Suku Tanjung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ekandreas (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 15:
Suku ini juga menyebar ke berbagai wilayah rantau dan pesisir. Berdasarkan ruang geografis etnisitas yang disusun oleh Collet (1925), Cunningham (1958), Reid (1979) dan Sibeth (1991), di pesisir barat Sumatera Utara terdapat kelompok masyarakat yang bukan merupakan bagian dari etnis Batak<ref>{{Cite journal|last=Perret|first=Daniel|date=1995|title=Kolonialisme dan Etnisitas, Batak dan Melayu di Sumatra Timur Laut, École Franc̦aise d'Extrême-Orient|journal=École Franc̦aise d'Extrême-Orient}}</ref>. Kelompok ini merupakan para perantau dari Minangkabau yang telah bermigrasi ke pesisir barat Tapanuli sejak berabad-abad lalu<ref>{{Cite book|last=Drakard|first=Jane|title=A Malay Frontier: Unity and Duality in a Sumatran Kingdom|publisher=A Malay Frontier|url-status=live}}</ref>. Orang-orang yang bersuku Tanjuang di pesisir barat sumatera menggunakan nama suku di belakang namanya. seperti, dari Barus, Sibolga, Sorkam, Natal, Air Bangis, Tiku, Pariaman, Padang, Painan, dan Bengkulu, serta di [[Pulau Nias]]. Penambahan nama suku di belakang namanya bertujuan untuk menunjukkan identitas diri di tengah masyarakat pesisir yang majemuk. Di pesisir barat [[Sumatera Utara]] yang tidak lagi mengikuti adat [[matrilineal]], penambahan suku di belakang nama ini sebagian besar sudah mengikuti garis keturunan ayah atau patrilineal<ref>{{Cite web|title=Suku Tanjung Batak Berasal Dari Minangkabau Benarkah?|url=https://minangel.wordpress.com/2018/11/27/suku-tanjung-batak-berasal-dari-minangkabau-benarkah/}}</ref> yang dikenal dengan sebutan Marga Tanjung. Namun,beberapa kebudayaan mereka masih dipengaruhi budaya Minangkabau seperti adat sumando<ref>{{Cite book|date=1941|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-94-015-2672-2_32|title=Omzetting van Poesaka- in Pentjariangrond (1934)|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-94-015-1555-9|pages=392–395}}</ref>
 
== Pemekaran (Sub-sukuklan) ==
Suku ini mengalami pemekaran menjadi beberapa pecahan suku yaitu:
*Tanjuang Pisang (Tanjuang Sipisang).
Baris 61:
* Datuak Rajo Indo.
* Datuak Gamuak.
* Datuak Indomo (di [[Sungai Batang, Tanjung Raya, Agam| Nagari Sungai Batang, Kec. Tanjung Raya, Kab. Agam]]).<ref name="Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi">[[Hamka]] (2021). ''Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi''. Depok: Gema Insani. ISBN 978-602-250-916-5.</ref>
* Datuak Rajo Bandaro Basa (di [[Kuranji, Padang|Kec. Kuranji (wilayah adat Nagari Pauh IX), Kota Padang]]).
* Datuak Kayo.
Baris 94:
{{lihat pula|Daftar tokoh Minangkabau}}
<gallery class="center" classes="center" mode="nolines" caption="Beberapa tokoh dari suku Tanjung:">
File:Buya_Hamka_tanpa_tahun.jpg|[[Buya Hamka]],<ref name="Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi">[[Hamka]] (2021). ''Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi''. Depok: Gema Insani. ISBN 978-602-250-916-5.</ref> [[Majelis Ulama Indonesia|Ketua MUI ke-1]]
Berkas:Samaun_Bakri.jpg|[[Samaun Bakri]], Wartawan dan pejuang kemerdekaan Indonesia
File:Irwan Prayitno Okt 2016.jpg|[[Irwan Prayitno]], [[Daftar Gubernur Sumatera Barat|Gubernur Sumatera Barat Ke-9]]