Titthiya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
Faredoka (bicara | kontrib)
Baris 118:
=== Sutra Maha Kesadaran Sempurna ===
Selain itu, istilah ''tīrthika'' juga digunakan dalam Mahavaipulya Paripurna Buddhi Nitartha Sutra ("Sutra Maha Kesadaran yang Sempurna").<ref>{{Cite book|url=https://static.sariputta.com/pdf/tipitaka/1062/mahavaipulya-paripurna-buddhi-nitartha-sutrapdf.pdf|title=Mahavaipulya Paripurna Buddhi Nitartha Sutra (Sutra Maha Kesadaran yang Sempurna)|url-status=live}}</ref>
{{Blockquote|Ada sebagian umat yang bernasib kurang mujur. Meskipun selama ini mereka telah bertekad menuntut Dharma, namun malang sekali, semua guru yang ditemuinya adalah '''guru yang berpandangan sesat (Guru ''Tīrthika'')'''. Mereka dengan susah-payah berjuang seumur hidup, tapi tetap saja sulit mencapai kesadaran yang sempurna, juga sulit memperoleh jati-diri Paripurnabuddhi yang dimilikinya sejak awal itu. Inilah yang dinamakan Tirthikagotra. Kendati pun mereka adalah sekelompok murid sesat yang berpikiran sesat dan enggan mengubah jalan sesat menuju ke jalan yang benar, namun kesalahan itu bukan dari si murid, melainkan dari Sang Guru, dan Sang Guru-lah yang harus mempertanggung jawabkannya. Inilah Gotra yang Berakar Tidak Baik atau dengan kata lain Icchantikagotra."{{br}}
...{{br}}Kemudian, kalian boleh dengan khidmat menyatakan diri akan mengikuti jejak para Arya menjadi seorang Bodhisattva, lalu mengucapkan kata-kata dari Pranidhana (Janji Setia) sebagai berikut: O, Hyang Tathāgata! Namo Ratna Trayaya! Lindungilah aku! Bantulah aku agar mulai sekarang dapat ditempatkan di Alam Bodhisattvayāna, di Alam Bodhi yang dimiliki para Tathāgata! Dan kuharap dapat memperoleh kesempatan yang baik agar selama aku menuntut Dharma bisa menemukan Sang Tokoh Dharma yang bijak, bukan para '''Guru ''Tīrthika'' atau ''yāna-yāna'' yang lain'''. Aku bertekad dengan cita-cita yang suci, setahap demi setahap melepaskan berbagai Halangan hingga bersih tuntas. O, Hyang Tathāgata! Namo Ratna Trayaya! Apabila cita-citaku tercapai, aku akan dengan lahir-batin yang telah bebas, pergi menghadap Istana Dharma yang paling suci dan agung. Aku akan dengan Maha Kesadaran Diri menyaksikan Alam Bodhi yang demikian luas nan megah yang berasal dari jati-diri Paripurnabuddhi! Aku juga tidak akan melupakan tugasku dan bertekad kembali ke alam sengsara untuk menyelamatkan para umat di alamnya. Sekian!"|Mahavaipulya Paripurna Buddhi Nitartha Sutra}}
 
=== Sutra Mulia Mahāyāna “Pertanyaan tentang Ketidakegoisan” ===
Dalam Ārya­nairātmya­paripṛcchā­nāma­mahāyāna­ Sūtra, dijelaskan ringkasan:<ref>{{Cite web|title=Questions on Selflessness / 84000 Reading Room|url=https://84000.co/translation/toh173|website=84000 Translating The Words of The Buddha|language=en|access-date=2024-12-30}}</ref>
 
{{Blockquote|[Sutra ini] terdiri dari dialog antara sekelompok pengikut aliran Mahāyāna dan sekelompok '''''tīrthika''''', yang mengajukan beberapa pertanyaan tentang ajaran tentang ketidakegoisan. Dalam pertukaran pendapat berikutnya, para pendukung Mahāyāna menjelaskan ajaran ini dan ajaran-ajaran utama Buddha lainnya, seperti perbedaan antara realitas relatif dan realitas hakiki, asal mula penderitaan, kekosongan dan ilusi dari semua fenomena, dan jalan menuju pencerahan.|Ringkasan dari Ārya­nairātmya­paripṛcchā­nāma­mahāyāna­ Sūtra}}
 
== Referensi ==