Aswatama: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
||
Baris 53:
=== Serangan malam ===
[[File:Ashwashtama attack on shiva.jpg|thumb|Ilustrasi dari ''[[Razmnama]]'', menggambarkan adegan dalam ''[[Sauptikaparwa]]'', ketika Aswatama (kanan) menyerang makhluk jelmaan [[Siwa]] (kiri) yang berjaga di depan kemah [[Pandawa]]. ]]
Dalam kitab ''[[Sauptikaparwa]]'' dikisahkan bahwa pada hari ke-18 (hari berakhirnya berperang), penyintas perang dari pihak Korawa ada tiga orang: Aswatama, [[Krepa]], dan [[Kertawarma]]. Setelah perang di hari terakhir usai, mereka mendapati bahwa [[Duryodana]] terluka parah setelah berduel dengan [[Bhima|Bima]]. Dalam keadaan sekarat, Duryodana mengangkat Aswatama sebagai panglima tertinggi Korawa, dan memohon agar ia membalaskan dendam Duryodana. Aswatama—yang juga memiliki dendam—berjanji untuk membunuh para perwira pihak Pandawa demi Duryodana setelah perang berakhir secara resmi.
Terinsiprasi dari [[burung hantu]] yang menyambar [[gagak]] di tengah malam, Aswatama menggagas untuk melakukan serangan pada malam hari. Namun niatnya ditentang oleh Krepa karena itu merupakan perbuatan yang tidak adil. Aswatama pun mengutarakan bahwa peperangan memang tidak adil, dan semua pihak memang tidak adil. Pada akhirnya Krepa dan Kertawarma tetap mengikuti instruksi Aswatama untuk melakukan serangan malam di perkemahan para Pandawa. Di pintu gerbang perkemahan, mereka bertiga dihadang raksasa penjaga. Segala senjata yang diluncurkan Aswatama tidak mampu mengalahkan makhluk itu. Kemudian Aswatama
Pertama-tama, Aswatama mencari tenda [[Drestadyumna]] lalu membunuhnya. Keributan yang terjadi membuat [[Yudamanyu]] dan [[Utamoja]] bangun lalu bergegas ke tenda Drestadyumna. Namun mereka terbunuh oleh Aswatama yang telah mendapatkan kekuatan dari Siwa. Aswatama juga membunuh [[Pancakumara]] (lima putra Pandawa), [[Srikandi]], dan para kesatria yang ada di perkemahan, kemudian mengamuk bagaikan Rudra. Sementara itu, Krepa dan Kertawarma berjaga di gerbang perkemahan, dan membunuh para prajurit yang melarikan diri dari amukan Aswatama.
|