Museum Tanadoang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wadaihangit (bicara | kontrib)
k #1Lib1Ref #1Lib1RefID
Silentwinner (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 1:
'''Museum Tanadoang''' atau '''Museum Nekara''' adalah [[museum]] khusus yang memberikan informasi tentang [[Budaya|kebudayaan]] [[masyarakat]] dan kegiatan [[perdagangan]] di [[Pulau Selayar]] pada [[masa lalu]]. Museum Tanadoang berlokasi di Poros Bandara Aroeppala KM. 4 Matalalang, [[Bontobangun, Bontoharu, Kepulauan Selayar|Bontobangun]], [[Bontoharu, Kepulauan Selayar|Bontoharu]]. [[Sistem koordinat geografi|Titik koordinat]]<nowiki/>nya di 6°08’57.3” Lintang Selatan hingga 120°27’13.9” Bujur Timur. Museum Tanadoang dapat diakses melalui [[Pelabuhan Benteng Selayar]] dengan jarak tempuh 3.9 [[Kilometer|km]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|date=2018|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5ee7b646044330d686cd/70a6a7ea1d66f2a3c2ad77ace0924d5a.pdf|title=Katalog Museum Indonesia Jilid II|location=Jakarta|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|pages=398|url-status=live}}</ref>
 
Museum Tanadoang berlokasi di Poros Bandara Aroeppala KM. 4 Matalalang, [[Bontobangun, Bontoharu, Kepulauan Selayar|Bontobangun]], [[Bontoharu, Kepulauan Selayar|Bontoharu]]. [[Sistem koordinat geografi|Titik koordinat]]<nowiki/>nya di 6°08’57.3” Lintang Selatan hingga 120°27’13.9” Bujur Timur. Museum Tanadoang dapat diakses melalui [[Pelabuhan Benteng Selayar]] dengan jarak tempuh 3.9 [[Kilometer|km]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|date=2018|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5ee7b646044330d686cd/70a6a7ea1d66f2a3c2ad77ace0924d5a.pdf|title=Katalog Museum Indonesia Jilid II|location=Jakarta|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|pages=398|url-status=live}}</ref>
 
== Sejarah ==
Kepemilikan museum diserahkan kepada [[Pemerintahan daerah|pemerintah daerah]] [[Kabupaten Kepulauan Selayar]]. Pengelolaannya diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar.<ref name=":0" /> Museum Tanadoang atau Museum Nekara adalah museum khusus tentang kebudayaan masyarakat dan kegiatan perdagangan di Pulau Selayar pada masa lalu. Koleksi museum berupa koleksi arkeologi, sejarah, numismatika, dan keramologi, serta ragam informasi sosial budaya terkait hari keagamaan dan pernikahan di Pulau Selayar. <ref name=":2">{{Cite web|last=Farid Wajdi|first=Muhammad|date=2024-06-15|title=Mengakrabi Museum di Sulawesi Selatan (3)|url=https://palontaraq.id/2024/06/15/mengakrabi-museum-di-sulawesi-selatan-3/|website=Palontaraq|access-date=2024-12-22}}</ref>
 
== Koleksi ==
Koleksi museum memberikan [[informasi]] khususnya mengenai hari [[Agama|keagamaan]] dan [[pernikahan]] di Pulau Selayar. Koleksi Museum Tanadoang berasal dari [[Museum Nekara]] yang diresmikan pada tanggal 2 Juni 1980. Bangunan Museum Nekara difungsikan sebagai kantor [[Bontoharu, Kepulauan Selayar|Kecamatan Bontoharu]], sehingga tidak terkelola dengan baik. Museum Tanadoang memamerkan koleksi [[arkeologi]], sejarah, [[numismatika]], dan [[keramologi]].<ref name=":0" /> Koleksi yang dipamerkan di museum ini berupa keping uang logam dan keramik yang berasal dari [[Dinasti Ming]], Swatow dan [[Dinasti Song|Dinasti Sung]]. Selain itu, juga terdapat miniatur perahu layar Kepulauan Selayar yang disebut Lambo yang merupakan alat transportasi pada zaman dulu.<ref name=":1">{{Cite web|date=2017-01-29|title=Napak Tilas Selayar Tempo Dulu di Museum Tanadoang|url=http://pariwisata.kepulauanselayarkab.go.id/2017/01/napak-tilas-selayar-tempo-dulu-di-museum-tanadoang/|website=Selayar|language=id|access-date=2024-05-23}}</ref> Di ruangan terdapat pakaian adat Kepulauan Selayar yang digunakan oleh para raja dan pemuka adat di zaman dahulu. Adapula keris dan senjata yang oleh raja-raja zaman dahulu digunakan untuk berperang atau ritual adat lainnya.<ref name=":1" />
 
Koleksi yang dipamerkan di museum ini berupa keping uang logam dan keramik yang berasal dari [[Dinasti Ming]], Swatow dan [[Dinasti Song|Dinasti Sung]]. Selain itu, juga terdapat miniatur perahu layar Kepulauan Selayar yang disebut Lambo yang merupakan alat transportasi pada zaman dulu.<ref name=":1">{{Cite web|date=2017-01-29|title=Napak Tilas Selayar Tempo Dulu di Museum Tanadoang|url=http://pariwisata.kepulauanselayarkab.go.id/2017/01/napak-tilas-selayar-tempo-dulu-di-museum-tanadoang/|website=Selayar|language=id|access-date=2024-05-23}}</ref>
 
DiDiruangan ruanganlain terdapatkita akan menemui pakaian adat Kepulauan Selayar yang dikenakan pada sebuah maniken. Pakaian adat ini digunakan oleh para raja dan pemuka adat di zaman dahulu. Adapula keris dan senjata yang oleh raja-raja zaman dahulu digunakan untuk berperang atau ritual adat lainnya. Dengan segala peninggalan yang masih tersisa di Museum Tanadoang, menjadi sebuah gambaran bahwa Kepulauan Selayar adalah wilayah yang menjadi pusat perdagangan dan peradaban di masa lalu. Dalam budaya dan keseharian masyarakat Kepulauan Selayar saat inipun, sisa-sisa peninggalan sejarah itu masih tergambar, mulai dari perayaan hari keagamaan, pesta perkawinan sampai pada perayaan hari keagamaan yang kerap masih diwarnai dengan nuansa budaya hindu dan tionghoa<ref name=":12" />
 
== Bangunan ==
Museum Tanadoang berbentuk rumah panggung yang merupakan bentuk dari rumah adat Kepulauan Selayar. Pada zaman dahulu, para raja menempati istana yang mirip dengan museum tersebut.<ref name=":1" /> Berkunjung ke Museum Tanadoang , pengunjung akan disambut oleh penjaga yang ditugaskan oleh pemerintah setempat. Setelah menaiki beberapa anak tangga, kita bisa menemui serambi rumah yang pada aman dahulu, oleh masyarakat Selayar digunakan untuk bersantai sehabis bekerja.<ref>{{Cite web|last=Selayar|first=Disparbud|date=2020-02-05|title=Napak Tilas Selayar Tempo Dulu di Museum Tanadoang|url=https://pariwisata.kepulauanselayarkab.go.id/2017/01/napak-tilas-selayar-tempo-dulu-di-museum-tanadoang/|website=Selayar|access-date=2024-12-22}}</ref>
 
== Referensi ==