Panglima Bukhari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Memperbaiki Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Memperbaiki Tag: Penambahan gelar ( ? ) [ * ] VisualEditor Edit Check (references) activated Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 20:
== Perlawanan Rakyat 19 September 1899 ==
Peristiwa 18 September 1899 dengan terbunuhnya Controleur dan Adspirant Belanda segera sampai kepada pejabat-pejabat Belanda di kota Kandangan. Kemarahan pihak Belanda tidak dapat terbendung lagi. Besok harinya pada hari Senin tanggal 19 September 1899 sekitar pukul 13.00 siang hari pasukan Belanda datang untuk mengadakan pembalasan terhadap penduduk. Serangan pembalasan tersebut dipimpin oleh Said Djam-Djam / Sjerif Djam Djam (Syarif Zamzam Az-Zahrawi Al-Husaini) "putera daerah sendiri" (pejabat gelar kiai serta jagoan dari kalangan elite pribumi di Amandit/Kandangan berasal dari homs, suriah, syam, yang masih berada dipihak Belanda sebelum bertaubat), dengan diperkuat oleh 2 Kompi serdadu Belanda bersenjata lengkap mereka menggempur habis-habisan basis para pemberontak (pejuang) di Hantarukung.<ref>{{Cite journal|last=Firmansyah|first=Nanda Iqbal|last2=Mulawarman|first2=Aji Dedi|date=2020-12-09|title=Menembah Gusti sebagai Basis Adab Menuntut Ilmu|url=https://doi.org/10.34199/oh.2.2.2020.006|journal=Oetoesan Hindia: Telaah Pemikiran Kebangsaan|volume=2|issue=2|doi=10.34199/oh.2.2.2020.006|issn=2716-344X}}</ref> Penduduk desa Hantarukung telah menyadari pula peristiwa yang akan terjadi. Beratus-ratus penduduk di bawah pimpinan Bukhari, Santar dan Pengerak Yuya siap dengan senjata mereka di pinggiran hutan dan keliling danau menanti kedatangan pasukan Belanda. Ketika sampai di desa Hantarukung di suatu ''awang'' persawahan, melihat keadaan sepi, [[Kapten]] Belanda melepaskan tembakan peringatan agar penduduk menyerah. Pada waktu itulah Bukhari bersama-sama Haji Matamin dan Landuk tampil dengan senjata terhunus maju menyerbu musuh sambil mengucapkan Allahu Akbar berulang-ulang. Tindakan Bukhari tersebut diikuti para pengikutnya yang sudah siap untuk berperang, pertempuran sengit terjadi. Bukhari, Haji Matamin dan Landuk dan Pengerak Yuya gugur di tembus [[peluru]] Belanda. Melihat pemimpin-pemimpin mereka terbunuh penduduk lari menyelamatkan diri. Dalam peristiwa 2 hari di Hantarukung tersebut telah terbunuh masing-masing di pihak Belanda adalah Controleur Domes, Adspirant Wehonleschen dan seorang pembantunya. Sementara dari pihak penduduk telah gugur antara lain Bukhari, Haji Matamin, Landuk, Pangerak Yuya.
Silsilah Panglima Perang Pasukan Kolonial Hindia - Belanda :<ref>{{Cite journal|last=Firmansyah|first=Nanda Iqbal|last2=Mulawarman|first2=Aji Dedi|date=2020-12-09|title=Menembah Gusti sebagai Basis Adab Menuntut Ilmu|url=https://doi.org/10.34199/oh.2.2.2020.006|journal=Oetoesan Hindia: Telaah Pemikiran Kebangsaan|volume=2|issue=2|doi=10.34199/oh.2.2.2020.006|issn=2716-344X}}</ref>
1. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam
2. Fatimah Az-Zahra' dan Ali bin Abu Thalib
3. Husein Asy-Syahid
4. Ali Zainal Abidin
5. Muhammad Al-Baqir
6. Ja'far Ash-Shadiq
7. Ishaq Al-Mu'tamin
8. Husein Al-Madani
9. Muhammad Ash-Shufi
10. Ahmad Al-Hijazi
11. Muhammad Al-Harani
12. Muhammad Al-Halabi
13. Ali
14. Zuhrah Al-Awwal (datu seluruh keluarga az-zahrawi)
15. Ali
16. Hamzah
17. Husein
18. Zuhrah Ats-Tsani
19. Qawam
20. Zuhrah Ats-Tsalits
21. Syamsuddin
22. Musa
23. Khalid
24. Abdullah
25. Muhammad
26. Ahmad
27. Muhammad
28. Alauddin
29. Zuhrah Ar-Rabi
30. Ali
31. Ahmad
32. Ali
33. Badruddin
34. Abdun Nafi
35. Abdul Qadir An-Nafi'i
36. Abdun Nafi An-Naqib
37. Abdul Qadir
38. Syarif Zamzam Az-Zahrawi Al-Husaini
Sumber : An-Nasabah As-Sayyid Na'im bin Salim Az-Zahrawi Syam Suriah Homs.
== Penangkapan Penduduk oleh Belanda ==
|