Katedral Jakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 104:
 
''De Kerk van Onze Lieve Vrowe ten Hemelopneming'' (Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga) diresmikan dan diberkati oleh [[Vikaris Apostolik]] [[Edmundus Sybradus Luypen]], S.J. pada tanggal 21 April 1901. Dalam upacara peresmian tersebut banyak dihadiri para pejabat dan umat. Mgr. Luypen berdoa sejenak di hadapan patung Maria yang terdapat di antara dua pintu utama, lalu pada pukul 08.00, Mgr. Luypen mulai mengelilingi seluruh gereja dan memerciki dengan air suci sambil diiringi Paduan Suara Santa Sesilia. Paduan suara ini didirikan pada tanggal 22 November 1865 oleh C.G.F. can Arcken. Prosesi terdiri dari pembawa salib, [[putra altar]], para imam, dan Vikaris Apostolik pada barisan paling belakang. Di muka altar semua berlutut dan menyanyikan [[Litani Orang Kudus]]. Misa [[pontifikal]] dengan liturginya yang kuno nan luhur diselenggarakan oleh Mgr. Luypen dengan didampingi lima imam. Paduan Suara Santa Sesilia dengan pimpinan Toebosch menyanyikan Misa karangan Benoit dengan iringan organ.<ref name="Situs resmi Katedral Jakarta"/> Mulai sejak itu, gereja utama di Jakarta ini dapat disebut sebagai [[Katedral]], karena di dalamnya telah terdapat [[katedra]] yang melambangkan takhta bagi seorang uskup.
 
Ketika gedung ini pertama kali dibangun dulu, para pejabat ''genie'' (pasukan [[zeni]]) waktu itu menilai gedung gereja yang menghabiskan biaya 628.000 gulden rancangan P.Pastor A. Dijkmans tersebut sebagai "gedung yang terlampau kuat", mengingat struktur gedung dan material yang digunakan sungguh-sungguh pilihan yang terbaik. MakaHal sampaiini sekarangmembuat -bangunan 100Katedral tahunJakarta sesudahnyatetap -berdiri gerejategak Katolikhingga utamalebih didari Jakarta100 tetaptahun berdiri tegaksetelahnya.
 
=== 1901–sekarang ===
Baris 123 ⟶ 125:
 
Pada tahun [[2002]] juga sempat dilakukan pembersihan dan pengecatan ulang pada dinding luar gedung gereja Katedral karena lumut banyak tumbuh merambat di dinding.
 
Ketika gedung ini pertama kali dibangun dulu, para pejabat genie (pasukan zeni) waktu itu menilai gedung gereja yang menghabiskan biaya 628.000 gulden rancangan P.A Dijkmans tersebut sebagai "gedung yang terlampau kuat" mengingat struktur gedung dan material yang digunakan sungguh-sungguh pilihan yang terbaik. Maka sampai sekarang - 100 tahun sesudahnya - gereja Katolik utama di Jakarta tetap berdiri tegak.
 
== Arsitektur dan eksterior ==