Konten dihapus Konten ditambahkan
infobox yang panjang membuat gambar tergeser bawah sekali di tampilan web. gambar disembunyikan sementara
 
Baris 67:
[[Kamus Besar Bahasa Indonesia]] mendefinisikan kata bahasa Indonesia ''batik'' sebagai "kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya melalui proses tertentu."<ref>{{cite web |url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/batik|title=Batik|author=<!--Not stated-->|website=kbbi.kemdikbud.go.id |publisher= Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan}}</ref> Istilah ini diserap dari [[bahasa Jawa]] ''bathik'' ([[aksara Jawa]]: {{lang|jv|ꦧꦛꦶꦏ꧀}}, [[aksara Pegon|Pegon]]: {{lang|jv-Arab|باتيق}}).{{efn|Banyak sumber memberi penjelasan bahwa istilah ''bathik'' sendiri merupakan gabungan dua akar kata, misal ''amba'' "menulis" dan ''titik''.<ref>{{cite journal |last=Trixie|first=Alicia Amaris |title=Filosofi Motif Batik sebagai Identitas Bangsa Indonesia |date=July 2020 |journal=Folio |volume=1|issue=1|pages=1-19 |url=https://journal.uc.ac.id/index.php/FOLIO/article/view/1380}}</ref> Namun begitu penjelasan seperti ini bisa jadi tafsir [[keratabasa]] [[etimologi rakyat|rakyat]] karena kerap tidak memiliki sumber awal yang jelas dan tidak ditemukan dalam kamus Bahasa Jawa seperti ''Baoesastra Djawa''.}} Dalam ''Baoesastra Djawa'', ''bathikan'' juga dapat bermakna "menggambar" atau "menulis".<ref>{{Cite book|last=Poerwadharminta|first=WJS|year=1939|publisher=J. B. Wolters' Uitgevers-Maatschappij N. V. Groningen|place=Batavia|title=Baoesastra Djawa}}</ref> Makna ini dapat dibandingkan dengan pendapat [[Robert Blust]] yang menelusuri akar kata ''bathik'' hingga rekonstruksi [[Bahasa Proto-Austronesia|Proto-Austronesia]] ''*batik'' serta ''*beCik'' dengan makna umum "hiasan" atau "corak."{{sfn|Blust|1995|pp=496}}<ref>{{cite web |last1=Blust |first1=Robert |last2=Trussel |first2=Stephen |title=Austronesian Comparative Dictionary, web edition |url=https://www.trussel2.com/ACD/acd-s_b.htm#29977 |date=2020}}</ref>
 
Di Jawa, kata ''bathik/batik'' baru terekam dalam sumber-sumber tertulis pasca masa Hindu-Buddha, yakni dari abad 16 M ke atas.{{sfn|Langewis & Wagner|1964|pp=16}}{{sfn|Maxwell|2003|pp=325}} Satu-satunya istilah yang mungkin berhubungan dengan batik dalam sumber-sumber [[bahasa Jawa Kuno]] adalah ''tulis warna'' yang diduga setara dengan teknik batik tulis masa kini.{{sfn|Sardjono & Buckley|2022|pp=66}} Di luar Jawa, kata ''batik'' pertama terekam dalam dokumen pengiriman barang tahun 1641 dari kapal pedagang yang berlayar antara [[Batavia]]-[[Bengkulu]].{{sfn|Gittinger|1979|pp=16}}. Istilah batik menjadi lebih banyak diketahui di luar masyarakat Nusantara setelah terbitnya buku ''[[The History of Java]]'' oleh [[Thomas Stamford Raffles]] pada tahun 1817 yang memuat penjelasan proses membatik.{{sfn|Sardjono & Buckley|2022|pp=64}} Di masa kolonial Belanda, sumber Belanda menggunakan sejumlah variasi pengejaan seperti ''mbatik'', ''mbatek'', dan ''batek''.<ref>{{cite web |access-date=2024-08-30 |work=[[Oxford English Dictionary]] |title=batik |url=https://www.oed.com/dictionary/batik_n?tab=factsheet#26282814}}</ref><ref>{{cite web |url=https://www.dictionary.com/browse/batik |title=Batik |website=[[Dictionary.com]] |access-date=2024-08-30 }}</ref>
<!--DIMOHON AGAR TIDAK MEMASUKKAN KLAIM ARTI KATA TANPA SUMBER SEPERTI BERIKUT Secara etimologi, istilah "batik" berasal dari {{lang-jv|ꦲꦩ꧀ꦧꦛꦶꦏ꧀|ambathik}} yang dihasilkan dari [[Lakuran (linguistik)|lakuran kata]] {{lang|jv|ꦲꦩ꧀ꦧ}} (''amba'') yang berarti "lebar" atau "luas" (merujuk kepada kain), dan {{lang|jv|ꦤꦶꦛꦶꦏ꧀}} (''nithik'') yang berarti "membuat titik" dan kemudian berkembang menjadi istilah {{lang-jv|ꦧꦛꦶꦏ꧀|bathik}}, yang berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar. Batik juga disebut berasal dari Bahasa Melayu Kuno yakni Ba- yang merupakan imbuhan untuk kata kerja dan -tik yakni titik.
Jadi Batik berarti membuat titik. >> Istilah ''bathik'' kemudian diserap kedalam [[bahasa Indonesia]] menjadi "batik" dengan menggantikan bunyi huruf "-th" sebagai "-t" dikarenakan orang non-[[suku Jawa|Jawa]] tidak bisa melafalkannya dengan mudah.