan Badaruddin, Raffles sekali lagi menekankan bahwa Belanda berniat menyerang Palembang, sehingga sang sultan mesti memutuskan hubungan dengan Belanda dan menjadikan Inggris sebagai sahabat. Ia juga mendesak agar Badaruddin segera mengusir orang-orang Belanda dari Palembang.{{sfnp|Wargadalem|2017|p=46}}{{sfnp|Bastin|1953|pp=309–311}} Raffles menambahkan bahwa apabila persekutuan antara Inggris dan Palembang tercapai sebelum Inggris menduduki Jawa, maka seluruh kontrak yang berlaku antara Palembang dan Belanda akan dibatalkan. Namun, hal ini tidak berlaku apabila persekutuan baru tercapai setelah pendudukan Pulau Jawa.{{sfnp|Wargadalem|2017|p=46}}
== Kejadian ==
|