Masalah kejahatan (filsafat): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Memperbaiki Typo, dan penambahan pranala. |
k Relevansi konten. Tag: VisualEditor Edit Check (references) activated Edit Check (references) declined (common knowledge) |
||
Baris 91:
== Argumen Teistik ==
Masalah kejahatan merupakan masalah yang serius bagi [[agama samawi]] seperti Kristen, Islam, dan Yahudi yang percaya kepada Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Tahu, dan Maha Baik;<ref>{{Cite book|last=Hume|first=David|url=https://www.gutenberg.org/ebooks/4583|title=Dialogues Concerning Natural Religion|publisher=Project Gutenberg|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite web|last=Brians|first=Paul|title=Problem of Evil|url=https://web.archive.org/web/20161018125339/http://public.wsu.edu/~brians/hum_303/evil.html|website=Washington State University}}</ref> Namun, pertanyaan mengapa kejahatan itu ada juga telah dipelajari dalam agama-agama non-teistik atau politeistik, seperti [[Buddhisme]], [[Hinduisme]], dan [[Jainisme]].<ref name="Harvey2013p141" /><ref>{{Cite book|last=Herman|first=Arthur L.|date=2000|title=The problem of evil and Indian thought|location=Delhi|publisher=Motilal Banarsidass|isbn=978-81-208-0753-2|edition=2. ed., repr}}</ref> Masalah kejahatan sudah menarik perhatian beberapa teolog untuk menjawabnya. Berikut beberapa tokoh yang membahas tentang masalah kejahatan.
=== Ibnu Qayyim ===
[[Ibnul Qayyim al-Jauziyyah]], dalam bukunya "Syifa 'ul 'Alil", pernah membahas tentang masalah kejahatan. Dalam menjawab masalah kejahatan, Ibnu Qayyim
Kedua, kejahatan sebagai jalan kepada kebaikan lainnya. Ibnu Qayyim menjelaskan:<blockquote>"Seandainya tidak ada ujian dan cobaan, niscaya tidak akan tampak keutamaan dari kesabaran, keridhaan, tawakal, jihad, keberanian, kelembutan, dan maaf...
|