Liotironin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu dirapikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 64:
Liotironin disetujui untuk penggunaan medis pada tahun 1956.<ref name=AHFS2019/> Obat ini tersedia sebagai [[obat generik]].<ref name=BNF76>{{cite book|title=British National Formulary: BNF 76|date=2018|publisher=Pharmaceutical Press|isbn=9780857113382|pages=757|edition=76}}</ref>
==Kegunaan dalam medis==
Liotironin dapat digunakan ketika terjadi gangguan konversi T4 menjadi T3 di jaringan perifer.[1] Dosis liotironin untuk hipotiroidisme lebih rendah daripada [[levotiroksin]] karena merupakan obat sintetis yang lebih terkonsentrasi.[1] Sekitar 25 μg liotironin setara dengan 100 [[mikrogram|μg]] levotiroksin.[2]
 
Pada [[kanker tiroid]] atau [[penyakit Graves]], terapi ablasi dengan yodium radioaktif (131I) dapat digunakan untuk membuang sisa jaringan tiroid yang mungkin tersisa setelah [[tiroidektomi]] (pengangkatan kelenjar melalui pembedahan). Agar terapi 131I efektif, sisa jaringan tiroid harus rentan terhadap [[iodin|yodium]], yang dicapai dengan meningkatkan kadar TSH orang tersebut.[5] Untuk pasien yang mengonsumsi levotiroksin, TSH dapat ditingkatkan dengan menghentikan levotiroksin selama 3–6 minggu.[5] Periode penghentian hormon yang panjang ini diperlukan karena [[waktu paruh biologis]] levotiroksin yang relatif panjang, dan dapat mengakibatkan gejala [[hipotiroidisme]] pada pasien. [[Waktu paruh]] liotironina yang lebih pendek memungkinkan periode penghentian selama dua minggu, yang dapat meminimalkan gejala hipotiroidisme. Salah satu protokolnya adalah menghentikan levotiroksin, kemudian meresepkan liotironin saat kadar T4 menurun, dan akhirnya menghentikan liotironin dua minggu sebelum pengobatan yodium radioaktif.[5]
 
Liotironin juga dapat digunakan untuk koma miksedema karena onset aksinya yang lebih cepat jika dibandingkan dengan levotiroksin.[6] Penggunaan untuk pengobatan [[kegemukan|obesitas]] tidak direkomendasikan.[1]
 
===Depresi===
Menambahkan liotironin ke [[antidepresan trisiklik]] tampaknya bermanfaat, terutama pada wanita.[7] Algoritma yang dikembangkan dari uji coba STAR*D merekomendasikan liotironin sebagai pilihan ketika orang telah gagal dengan dua pengobatan [[antidepresan]].[8]
 
===Kehamilan===
Hormon tiroid ditransfer secara minimal ke janin atau plasenta, namun hingga Oktober 2014, penelitian belum menunjukkan adanya efek samping pada janin. Ibu dengan hipotiroidisme harus terus menjalani terapi penggantian hormon tiroid selama kehamilan untuk menghindari efek samping.[9][10]
 
===Menyusui===
[[Air susu ibu|ASI]] mengandung hormon tiroid dalam jumlah rendah, jadi penting untuk berhati-hati saat menyusui saat mengonsumsi liotironin.[9]
 
===Lansia===
Orang lanjut usia harus memulai dosis liotironin yang lebih rendah.[11] Konsentrasi plasma T3 pada populasi ini menurun sebesar 25% hingga 40%.[9] TSH harus dipantau secara rutin karena ada risiko [[penyakit jantung koroner]], [[hipertiroidisme]], dan pengeroposan tulang yang berlebihan akibat penggantian tiroid yang tidak memadai atau abnormal.[9]
 
==Kontraindikasi==
==Efek samping==