Paus Pontianus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
TheKrakenz (bicara | kontrib) Mengubah Artikel Lama ke Baru Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source |
||
Baris 45:
|education =
}}
'''Santo Paus Pontianus''' adalah [[Uskup Roma]] yang ke-18, menjabat sebagai pemimpin [[Gereja Katolik Roma]] dari tahun 21 Juli 230 hingga 28 September 235. Ia dikenal sebagai paus pertama yang secara sukarela meletakkan jabatannya demi menjaga kesatuan gereja dalam masa penganiayaan besar oleh [[Kekaisaran Romawi]]. Kisah hidup dan masa kepemimpinannya diwarnai oleh pengabdian, penganiayaan, dan keteguhan iman, yang menjadi teladan bagi [[umat Kristen]] di masa-masa sulit.
==Kehidupan Awal==
Pontianus dilahirkan di [[Roma]] sekitar tahun 200 M dalam sebuah keluarga Kristen. Tidak banyak catatan mengenai kehidupan awalnya, namun Pontianus dikenal sebagai seorang yang saleh dan setia terhadap ajaran [[Kristus]] sejak masa mudanya. Ia aktif dalam pelayanan gereja dan menunjukkan keunggulan dalam kebijaksanaan serta kelembutan hati, yang kelak membawanya dipilih sebagai penerus [[Paus Urbanus I]].
==Kepausan (230–235)==
Pada 21 Juli 230, Pontianus diangkat sebagai '''Paus''' menggantikan [[Paus Urbanus I]]. Masa kepemimpinannya terjadi di tengah situasi yang menantang, di mana Gereja menghadapi ancaman dari dalam dan luar. Pada masa itu, penganiayaan terhadap [[umat Kristen]] semakin meningkat di bawah pemerintahan [[Alexander Severus|Kaisar Alexander Severus]] dan kemudian [[Maximinus Thrax|Kaisar Maximinus Thrax]].
===Kebijakan dan Kepemimpinan===
Sebagai Paus, Pontianus dikenal memimpin dengan tegas namun penuh kasih. Ia berupaya menjaga kesatuan gereja di tengah ancaman skisma, khususnya yang disebabkan oleh ajaran-ajaran [[bidaah]]. Salah satu langkahnya yang terkenal adalah mengutuk ajaran bidaah Origenisme, yang berkembang di [[Aleksandria]] pada masa itu.
Pontianus juga memastikan agar [[liturgi]] dan [[sakramen]] tetap dijalankan dengan tertib, meskipun [[umat Kristen]] sering kali harus beribadah secara rahasia. Ia menekankan pentingnya doa, [[sakramen Ekaristi]], dan penguatan iman dalam menghadapi penganiayaan.
==Penganiayaan dan Pembuangan==
Pada tahun 235, [[Maximinus Thrax|Kaisar Maximinus Thrax]] naik takhta dan melancarkan penganiayaan besar-besaran terhadap [[umat Kristen]]. Pontianus menjadi salah satu korban utama, karena perannya sebagai pemimpin gereja. Ia ditangkap bersama beberapa uskup dan imam lainnya, kemudian diasingkan ke tambang di [[Sardinia]], yang dikenal sebagai "pulau maut."
Di tengah penderitaan di pengasingan, Pontianus menunjukkan keberanian iman yang luar biasa. Ia terus menguatkan sesama tahanan dan mendorong mereka untuk tetap setia kepada [[Kristus]]. Namun, menyadari bahwa keberadaannya sebagai Paus di pengasingan dapat menghambat kesatuan gereja, Pontianus secara sukarela meletakkan jabatannya pada 28 September 235, menjadikannya paus pertama yang mengundurkan diri dalam sejarah gereja. Tindakan ini memungkinkan terpilihnya [[Paus Anterus]] sebagai penerusnya.
==Kematian dan Kanonisasi==
Pontianus meninggal di pengasingan, kemungkinan besar karena kerja keras dan kondisi yang tidak manusiawi di tambang [[Sardinia]]. Jenazahnya kemudian dipindahkan ke [[Roma]] pada masa kepemimpinan [[Paus Fabianus]] (236–250) dan dimakamkan di '''Katakomba Santo Kalistus'''.
Pontianus dihormati sebagai martir dan diangkat sebagai santo oleh [[Gereja Katolik]]. Hari peringatannya dirayakan pada tanggal 13 Agustus, bersamaan dengan [[Hippolitus|Santo Hippolitus]], seorang teolog terkenal yang juga dibuang ke [[Sardinia]] dan berdamai dengan gereja sebelum wafatnya.
==Referensi==
{{reflist}}
* {{CathEncy|wstitle= Pope St. Pontian}}
* Liber Pontificalis.
* Eusebius dari Kaisarea, Historia Ecclesiastica.
* Butler, Alban. Lives of the Saints.
* Kelly, J.N.D. The Oxford Dictionary of Popes.
{{Paus
|