Media abal-abal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12:
'''Penyebaran Informasi Palsu (Hoaks)''': Media abal-abal sering menjadi sumber penyebaran [[informasi palsu]] atau hoaks yang dapat menyesatkan masyarakat. Hal ini dapat memicu keresahan sosial dan mengancam [[kohesi sosial]]. <ref name=":1">{{Cite journal|last=Juliswara|first=Vibriza|date=2017-11-06|title=Mengembangkan Model Literasi Media yang Berkebhinnekaan dalam Menganalisis Informasi Berita Palsu (Hoax) di Media Sosial|url=https://jurnal.ugm.ac.id/jps/article/view/28586|journal=Jurnal Pemikiran Sosiologi|language=ID|volume=4|issue=2|pages=142–164|doi=10.22146/jps.v4i2.28586|issn=2502-2059}}</ref>
'''Menurunnya Kepercayaan Publik terhadap Media''': Maraknya media abal-abal dapat mengikis kepercayaan publik terhadap media secara umum. Ketika masyarakat sering terpapar informasi yang tidak akurat, mereka menjadi [[skeptis]] terhadap berita, bahkan dari sumber yang [[kredibel]]. Hal ini dapat menghambat aliran informasi yang sehat dalam masyarakat.
'''Polarisasi dan Konflik Sosial''': Informasi yang disebarluaskan oleh media abal-abal seringkali bersifat [[provokatif]] dan dapat memicu [[polarisasi]] di tengah masyarakat. Konten yang mengandung ujaran kebencian atau bias tertentu dapat memperdalam perpecahan sosial dan memicu konflik antar kelompok. <ref name=":1" />
|