Katedral Bandung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 32:
 
Gerejanya sendiri diberi nama St. Franciscus Regis pada tanggal [[16 Juni]] [[1895]]. Setelah Bandung memperoleh status ''[[gemeente]]'' (setingkat kotamadya) pada [[1906]], diputuskan untuk membangun bangunan gereja baru. Pembangunan bangunan yang baru dilaksanakan sepanjang tahun 1921. Katedral ini lalu diberkati pada [[19 Februari]] [[1922]] oleh Mgr. [[Edmundus Luypen]], S.J.
 
== Bangunan gereja ==
Gereja ini dibangun dengan prinsip dasar [[Neo-Gotik]], dengan beberapa sentuhan gaya Timur. Beberapa bagian struktur yang mengadopsi bentuk Gotik mencakup menara lonceng yang menjulang tinggi, ''rose window'' (kaca [[mawar]]), deretan [[kaca patri]], ''ribbed vault'' (rusuk yang berbentuk melengkung), dan bentuk utama gereja yang membentuk salib Latin. Elemen dekoratif bergaya Art Deco turut disertakan untuk menciptakan sebuah kontras. Pada bagian eksterior, digunakan ''moulding'' (lekukan pada dinding) yang menghasilkan bayangan dinamis akibat interaksi dengan sinar [[matahari]]. Desain ini terinspirasi oleh arsitektur Timur yang menampilkan lekuk-lekuk sebagai salah satu elemen pada permukaan bangunan.<ref name="hidup">{{cite web|url=https://www.hidupkatolik.com/2022/03/02/59516/potret-katedral-bandung-indah-fisik-sarat-makna.php|title=Potret Katedral Bandung: Indah Fisik, Sarat Makna|date=2 Maret 2022|accessdate=25 Desember 2024|publisher=Hidup Katolik}}</ref>
 
=== Eksterior ===
Di bagian bawah kaca mawar (''rose window'') terdapat tiga buah kolom yang melambangkan konsep ketidakterbatasan dalam Allah Tritunggal Mahakudus, yakni tidak memiliki awal maupun akhir. Kaca mawar tersebut terdiri dari sebuah lingkaran pusat yang dikelilingi oleh 12 lingkaran kecil. Lingkaran pusat melambangkan [[Yesus]], sedangkan dua belas lingkaran kecil menggambarkan [[Dua belas rasul|kedua belas murid-Nya]].<ref name="hidup"/>
 
Menara gereja terletak di sebelah kiri (saat dilihat dari pintu utama). Hal ini berkaitan dengan psikologis manusia yang "merasa lemah pada bagian kiri".<ref name="hidup"/>
 
=== Serambi dan panti umat ===
Saat memasuki pintu utama Katedral yang terletak di sisi barat, terdapat sebuah serambi (''narthex''), yang memiliki pencahayaan yang lebih redup dan langit-langit dibuat lebih rendah. Area ini dapat dimaknai sebagai ruang transisi dari ruang profan menuju ruang sakral, dengan adanya tempat air suci dan bejana pembaptisan. Di panti umat (''nave''), pencahayaan gereja lebih terang tetapi lembut. Adapun langit-langit di panti umat dibuat tinggi sebagai salah satu bentuk penerapan gaya Gotik. Di sekitar pintu utama juga terdapat sebuah gambar [[segitiga]] dengan [[mata]] di tengah-tengahnya, sebagai representasi atas Allah yang Mahatahu.<ref name="hidup"/>
 
Di dinding sisi utara Katedral Bandung, terdapat sebuah kaca patri bertuliskan IHS (''Iesus Humanum Salvator''). Di panti umat juga terdapat sejumlah patung, termasuk patung [[Santo Ignatius Loyola]] dan [[Santo Petrus]].
 
=== Panti imam ===
Pada panti imam terdapat tiga buah kaca lukis yang masing-masing merepresentasikan Perjamuan Terakhir, Penyaliban Yesus, dan juga Penampakan Yesus kepada Santa [[Teresa dari Avila]]. Selain [[altar]] yang digunakan untuk Perayaan Ekaristi pada masa kini, terdapat juga altar yang didirikan pada saat awal keberadaan Gereja Santo Petrus. Pada altar lama ini, terdapat juga sebuah [[tabernakel gereja|tabernakel]] dengan tulisan, ''Ecce Tabernaculum Dei Cum Hominibus'' yang berarti "Inilah Kemah Tuhan untuk manusia".<ref>{{cite journal|url=https://repository.maranatha.edu/859/|title=Perancangan Arsitektur Dan Desain Interior Rumah Tinggal|author=Amanda|year=2010|publisher=Universitas Kristen Maranatha|location=Bandung}}</ref>
 
Di sekitar panti imam terdapat juga Patung Bunda Maria.
 
== Imam kepala ==