Titthiya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 124:
[[Nigaṇṭha Nāṭaputta]] ([[Mahawira]]), ''[[Tirthankara|tīrthaṅkara]]'' [[Jainisme|agama Jainisme]] ke-24, adalah guru kelima yang ditanyai [[Ajatashatru|Ajātasattu]]. Nāṭaputta menjawab Ajātasattu dengan uraian tentang [[Jainisme|ajaran Jainisme]], yang, tidak seperti guru-guru sebelumnya, mengakui [[Sila (Buddhisme)|moralitas]] dan konsekuensi [[Karma dalam Buddhisme|karma]] di [[Punarbawa|kehidupan berikutnya]]. Akan tetapi, filosofi Nāṭaputta berbeda dari filosofi Buddha [[Karma dalam Jainisme|dalam keyakinannya]] bahwa perbuatan yang tidak disengaja dianggap membawa beban karma seperti halnya perbuatan yang disengaja; Buddhisme berpendapat bahwa hanya perbuatan yang disengaja (dengan [[Kehendak (Buddhisme)|kehendak/niat]] moral yang sesuai) yang berpotensi menghasilkan buah karma.<ref name=":12" />
Dalam Nigaṇṭha Sutta ([[Aṅguttara Nikāya|AN]] 10.78), Sang Buddha menguraikan sepuluh kualitas buruk penganut agama [[Jainisme]]:<ref>{{Cite web|title=AN 10.78: Nigaṇṭha Sutta|url=https://suttacentral.net/an10.78/|website=SuttaCentral|language=|access-date=2024-05-29}}</ref>
# Tidak memiliki [[Keyakinan dalam Buddhisme|keyakinan]] [terhadap [[Triratna]]] (''assaddhā'')
# [[Sīla|Dursila]] atau tidak bermoral (''dussīlā'')
|