Soedirman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Badak Jawa (bicara | kontrib) k Mengembalikan suntingan oleh Robinsonmalau378 (bicara) ke revisi terakhir oleh Henri Aja Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1:
{{redirect|Sudirman|tokoh lainnya|Sudirman (disambiguasi)}}
{{Infobox officeholder
| honorific_prefix = {{ubl|[[
| image = Sudirman.jpg
| caption = Potret Soedirman, 1950
Baris 21:
| branch = {{ubl|{{flagicon image|Flag of PETA (Pembela Tanah Air).svg}} [[Pembela Tanah Air]]|{{flagicon image|Flag of the Indonesian Army.svg}} [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI Angkatan Darat]]}}
| serviceyears = 1944–1950
| rank = {{ubl|[[File:21-TNI Army-LG.svg|25px]] [[Letnan Jenderal]] (saat kematian)|[[File:22-TNI Army-GEN.svg|25px]] [[Jenderal (Indonesia)|Jenderal]] (anumerta)|[[File:23-TNI_Army-GA.svg|25px]] [[
| commands = {{ubl|Batalyon [[Pembela Tanah Air|PETA]], [[Banyumas]]|[[Tentara Keamanan Rakyat|TKR]] Divisi V, Banyumas|[[Tentara Nasional Indonesia]]}}
| battles = {{tree list}}
Baris 34:
| mawards = [[Pahlawan Nasional Indonesia]] ([[anumerta]], 1964)
}}
[[
Setelah [[Proklamasi kemerdekaan Indonesia|Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya]] pada 17 Agustus 1945, Soedirman melarikan diri dari pusat penahanan, kemudian pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden [[Soekarno]]. Ia ditugaskan untuk mengawasi proses penyerahan diri tentara [[Jepang]] di Banyumas, yang dilakukannya setelah mendirikan divisi lokal [[Badan Keamanan Rakyat]]. Pasukannya lalu dijadikan bagian dari Divisi V pada 20 Oktober oleh [[Panglima Tentara Nasional Indonesia|panglima angkatan perang]] sementara [[Oerip Soemohardjo]], dan Soedirman bertanggung jawab atas divisi tersebut. Pada tanggal 12 November 1945, dalam sebuah pemilihan untuk menentukan panglima besar TKR di [[Yogyakarta]], Soedirman terpilih menjadi [[Panglima Tentara Nasional Indonesia|panglima besar]], sedangkan Oerip Soemohardjo yang telah aktif di militer sebelum Soedirman lahir, menjadi [[Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia|kepala staf umum]]. Sembari menunggu pengangkatan, Soedirman memerintahkan serangan terhadap pasukan Inggris dan Belanda di [[Ambarawa]]. Pertempuran ini dan penarikan diri tentara Inggris menyebabkan makin kuatnya dukungan rakyat terhadap Soedirman, dan ia akhirnya diangkat sebagai panglima besar pada tanggal 18 Desember. Selama tiga tahun berikutnya, Soedirman menjadi saksi kegagalan negosiasi dengan tentara kolonial Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia, yang pertama adalah [[Perjanjian Linggarjati]] – yang turut disusun oleh Soedirman – dan kemudian [[Perjanjian Renville]] yang menyebabkan Indonesia harus mengembalikan wilayah yang diambilnya dalam [[Agresi Militer I]] kepada Belanda dan penarikan 35.000 tentara Indonesia. Ia juga menghadapi pemberontakan dari dalam, termasuk [[Peristiwa Madiun|upaya kudeta pada 1948]]. Ia kemudian menyalahkan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai penyebab penyakit [[tuberkulosis]]-nya; karena infeksi tersebut, paru-paru kanannya dikempeskan pada bulan November 1948.
|