MediaHegemoni media memiliki dampak dan efek yang cukup besar di masyarakat dalam hal mempengaruhi pola pikir mereka. Jika pengaruh tersebut mempunyai nilai positif, tentu hal ini baik, tetapi yang dikhawatirkan adalah jika hegemoni bersifat negatif. Pola pikir dan ideologi yang keliru diterima begitu saja di masyarakat. Dengan demikian, perlu ada perlawanan (''counter hegemony)'' untuk mengimbangi wacana dan ideologi yang beredar.<ref>{{Cite book|last=Nalar|first=Tim FKI|date=2020-04-01|url=https://books.google.co.id/books?id=d0raDwAAQBAJ&pg=PA191&dq=HEGEMONI+MEDIA&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjWlpbKoa6KAxX0zDgGHVkJBOgQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=HEGEMONI%20MEDIA&f=false|title=Membela Indonesia: Mencintai, Merawat, Menjaga, dan Mensyukuri Anugerah Nusantara|publisher=Autad Lirboyo|isbn=978-602-5743-42-9|pages=121-122|language=id|url-status=live}}</ref> Terlebih lagi, media massa yang awalnya dikelola oleh suatu yayasan yang memiliki idealisme tinggi telah berubah sehingga pengelolaannya diatur oleh sebuah perusahaan yang tujuannya ke arah komersil. Sehingga, media lebih menjurus ke arah hiburan daripada mengedukasi dan memberikan informasi kepada khalayak luas.<ref>{{Cite journal|last=Samsuar|date=2018-06-25|title=Hegemoni Media Massa dan Pentingnya Membangun Kompetensi Khalayak|url=https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/hikmah/article/view/1723/1027|journal=Al-Hikmah Media Dakwah, Komunikasi, Sosial dan Kebudayaan|language=en|volume=9|issue=1|pages=12–23|doi=10.32505/hikmah.v9i1.1723|issn=2655-0539}}</ref>