Prasasti Pucangan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: kemungkinan perlu dirapikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 59:
=== Alih Bahasa ===
Alih bahasa prasasti bahasa Sanskerta (Witasari, 2009) adalah sbb.
# Semoga penghormatan teruntuk sang pencipta (Brahma) yang saat
penciptaan umat manusia dan pemeliharaan dunia diperlengkapi dengan
ketiga guna (atribut atau sifat), tetapi yang saat kehancurannya diakui
sebagai tidak mempunyai guna.
# Semoga penghormatan juga baginya, yang didunia dikenal sebagai
triwikrama (yakni Wisnu, yang mengayunkan langkahnya ke tiga dunia),
yang baginya raja para dewa (Indra) yang demikian besar karena tindakan-
tindakan kepahlawanannya tiada terhitung, senantiasa menunduk hormat.
# Penghormatan bagi Siwa, yang besarnya mengatasi pohon ajaib (yang
memenuhi semua harapan), karena dia sekalipun suatu sthanu, karena
kesempurnaannya dalam kadar yang lebih tinggi memenuhi harapan dan
kebutuhan para makhluk
# hidup,raja Erlangga, karena nama baiknya tidak tercela dan karena rasa
kemurahan hati memahami para perempuan, karena menyita/menahan
busur mengusapi tangannya dengan noda besar, dan sekalipun dia
pahlawan dalam peperangan, dengan membelakangi tindakan tidak
bermoral, berbuat salah karena rasa takut, dan justru dengan demikian
kebajikannya tidak bebas dari ketidaksempurnaan.
# Ada seorang raja yang melebihi para penjaga dunia yang telah menaklukan
sejumlah besar raja, termashyur di tiga dunia, dan dalam keberanian
pahlawan bagaikan singa. Di bawah pemerintahannya yang berlangsung
lama di bumi yang fana ini menghasilkan banyak buah dan menikmati
kemakmuran. Dialah yang bernama Sri Isana Tungga, penguasa Jawa yang
diberkati kemashyuran dan kekuasaan
# putrinya, jelita karena kesucian tabiatnya (akalusamanasavasaramya)
berpihak pada pemeluk Buddha (sugatapaksasaha), ibarat seekor angsa, penuh pesona karena tinggal di telaga Manasa yang suci. Dia yang
menjadi kegembiraan tetap, bagi angsa jantan para raja; memerintah
sebagai ratu bergelar Sri ISana Tungga Wijaya.
# Ketika itu raja Sri Lokapala, raja unggul lagi tampan , termashyur karena
kesucian tabiatnya, menjadikannya sebagai kekasih, dia bagai lautan susu
Mandakini (murni), bersama berbagi kebahagiaan
# daripadanya lahir seorang putra yang paling unggul serta ditentukan
sebagai perhiasan bumi, yang karena jiwanya senantiasa ditujukan demi
kemajuan kesejahteraan makhluk, bumi tumbuh dengan subur lagi penuh
berkat dan bagai Wisnu muncul dengan cemerlang tiada tara,
menghancurkan kumbha, yakni gajah-gajah para musuh tanpa rasa takut;
raja dari para raja
# Raja yang tidak tertandingi ini, termashyur dengan nama Sri
Makutawangsawardhana, seorang putra dalam sinasti Sri Isana, kemilau
dalam keberaniaan
# Putri jelita raja ini, karena kesempurnaan jati dirinya, seolah-olah
merupakan perwujudan kebahagiaan kerajaan, menerima nama tambbahan
dari ayahandanya, yang juga terkenal di luar pulau Jawa,
Gunapriyadharmapatni (yakni permaisuri teman kebajikan)
# Ada seorang keturunan bangsawan (berdarah murni dan unggul), Udayana,
keturunan suatu dinasti raja-raja terkenal. Dialah yang dengan upacara
resmi mengawini putrid Mahendradatta
# Daripadanya lahirlah seorang putra, sangat tampan bernama Erlangga-
Dewa, ibarat Rama dari Dasaratha dan melebihinya karena sifat-sifatnya
utama, dia menonjol di antara semua di kerajaan serta menyenangkan
dalam segala segi.
# Ketika dia dengan hormat diundang raja Jawa Timur Dharmawangsa,
keluarganya, yang karena mendengar tentang kebajikan-kebajikannya,
ingin sekali bertemu dengannya, pada perkawinan putrinya
(Dharmawangsa), maka segeralah tersebar luas kemasyhuran tabiat mulia Erlangga dimana-mana.
# Tidak lama kemudian ibukotanya, tempat yang selam aini selalu
bersuasana gembira ria seperti dikerajaan Indra, dibumihanguskan, diiringi
oleh kavaleri yang berjumlah sedikit, para abdi dan orang-orang
terpandang dari rakyat, dia masuk hutan
# kemudian dalam tahun penting yaitu 932 tahun saka , tanggal 13paro
terang , bulan magha , pada hari kamis, menghadaplah para abdi dan para
brahmana terpandang kepada raja di raja Erlangga , menunduk hormat di
sertai harapan tulus.mereka dengan penuh ketulusan mengajukan
permohonan kepadanya: “perintahlah negara ini sampai batas-batas yang
paling jauh !”
# ketika sejumlah besar musuhnya mendengar bagaimana raja tersebut ,
setelah dinobatkan sebagai raja, karena kekuasaannya menaklukan
sejumlah besar musuhnya , mereka sekarang masih takut jatuh ketanganya,
ibarat ular-ular, seolah-olah menyadari keraguan yang dahulu asing bagi
mereka
# lumayan banyak para raja jawa telah menikmati pendapatan negara, karena
mereka menjadi memohon pada musuh mereka; karena kekuatan mereka
keturunan raja, putra-putra mereka (?) menikmati kemewahan ; tetapi raja
Erlangga Dewa yang mulia , menurut keturunan adalah pelapor di antara
para penguasa , ah, dia hanya mempunyai seorang musuh ; rasa panas dan
dingin , yang harus ia sandang , ketika ia mengembara di bumi
# duduk di atas singgasana , dengan kedua kakinya di atas kepala para raja
vassal ; setiap hari berdialog dengan para menteri yang membaktikan
dirinya kepada masalah-masalah negara , dia sering rapat diiringi para
perempuan yang meleyani dan dikelilingi para pahlawan dalam seragam
bersenjata yang kemilau dan proses yang selalu berlaku adil , baik yang
dikalahkan maupun yang dimenangkan senantiasa didasarkan pikiran yang
jernih sehingga menimbulkan decak kekaguman.
# “Suamiku , yang tiba-tiba meninggalkan para putranya dan saya ,
sekalipun dia sangat mengasihi kami , .... pergi ke para bidadari di surga
… mematuhi perintah paduka. Di dunia paduka termasyhur sebagai orang
yang belas kasih kepada sesama;bagaimana paduka bertindak lain sama sekali ? dimana,wahai raja, kemurahan hati paduka ? “ demikianlah keluh
isteri seorang musuh .
# Seorang saleh yang berusaha keras untuk mencapai pamudaran…materi
yang kotor itu, adalah musuh besar untuk mendambakan … Yang lain
yang menerima mantra-mantra suci dari raja, yang suatu ketika sorga akan
terbuka untuknya, seolah-olah menjadi muridnya.
# … “Mengapa anda tidak berusaha melepaskan belenggu (dari Indra)
dengan bekerja. Mengapa anda senang dikuasainya? Apa yang anda
lakukan, yang dipuji tabiatnya lebih luhur, yang dengan nafsu menggebu-
gebu menikmati kenikmatan asmara? Kemasyhuran yang mengakibatkan
penyucian dan... memberi, putih...yang hanya terus menerus dipuji”.
# Semoga Indra berwibawa kata-katanya di antara mereka yang hidup abadi
dan semoga berani dalam tindakan-tindakannya. Kubera akan membagi
benda-benda di antara para pengikutnya dan kelompok yang
membutuhkan pertolongan. Yama akan mempersatukan semua oleh
kematian; demikianlah sang pencipta (Brahma) lebih mengutamakan, para
pelindung dunia
# Ada seorang raja...putranya yang bertabiat mulia, Bhismaprabhawa
namanya...
# Dan yang lain Adhamapanuda namanya, bagaikan perwujudan Rawana,
memiliki sejumlah besar adhamanga. Itu segera dimusnahkannya.
# Dan segera setelah itu raja yang berusaha merebut dunia menaklukan putra
raja; tiba-tiba ia membakar kediamannya, sehingga sedikitpun tak tersisa,
dan dalam tahun Saka 953, raja yang unggul tersebut berulang kali
membakar kota-kotanya.
# Di kerajaan tersebut ada seorang perempuan yang kuat sekali, sama seperti
raksasa. Dengan berani dia berangkat ke wilayahnya yang hampir-hampir
tidak dapat dimasuki. Itu pada tahun 954 Saka ketika raja membuat dirinya
termasyhur.
# Bagai naga menyala-nyala (dengan lidah-lidah api) menjilati sekitarnya,
dia bakar wilayah yang paling biadab dengan berani. Setelah berhasil mendapat banyak barang rampasan dan dibagi-bagikannya kepada para
abdi, dia sendiri yang termasyhur diantara para brahmana dan pertapa.
# Dengan dijiwai rasa gila hormat, dalam tahun 957 Saka tanggal 13 paro
terang bulan Bhadrapada pada hari Rabu yang baik dia berangkat ke barat
dengan pasukan siap tempur dan prajurit tangguh tidak terhitung
jumlahnya. Diiringi sorak-sorai gegap gempita ia mencapai kemenangan
sempurna terhadap raja wijaya namanya.
# Dan dalam tahun 957 Saka itu, pada tanggal 8 paro gelap bulan karttika
hari kamis, raja Wijaya ditangkap oleh pasukannya sendiri berkat
penerapan cara-cara seni bernegara, seperti yang dipelajari dalam buku
pelajaran Wisnugupta dan segera ia gugur
# Pada tahun Saka 959, pada akhir bulan karttika hari kamis, raja diraja
pulau Jawa menempatkan dirinya dengan mencapai sukses di atas
singgasana kemilau bertahtahkan permata (ratnasinghasana, setelah dia
meletakan kakinya di atas kepala para musuhnya.
# Kini setelah merebut timur, selatan dan barat dan menaklukan semua
musuhnya, setelah menjadi penguasa tunggal dari seluruh negara, maka
Sri paduka Erlangga dipeluk erat-erat oleh lengan-lengan indah.
Keuntungan kerajaan, yang seorangpun tidak boleh melihat.
# Setelah dia menundukkan para musuh dengan kekuatan kebesaran jiwa,
karenaperbuatan kepahlawanan juga dengan berbagai cara seni
pemerintahan, maka sri paduka Erlangga yang kini menjadi raja besar
memerintahkan agar dibuatkan sebuah pertapaan suci di lereng gunung
Pugawat yang indah lagi menyenangkan, baik untuk menunjukkan
kekuasaannya maupun karena kesetiaan akan janjinya yang tidak dapat
dilanggar demi memuaskan dan menyenangkan para dewa.
# Mendengar tentang pertapaan yang tiada tara ini, yang tidak perlu kalah
dengan taman Indra yang indah, orang tiada henti-hentinya bersaing
mengunjungi dan melihat dengan mata takjub; mereka membawa karangan
bunga dan lain-lain sebagai bukti kegembiraan serta memuji-muji raja
yang hebat ini yang mereka anggap sebagai matahari di antara para penguasa yang perkasa dan karena keunggulanya layak dipuja sebagai
Manu.
# Semoga penduduk manapaki jalan kebajikan !. Semoga tabiat abdi negara
adil! Semoga para pertapa berusaha keras bagi kemakmuaran dan
kebahagiaan semua makhluk. Dan bertahan dengan raja pribadi, doa kami
adalah : ”Karena berkat hidup dan pemerintahan negara Erlangga,
sehingga semua tumbuh kembang dalam keadilan, karena itu semoga sri
paduka Erlangga Dewa panjang usia !
== Usaha pengembalian ==
|